Saturday, December 21, 2013

MENIPU DIRI SENDIRI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2013 -

Baca:  Mazmur 5:1-13

"Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu."  Mazmur 5:7

Tak seorang pun dari kita yang mau jika dirinya disebut sebagai penipu.  Secara umum, gambaran kita tentang penipu adalah orang yang terlibat dalam aksi kejahatan atau kriminalitas.  Penipu adalah orang yang telah berkata bohong  (tidak jujur), menipu orang lain, memutarbalikkan fakta atau perkataannya menyimpang dari kebenaran.  Yang jelas tindakan penipuan itu sangat merugikan orang lain dan juga bertentangan dengan hukum;  dan penipu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga  (baca  1 Korintus 6:9-10).

     Alkitab menyatakan bahwa tindakan menipu itu tidak hanya sebatas berkenaan dengan ucapan atau perkataan seseorang, namun memiliki makna yang lebih luas.  Pertanyaan:  pernahkah kita menipu diri sendiri?  Dengan spontan kita akan berkata bahwa itu pertanyaan yang tidak masuk akal.  Masakan ada orang yang menipu dirinya sendiri?  Inilah yang tidak disadari oleh banyak orang Kristen, padahal ini merupakan sebuah realita kehidupan.  Berikut ini adalah bukti bahwa seseorang telah menipu dirinya sendiri:  1.  Merasa diri tidak berdosa.  Ada tertulis:  "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."  (1 Yohanes 1:8).  Adakah di antara kita yang sempurna, tidak berbuat dosa atau melakukan pelanggaran?  Alkitab menegaskan bahwa  "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak."  (Roma 3:10).  Tapi masih banyak orang Kristen yang merasa dirinya paling benar dan paling suci sehingga dengan mudahnya menghakimi orang lain.  Jika kita demikian tak ubahnya kita seperti ahli Taurat dan orang Farisi yang dikecam oleh Tuhan Yesus,  "...di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan."  (Matius 23:28).  Jika kita merasa diri benar dan tidak berdosa, berarti kita ini adalah orang-orang yang menipu diri sendiri.

     Jangan menjadi orang yang munafik!  Mari jujur dan mengakui segala dosa dan pelanggaran kita di hadapan Tuhan, sebab  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).  Merasa diri benar adalah salah satu bukti bahwa kita menipu diri sendiri.  (Bersambung)

Friday, December 20, 2013

BAPTISAN BAGI ORANG PERCAYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2013 -

Baca:  Roma 6:1-14

"Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."  Roma 6:4

Tidak sedikit orang Kristen yang walaupun sudah dibaptis belum paham benar arti dan tujuan dari baptisan itu.  baptisan bagi orang Kristen adalah sebagai deklarasi atau pernyataan iman kita kepada Tuhan Yesus.  "Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 10:32).  Karena itu baptisan tidak bisa dianggap main-main karena merupakan komitmen kita kepada Tuhan.

     Memberikan diri untuk dibaptis berarti percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.  Jadi keinginan untuk dibaptis harus didasari oleh kerelaan, bukan karena terpaksa, desakan dari pihak lain atau hanya sekedar ikut-ikutan.  Dengan baptisan air hidup kita dibersihkan dari segala kotoran/kenajisan sehingga kita memiliki hati yang bersih dan murni.  "Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,"  (1 Petrus 3:21).

     Dibaptis juga berarti manusia lama kita turut dikuburkan bersama-sama dengan Kristus dalam kematianNya, dan kemudian kita dibangkitkan sebagai manusia baru...  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17), yang artinya berkomitmen untuk tidak lagi hidup menurut keinginan daging, melainkan menurut pimpinan Roh.  Jadi baptisan adalah sebuah komitmen untuk hidup serupa dengan Kristus.  Ada pun persyaratan baptis adalah orang yang sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang atas dasar kerelaannya sendiri memberi diri untuk dibaptis.  Alkitab menyatakan bahwa ada berkat di balik baptisan, yaitu kita beroleh pengampunan dosa dari Tuhan dan dariNya kita akan menerima karunia Roh Kudus  (baca  Kisah 2:38).  Maka dari itu jangan pernah main-main dengan baptisan!

Memberi diri untuk dibaptis berarti berkomitmen untuk menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan kita telah mati bagi dosa.