Friday, November 22, 2013

BERTAHAN DI TENGAH KESUKARAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 November 2013 -

Baca:  Timotius 3:1-9

"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar."  2 Timotius 3:1

Kepada Timotius rasul Paulus mengingatkan bahwa pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan datang masa yang sukar.  Bukankah apa yang disampaikan oleh rasul Paulus ini benar-benar sedang kita rasakan? Saat ini semua umat manusia di belahan bumi mana pun tanpa terkecuali mengalami masa-masa sukar di segala aspek kehidupan ini.  Keberadaan kita ini tak ubahnya seperti seorang prajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sehingga kita tidak boleh bersikap santai, berleha-leha, apalagi sampai tertidur, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan menjadi korban perang.  Maka dari itu  "...hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya."  (Efesus 6:10).

     Situasi-situasi sukar yang sedang terjadi tentunya membuat banyak orang menjadi lemah, takut, kuatir dan putus asa.  Namun sebagai anak-anak Tuhan yang mempunyai sandaran firman Tuhan tentunya kita memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia, karena melalui firmannya Tuhan telah memberikan kepada kita kiat-kiat dalam menghadapi masa-masa sukar itu.  Hal yang harus kita lakukan agar dapat bertahan di tengah kesukaran yang terjadi adalah:  1.  Kita harus berdoa.  Doa merupakan salah satu kebenaran penting yang dilakukan dan diajarkan Tuhan Yesus kepada semua orang percaya.  Tanpa doa, kita akan mengalami kematian rohani karena doa adalah nafas hidup kita, juga sebagai sarana mendekat kepada Tuhan dan berbicara denganNya.  Tuhan Yesus menasihati kita untuk terus berdoa dengan tidak jemu-jemu.  Di segala keadaan kita harus tetap berdoa  (baca  1 Tesalonika 5:17).  Mengapa demikian?  Sebab  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Di dalam doa ada kuasa mengubah ketakutan menjadi kekuatan.  Yosafat, ketika bangsanya diserang bani Moab dan Amon, menjadi sangat takut, lalu ia mengambil keputusan mencari Tuhan.  Bahkan,  "Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa."  (2 Tawarikh 20:3).

     Ketakutan yang ada dalam diri Yosafat berubah menjadi kekuatan yang dahsyat.  Ia dengan penuh keberanian maju berperang dan akhirnya tampil sebagai pemenang oleh karena Tuhan turut bekerja dengan caraNya yang heran dan ajaib.  (Bersambung)

Thursday, November 21, 2013

IBADAH YANG SUNGGUH: Mendatangkan Berkat (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2013 -

Baca:  Hagai 1:1-4

"Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN."  Hagai 1:8

Mengapa kita harus beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh?  Karna di balik ibadah ada berkat-berkat yang luar biasa, baik berkat jasmani maupun rohani.

     Di dalam Keluaran 23:25 tertulis:  "Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu."  Roti dan air berbicara tentang kebutuhan hidup kita.  Tuhan akan mencukupkan apa yang kita perlukan asal kita beribadah kepada Tuhan dengan sungguh.  Firmannya menyatakan,  "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).  Asal kita mengutamakan Tuhan tidak ada hal-hal yang perlu kita kuatirkan, karena Tuhan akan mengerjakan bagiannya yaitu menyediakan apa yang kita perlukan:  apa yang hendak kita makan, minum dan pakai.  Marilah kita mengoreksi diri, mungkin selama ini kita kurang serius menjalankan ibadah kita sehingga berkat-berkat Tuhan sepertinya tertahan.  "Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."  (Hagai 1:9).

     Nasihat Rasul Paulus:  "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:8).  Ketika kita beribadah dengan sungguh Tuhan menggenapi janji-janjiNya saat kita masih berada di dunia ini, terlebih lagi untuk hidup yang akan datang ada mahkota kehidupan dan kehidupan kekal disediakan.  Melalui ibadah hubungan kita dengan sesama anggota keluarga Kerajaan Allah pun makin erat dan rukun.  Di mana ada umat Tuhan hidup rukun di situ pula Tuhan akan mencurahkan berkat-berkatNya  (baca Mazmur 133).

Tuhan akan membuat perbedaan antara orang yang sungguh beribadah kepadaNya dan yang tidak.  Karena itu tetap setialah beribadah kepadaNya!