Monday, December 9, 2013

MENANTIKAN JANJI TUHAN: Menjaga Perbuatan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2013 -

Baca:  Amsal 4:1-27

"Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan."  Amsal 4:27

Saat dilanda persoalan atau pergumulan yang hebat banyak dari kita yang cenderung mengalami kemerosotan rohani.  Kita tidak mampu lagi menjaga kualitas hidup rohani kita.  Semakin besar masalah menerpa bukannya makin mendekat kepada Tuhan, tapi kita semakin menjauh.  Bahkan kita menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan dengan mengomel, mengumpat, kecewa, jengkel, marah dan menyalahkan Tuhan.  Hal ini pun berimbas pada keseharian kita:  malas berdoa, malas baca Alkitab, malas beribadah.  Kemudian kita mencoba menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan akhirnya kembali kepada kehidupan lama.  Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Kudus, melainkan menuruti keinginan daging.  Alkitab menegaskan,  "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."  (Galatia 5:24).

     Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, siapa yang diuntungkan?  Iblis!  Ia  (Iblis)  akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terpuruk dan jatuh.  Karena itu dalam menantikan janji Tuhan kerohanian kita jangan sampai loyo dan semangat melayani Tuhan jangan mengendor.  Dalam Roma 12:11 dikatakan,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Sesulit apa pun situasinya mari tetap mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati.  Janganlah seperti Esau yang rela menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan  (baca  Ibrani 12:16-17).  Akhirnya penyesalan pun tiada guna.  Jangan pula seperti para pengikut Daud saat Ziklag terbakar, yang hendak melempari Daud dengan batu.  Namun Daud dalam keadaan terjepit dan pergumulan yang berat dapat menjaga sikap dan perilakunya dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan  (baca  1 Samuel 30:6).

     Daud melakukan tindakan yang benar:  datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala permasalahan kepadaNya.  Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya sendiri.

Masa-masa penantian adalah masa yang sangat menentukan, karena itu jagalah perilaku dan tetap hidup benar di hadapan Tuhan supaya janjiNya dinyatakan bagi kita tepat pada waktuNya.

Sunday, December 8, 2013

MENANTIKAN JANJI TUHAN: Menjaga Ucapan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2013 -

Baca:  Mazmur 39:1-14

"Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku;"  Mazmur 39:2

Ketika apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan seringkali yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata negatif sebagai ungkapan rasa kesal, kecewa dan marah.  Berhati-hatilah, sebab ucapan kita ibarat benih, suatu saat akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah.  Ada tertulis:  "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya."  (Amsal 18:20).  Pilihan ada pada kita:  memperkatakan yang baik atau buruk.  Bila sampai hari ini kita belum melihat apa yang baik janganlah bersungut-sungut atau mengomel, tetap perkatakan yang positif, ucapkanlah berkat, maka suatu saat berkat atau hal-hal positif itu akan benar-benar terjadi dalam hidup kita.  Ada kalimat bijak:  'Your word will save your world!'  Artinya perkataan kita dapat menyelamatkan dunia, perkataan kita dapat membentuk hidup kita.  Jika kita memperkatakan yang positif, maka yang positif ini akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita.  Begitu pula sebaliknya!  Karena itu  "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang."  (Kolose 4:6).

     Sebagai orang percaya kita memiliki kuasa perkataan yaitu perkataan di dalam nama Yesus.  Itu bukanlah perkataan biasa, melainkan perkataan yang mengandung kuasa dahsyat bila diucapkan dengan iman,  "... bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu."  (Bilangan 14:28).  Ini berarti Tuhan akan mengerjakan apa yang kita perkatakan.  Jika Tuhan yang melakukan, tidak ada yang mustahil, karena Ia sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada.  Namun kadang yang kita lihat dan alami justru sebaliknya, yaitu kesulitan demi kesulitan.  Jangan berkecil hati, percayalah dan terus perkatakanlah, maka seperti Tuhan menggenapi janjiNya kepada Yusuf, hal yang sama akan dilakukanNya bagi kita.

     Sebesar apa pun persoalan kita hari-hari ini jangan sampai menyurutkan iman kita sehingga kita tidak berani berkata-kata positif.  Perkatakan firman setiap hari, maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita.  Sesuatu yang luar biasa pasti akan terjadi!

"...tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya."  Markus 11:23