Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Desember 2013 -
Baca: Kejadian 1:1-31
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi." Kejadian 1:26
Keberadaan kita di bumi ini bukanlah hasil evolusi, melainkan dirancang dan diciptakan oleh Tuhan. Bahkan kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia melebihi ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya, karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan Dia. Jadi kita ada bukan karena kebetulan, di balik itu semua Tuhan memiliki rancangan yang indah dan luar biasa atas hidup kita.
Adapun rancangan Tuhan dalam hidup kita adalah: Pertama, untuk memperoleh berkat Tuhan. Tertulis: "Allah memberkati mereka," (ayat 28). Jika keadaan kita sepertinya belum berubah dan belum mengalami berkat-berkat Tuhan, jangan kecewa. Kita harus dengan iman berkata bahwa hidup kita pasti diberkati Tuhan. Memang, akibat dosa, manusia hidup di bawah kutuk, tapi Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mengubah kutuk itu menjadi berkat. Ia datang untuk memulihkan segala sesuatu yang telah rusak. "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!'" (Galatia 3:13). Tuhan Yesus sendiri menegaskan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b).
Kedua, untuk beranak cucu dan hidup produktif. "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi..." (ayat 28). Kata 'produktif' di sini bukan hanya dalam hal keturunan, tetapi juga menghasilkan hal-hal yang baik bagi Tuhan sesuai dengan talenta dan karunia yang Dia berikan. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Tuhan menghendaki kita menghasilkan keturunan-keturunan yang berkarakter Ilahi; dan melalui pekerjaan baik yang kita lakukan, kehidupan kita akan menjadi berkat dan kesaksian bagi dunia. Inilah kehendak Tuhan bagi kita, karena keberadaan kita di tengah-tengah dunia adalah sebagai terang dunia dan garam dunia (baca Matius 5:13-16). Kalau garam itu menjadi tawar, bukankah ia tidak berguna lagi, selain dibuang? (Bersambung)
Thursday, December 12, 2013
Wednesday, December 11, 2013
BERUBAH DAN BERBUAH (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2013 -
Baca: Roma 7:1-12
"Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah." Roma 7:4
Buah merupakan indikator sebuah pohon sehat. Setiap pohon sehat pasti akan menghasilkan buah pada waktunya. Sebaliknya pohon yang tidak sehat sulit sekali untuk berbuah. Demikian pula orang percaya yang 'sehat' rohaninya pasti menghasilkan buah-buah sesuai pertobatannya. Buah-buah yang dimaksudkan adalah buah-buah Roh, yaitu "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23a). Sedangkan di dalam diri orang Kristen yang 'sakit' rohaninya mustahil ada buah-buah Roh.
Keberadaan kita ini diibaratkan sebuah ranting dan Tuhan Yesus adalah pokok anggurnya. Tuhan berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:2). Dikatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotongNya dan kemudian dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Itulah akhir dari pohon yang tidak menghasilkan buah. Demikian pula perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah: sudah tiga tahun lamanya si pemilik kebun tidak menemukan buah pada pohon aranya sehingga ia pun memerintahkan pengurus kebunnya untuk menebang pohon itu dengan berkata, "Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (baca Lukas 13:6-9).
Setiap orang percaya tidak bisa menghindarkan diri dari proses 'berubah dan berbuah' ini. Mengapa demikian? Karena hidup yang berubah dan berbuah adalah syarat untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Kadangkala kita merasa bahwa janji Tuhan itu sangat jauh dari kehidupan kita; dan kita pun berpikir bahwa Tuhan itu ingkar akan janji-janjiNya. Tidak sama sekali! Tak satu pun janji Tuhan yang tidak ditepatiNya. Pada saat yang tepat pasti digenapiNya!
Sebelum Tuhan menggenapi janjiNya Ia terlebih dahulu memproses dan membentuk kita supaya kita benar-benar menjadi orang Kristen yang makin hari makin dewasa di dalam Dia, sehingga kehidupan kita pun menjadi kesaksian yang memuliakan namaNya.
Baca: Roma 7:1-12
"Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah." Roma 7:4
Buah merupakan indikator sebuah pohon sehat. Setiap pohon sehat pasti akan menghasilkan buah pada waktunya. Sebaliknya pohon yang tidak sehat sulit sekali untuk berbuah. Demikian pula orang percaya yang 'sehat' rohaninya pasti menghasilkan buah-buah sesuai pertobatannya. Buah-buah yang dimaksudkan adalah buah-buah Roh, yaitu "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23a). Sedangkan di dalam diri orang Kristen yang 'sakit' rohaninya mustahil ada buah-buah Roh.
Keberadaan kita ini diibaratkan sebuah ranting dan Tuhan Yesus adalah pokok anggurnya. Tuhan berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:2). Dikatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotongNya dan kemudian dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Itulah akhir dari pohon yang tidak menghasilkan buah. Demikian pula perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah: sudah tiga tahun lamanya si pemilik kebun tidak menemukan buah pada pohon aranya sehingga ia pun memerintahkan pengurus kebunnya untuk menebang pohon itu dengan berkata, "Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (baca Lukas 13:6-9).
Setiap orang percaya tidak bisa menghindarkan diri dari proses 'berubah dan berbuah' ini. Mengapa demikian? Karena hidup yang berubah dan berbuah adalah syarat untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Kadangkala kita merasa bahwa janji Tuhan itu sangat jauh dari kehidupan kita; dan kita pun berpikir bahwa Tuhan itu ingkar akan janji-janjiNya. Tidak sama sekali! Tak satu pun janji Tuhan yang tidak ditepatiNya. Pada saat yang tepat pasti digenapiNya!
Sebelum Tuhan menggenapi janjiNya Ia terlebih dahulu memproses dan membentuk kita supaya kita benar-benar menjadi orang Kristen yang makin hari makin dewasa di dalam Dia, sehingga kehidupan kita pun menjadi kesaksian yang memuliakan namaNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)