Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2013 -
Baca: Mazmur 39:1-14
"Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku;" Mazmur 39:2
Ketika apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan seringkali yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata negatif sebagai ungkapan rasa kesal, kecewa dan marah. Berhati-hatilah, sebab ucapan kita ibarat benih, suatu saat akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. Ada tertulis: "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." (Amsal 18:20). Pilihan ada pada kita: memperkatakan yang baik atau buruk. Bila sampai hari ini kita belum melihat apa yang baik janganlah bersungut-sungut atau mengomel, tetap perkatakan yang positif, ucapkanlah berkat, maka suatu saat berkat atau hal-hal positif itu akan benar-benar terjadi dalam hidup kita. Ada kalimat bijak: 'Your word will save your world!' Artinya perkataan kita dapat menyelamatkan dunia, perkataan kita dapat membentuk hidup kita. Jika kita memperkatakan yang positif, maka yang positif ini akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Begitu pula sebaliknya! Karena itu "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga
kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." (Kolose 4:6).
Sebagai orang percaya kita memiliki kuasa perkataan yaitu perkataan di dalam nama Yesus. Itu bukanlah perkataan biasa, melainkan perkataan yang mengandung kuasa dahsyat bila diucapkan dengan iman, "... bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu." (Bilangan 14:28). Ini berarti Tuhan akan mengerjakan apa yang kita perkatakan. Jika Tuhan yang melakukan, tidak ada yang mustahil, karena Ia sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Namun kadang yang kita lihat dan alami justru sebaliknya, yaitu kesulitan demi kesulitan. Jangan berkecil hati, percayalah dan terus perkatakanlah, maka seperti Tuhan menggenapi janjiNya kepada Yusuf, hal yang sama akan dilakukanNya bagi kita.
Sebesar apa pun persoalan kita hari-hari ini jangan sampai menyurutkan iman kita sehingga kita tidak berani berkata-kata positif. Perkatakan firman setiap hari, maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita. Sesuatu yang luar biasa pasti akan terjadi!
"...tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." Markus 11:23
Sunday, December 8, 2013
Saturday, December 7, 2013
MENANTIKAN JANJI TUHAN: Menjaga Ucapan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2013 -
Baca: Habakuk 3:1-19
"namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." Habakuk 3:18
Setiap kita pasti mengharapkan janji-janji Tuhan yang tertulis dalam Alkitab tergenapi dalam hidup kita meski hal itu membutuhkan proses penantian; dalam menantikan janji Tuhan tersebut mungkin kita mengalami pergumulan yang tidak mudah: masalah, kesesakan, situasi, keadaan sulit acapkali melemahkan iman dan membuat kita kehilangan fokus, padahal kita butuh iman yang teguh dan juga tindakan sebagai langkah iman.
Habakuk mengalami situasi yang buruk dan berada di tengah-tengah keadaan yang tidak pasti, di mana pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang. Secara manusia tidak ada harapan! Jadi sebenarnya Habakuk punya alasan untuk menjadi lemah, kecewa dan putus asa, namun ia tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan. Hal yang sama dilakukan Daud saat Ziklag terbakar, di mana ia tetap "...menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:6b).
Kita harus menyadari bahwa untuk dapat menerima janji Tuhan dibutuhkan tindakan dari pihak kita, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17), karena "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Maka kita harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin saja keadaan di sekitar kita begitu buruk, tidak ada sesuatu pun yang baik nampaknya, tapi kita harus tetap percaya kepada Tuhan dan melangkah dengan iman.
Kita pun harus bisa menjaga sikap kita sembari menantikan janji Tuhan tersebut, antara lain menjaga lidah atau ucapan kita. Lidah memegang peranan yang sangat penting dalam hidup seseorang, "...walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar." (Yakobus 3:5a). Banyak orang Kristen tidak menyadari akan hal ini. Akibatnya kita mudah sekali memperkatakan hal-hal yang buruk dan negatif. Alkitab dengan tegas menyatakan, "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). (Bersambung)
Baca: Habakuk 3:1-19
"namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." Habakuk 3:18
Setiap kita pasti mengharapkan janji-janji Tuhan yang tertulis dalam Alkitab tergenapi dalam hidup kita meski hal itu membutuhkan proses penantian; dalam menantikan janji Tuhan tersebut mungkin kita mengalami pergumulan yang tidak mudah: masalah, kesesakan, situasi, keadaan sulit acapkali melemahkan iman dan membuat kita kehilangan fokus, padahal kita butuh iman yang teguh dan juga tindakan sebagai langkah iman.
Habakuk mengalami situasi yang buruk dan berada di tengah-tengah keadaan yang tidak pasti, di mana pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang. Secara manusia tidak ada harapan! Jadi sebenarnya Habakuk punya alasan untuk menjadi lemah, kecewa dan putus asa, namun ia tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan. Hal yang sama dilakukan Daud saat Ziklag terbakar, di mana ia tetap "...menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:6b).
Kita harus menyadari bahwa untuk dapat menerima janji Tuhan dibutuhkan tindakan dari pihak kita, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17), karena "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Maka kita harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin saja keadaan di sekitar kita begitu buruk, tidak ada sesuatu pun yang baik nampaknya, tapi kita harus tetap percaya kepada Tuhan dan melangkah dengan iman.
Kita pun harus bisa menjaga sikap kita sembari menantikan janji Tuhan tersebut, antara lain menjaga lidah atau ucapan kita. Lidah memegang peranan yang sangat penting dalam hidup seseorang, "...walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar." (Yakobus 3:5a). Banyak orang Kristen tidak menyadari akan hal ini. Akibatnya kita mudah sekali memperkatakan hal-hal yang buruk dan negatif. Alkitab dengan tegas menyatakan, "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)