Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2013 -
Baca: Daniel 1:1-21
"Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang
ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali
lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di
seluruh kerajaannya." Daniel 1:20
Hari ini kita belajar dari seorang muda yang mampu 'mengalahkan' dunia. Daniel adalah orang muda yang memiliki roh luar biasa dan memiliki kualitas hidup di atas rata-rata. Dalam bahasa Ibrani nama 'Daniel' memiliki arti 'Tuhanlah hakimku'. Kata 'hakim' sendiri memiliki makna yang sangat luar biasa, suatu gambaran tentang kebijaksanaan yang di dalamnya terkandung hikmat, kekudusan, intelektual dan juga integritas. Daniel adalah salah seorang dari orang-orang muda pilihan yang ditangkap dan dibawa oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Yerusalem runtuh. "...orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik,
yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang
mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk
bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa
orang Kasdim." (Daniel 1:4). Di negeri Babel, oleh pemimpin pegawai istana, nama Daniel diganti menjadi Beltsazar.
Meski berada di negeri pembuangan, grafik kehidupan Daniel bukannya makin merosot, justru sebaliknya makin hari makin naik seperti janji firmanNya, "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun," (Ulangan 28:13). Keberhasilan Daniel didapat bukan karena melakukan kecurangan, suap atau kompromi, tapi karena ia memiliki kualitas hidup yang 'berbeda' dari orang lain. Inilah yang dilakukan Daniel: pertama, ia berkomitmen untuk hidup kudus. Bukanlah perkara yang mudah bagi anak muda untuk tidak menajiskan diri dari perkara-perkara duniawi. "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja
dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin
pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya." (Daniel 1:8).
Daniel bersikap tegas dan tidak mau berkompromi sedikit pun dengan dosa dan tetap berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidupnya. Apa kuncinya? "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. (Mazmur 119:9). (Bersambung)
Thursday, December 5, 2013
Wednesday, December 4, 2013
ORANG PERCAYA: Mengalahkan Dunia (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2013 -
Baca: Yesaya 42:1-9
"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa," Yesaya 42:6
Ada tertulis: "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Jadi "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Ini menunjukkan ada harga yang harus kita bayar untuk bisa mengalahkan dunia dan menjadi orang-orang yang berdampak. Pertanyaannya: "Siapakah kita menjadi perhatian dunia?" Kita bisa mengalahkan dan bahkan mengubah dunia di mana pun kita berada, tempat di mana kita berinteraksi langsung. Inilah yang dimaksud "...kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Jadi kita tidak harus menjangkau tempat yang jauh-jauh, namun di lingkungan terdekat sudahkah kita menjadi berkat?
Siap atau tidak siap, mau tidak mau, Tuhan ingin kita menjadi berkat supaya melalui perbuatan kita namaNya dipermuliakan. "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Kalau yang kita lakukan itu tidak baik, lebih jelek atau 'setali tiga uang' dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, apa istimewanya kita? Pasti orang dunia tidak akan mau melihat kita. Satu-satunya jalan adalah memiliki kehidupan dan karya yang lebih baik dari orang dunia, barulah mereka akan tertarik membicarakan kita, melihat kita dan akhirnya datang kepada kita.
Akhirnya, bagaimana kita bersikap dan bertindak akan menentukan 'kualitas dan posisi' kita di mata dunia. Karena itu kita harus mengarahkan iman kita kepada Tuhan, mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif. "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8), dan praktekkan iman itu dalam perbuatan nyata.
Orang Kristen yang benar mampu mengalahkan dunia dengan iman dan perbuatannya!
Baca: Yesaya 42:1-9
"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa," Yesaya 42:6
Ada tertulis: "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Jadi "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Ini menunjukkan ada harga yang harus kita bayar untuk bisa mengalahkan dunia dan menjadi orang-orang yang berdampak. Pertanyaannya: "Siapakah kita menjadi perhatian dunia?" Kita bisa mengalahkan dan bahkan mengubah dunia di mana pun kita berada, tempat di mana kita berinteraksi langsung. Inilah yang dimaksud "...kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Jadi kita tidak harus menjangkau tempat yang jauh-jauh, namun di lingkungan terdekat sudahkah kita menjadi berkat?
Siap atau tidak siap, mau tidak mau, Tuhan ingin kita menjadi berkat supaya melalui perbuatan kita namaNya dipermuliakan. "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Kalau yang kita lakukan itu tidak baik, lebih jelek atau 'setali tiga uang' dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, apa istimewanya kita? Pasti orang dunia tidak akan mau melihat kita. Satu-satunya jalan adalah memiliki kehidupan dan karya yang lebih baik dari orang dunia, barulah mereka akan tertarik membicarakan kita, melihat kita dan akhirnya datang kepada kita.
Akhirnya, bagaimana kita bersikap dan bertindak akan menentukan 'kualitas dan posisi' kita di mata dunia. Karena itu kita harus mengarahkan iman kita kepada Tuhan, mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif. "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8), dan praktekkan iman itu dalam perbuatan nyata.
Orang Kristen yang benar mampu mengalahkan dunia dengan iman dan perbuatannya!
Subscribe to:
Posts (Atom)