Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 November 2013 -
Baca: Daniel 6:1-29
"Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa." Daniel 6:17
Dalam doa juga terkandung kuasa menghasilkan sesuatu yang mustahil menjadi mungkin. Hana adalah wanita mandul yang secara manusia mustahil dapat memiliki anak. Tapi karena ia terus bertekun di dalam doa perkara yang ajaib pun terjadi. Tuhan mendengarkan seruan doanya sehingga "...mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki." (1 Samuel 1:20a). Kata Hana, "Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya." (1 Samuel 1:27). Jadi doa yang dilakukan dengan iman dan penuh keyakinan sangat besar kuasanya. saat menghadapi kesukaran kita harus makin meningkatkan jam-jam doa kita. Daniel pun melakukan hal ini: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;
tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya." (Daniel 6:11).
Meski harus dimasukkan ke dalam gua singa Daniel terluputkan dari maut karena tangan Tuhan sanggup mengatupkan mulut singa-singa itu. Kita tidak akan mampu bertahan di tengah kesukaran bila kita mengandalkan kekuatan kita yang sangat terbatas ini. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh pemazmur, "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2). 2. Kita harus memegang teguh janji Tuhan. Janji manusia seringkali berujung kepada ingkar dan mengecewakan, namun bila Tuhan yang berjanji cepat atau lambat pasti akan digenapi, sebab "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia,
sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau
berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Itulah sebabnya Daud berkata, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazmur 119:11). Karena keteguhannya dalam meegang janji Tuhan ini Daud memiliki keberanian Ilahi saat berhadapan dengan Goliat, karena ia sangat percaya akan kebesaran dan kuasa Tuhan.
Di tengah kesukaran dan goncangan yang terjadi mari makin melekat kepada Tuhan melalui doa dan iman percaya kita kepadaNya, Sebab "...inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita." 1 Yohanes 5:4b
Saturday, November 23, 2013
Friday, November 22, 2013
BERTAHAN DI TENGAH KESUKARAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 November 2013 -
Baca: Timotius 3:1-9
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Kepada Timotius rasul Paulus mengingatkan bahwa pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan datang masa yang sukar. Bukankah apa yang disampaikan oleh rasul Paulus ini benar-benar sedang kita rasakan? Saat ini semua umat manusia di belahan bumi mana pun tanpa terkecuali mengalami masa-masa sukar di segala aspek kehidupan ini. Keberadaan kita ini tak ubahnya seperti seorang prajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sehingga kita tidak boleh bersikap santai, berleha-leha, apalagi sampai tertidur, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan menjadi korban perang. Maka dari itu "...hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." (Efesus 6:10).
Situasi-situasi sukar yang sedang terjadi tentunya membuat banyak orang menjadi lemah, takut, kuatir dan putus asa. Namun sebagai anak-anak Tuhan yang mempunyai sandaran firman Tuhan tentunya kita memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia, karena melalui firmannya Tuhan telah memberikan kepada kita kiat-kiat dalam menghadapi masa-masa sukar itu. Hal yang harus kita lakukan agar dapat bertahan di tengah kesukaran yang terjadi adalah: 1. Kita harus berdoa. Doa merupakan salah satu kebenaran penting yang dilakukan dan diajarkan Tuhan Yesus kepada semua orang percaya. Tanpa doa, kita akan mengalami kematian rohani karena doa adalah nafas hidup kita, juga sebagai sarana mendekat kepada Tuhan dan berbicara denganNya. Tuhan Yesus menasihati kita untuk terus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Di segala keadaan kita harus tetap berdoa (baca 1 Tesalonika 5:17). Mengapa demikian? Sebab "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Di dalam doa ada kuasa mengubah ketakutan menjadi kekuatan. Yosafat, ketika bangsanya diserang bani Moab dan Amon, menjadi sangat takut, lalu ia mengambil keputusan mencari Tuhan. Bahkan, "Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).
Ketakutan yang ada dalam diri Yosafat berubah menjadi kekuatan yang dahsyat. Ia dengan penuh keberanian maju berperang dan akhirnya tampil sebagai pemenang oleh karena Tuhan turut bekerja dengan caraNya yang heran dan ajaib. (Bersambung)
Baca: Timotius 3:1-9
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Kepada Timotius rasul Paulus mengingatkan bahwa pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan datang masa yang sukar. Bukankah apa yang disampaikan oleh rasul Paulus ini benar-benar sedang kita rasakan? Saat ini semua umat manusia di belahan bumi mana pun tanpa terkecuali mengalami masa-masa sukar di segala aspek kehidupan ini. Keberadaan kita ini tak ubahnya seperti seorang prajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sehingga kita tidak boleh bersikap santai, berleha-leha, apalagi sampai tertidur, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan menjadi korban perang. Maka dari itu "...hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." (Efesus 6:10).
Situasi-situasi sukar yang sedang terjadi tentunya membuat banyak orang menjadi lemah, takut, kuatir dan putus asa. Namun sebagai anak-anak Tuhan yang mempunyai sandaran firman Tuhan tentunya kita memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia, karena melalui firmannya Tuhan telah memberikan kepada kita kiat-kiat dalam menghadapi masa-masa sukar itu. Hal yang harus kita lakukan agar dapat bertahan di tengah kesukaran yang terjadi adalah: 1. Kita harus berdoa. Doa merupakan salah satu kebenaran penting yang dilakukan dan diajarkan Tuhan Yesus kepada semua orang percaya. Tanpa doa, kita akan mengalami kematian rohani karena doa adalah nafas hidup kita, juga sebagai sarana mendekat kepada Tuhan dan berbicara denganNya. Tuhan Yesus menasihati kita untuk terus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Di segala keadaan kita harus tetap berdoa (baca 1 Tesalonika 5:17). Mengapa demikian? Sebab "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Di dalam doa ada kuasa mengubah ketakutan menjadi kekuatan. Yosafat, ketika bangsanya diserang bani Moab dan Amon, menjadi sangat takut, lalu ia mengambil keputusan mencari Tuhan. Bahkan, "Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3).
Ketakutan yang ada dalam diri Yosafat berubah menjadi kekuatan yang dahsyat. Ia dengan penuh keberanian maju berperang dan akhirnya tampil sebagai pemenang oleh karena Tuhan turut bekerja dengan caraNya yang heran dan ajaib. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)