Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2013 -
Baca: Matius 28:16-20
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," Matius 28:19
Sebagai orang percaya kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah di tengah-tengah dunia ini, karena keberadaan kita adalah sebagai garam dan terang dunia, artinya harus menjadi kesaksian dan teladan yang baik bagi orang-orang yang belum percaya. Bukan hanya sampai di situ, di atas pundak kita ada amanat agung yaitu pergi, menjadikan semua bangsa murid Tuhan dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh kudus (ayat nas). Memberitakan Injil dan melayani jiwa-jiwa adalah nilai mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Di samping itu ada hal lain yang merupakan elemen penting dalam kehidupan orang percaya yaitu berkenaan dengan baptisan.
Baptisan air merupakan keputusan yang harus kita ambil setelah diselamatkan, sebagai pernyataan iman percaya kita terhadap keselamatan yang telah kita terima berdasarkan anugerah dari Tuhan Yesus. Ada pun baptisan itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, baptizo yang artinya 'to dip' (menenggelamkan atau membenamkan ke dalam air lalu mengeluarkannya lagi). Alkitab pun mencatat bahwa 'Yesus keluar dari air' sebagai tanda bahwa Ia ditenggelamkan ke dalam air (sungai Yordan). Sebagai pengikut Kristus kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (baca 1 Yohanes 2:6). Dengan kata lain kita harus meneladani Kristus. Salah satu teladan yang telah Tuhan Yesus berikan adalah tentang baptisan, di mana Ia sendiri rela menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan dari tanah Galilea di utara menuju tanah Yudea untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sugai Yordan, maka dari itu kita pun harus mengikuti jejakNya. "Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: 'Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?' Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: 'Biarlah hal itu terjadi,
karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.'
Dan Yohanespun menuruti-Nya." (Matius 3:13-15).
Jadi baptisan adalah perintah Tuhan bagi orang percaya. Yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat harus dibaptis. Jika dilihat dari bahasa aslinya, praktek baptisan adalah ditenggelamkan ke dalam air. (Bersambung)
Thursday, December 19, 2013
Wednesday, December 18, 2013
FIRMAN TUHAN BAGI ORANG PERCAYA (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Desember 2013 -
Baca: Mazmur 119:129-160
"Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya." Mazmur 119:160
Alkitab juga menyatakan bahwa firman Tuhan adalah perlengkapan senjata bagi orang percaya. Ia diibaratkan sebagai pedang Roh yang dapat digunakan dalam peperangan rohani, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Bahkan, "...firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Jadi kita harus tinggal di dalam firmanNya, dengan tidak "...lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Firman Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi kita untuk mengoreksi diri dan berbenah. "...jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin." (Yakobus 1:23). Dengan bercermin kita akan tahu bahwa di dalam diri kita mungkin masih ada ketidakberesan atau kotoran yang melekat yang harus segera dibersihkan. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Firman itu laksana api dan palu yang siap untuk menghanguskan, memurnikan dan menghancurkan yang keras. Tuhan berkata, "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yeremia 23:29). Proses itu memang sakit, makanya tidak mudah seseorang bersikap 'legowo' (rela, ikhlas) untuk ditegur, dikoreksi dan ditelanjangi dosa-dosanya.
Mari sadari proses itu bertujuan membentuk karakter kita lebih baik dan makin serupa dengan Kristus.
Jadikan firman Tuhan menu setiap hari supaya kerohanian kita kuat dan sehat!
Baca: Mazmur 119:129-160
"Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya." Mazmur 119:160
Alkitab juga menyatakan bahwa firman Tuhan adalah perlengkapan senjata bagi orang percaya. Ia diibaratkan sebagai pedang Roh yang dapat digunakan dalam peperangan rohani, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Bahkan, "...firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Jadi kita harus tinggal di dalam firmanNya, dengan tidak "...lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Firman Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi kita untuk mengoreksi diri dan berbenah. "...jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin." (Yakobus 1:23). Dengan bercermin kita akan tahu bahwa di dalam diri kita mungkin masih ada ketidakberesan atau kotoran yang melekat yang harus segera dibersihkan. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Firman itu laksana api dan palu yang siap untuk menghanguskan, memurnikan dan menghancurkan yang keras. Tuhan berkata, "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yeremia 23:29). Proses itu memang sakit, makanya tidak mudah seseorang bersikap 'legowo' (rela, ikhlas) untuk ditegur, dikoreksi dan ditelanjangi dosa-dosanya.
Mari sadari proses itu bertujuan membentuk karakter kita lebih baik dan makin serupa dengan Kristus.
Jadikan firman Tuhan menu setiap hari supaya kerohanian kita kuat dan sehat!
Subscribe to:
Posts (Atom)