Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2013 -
Baca: Zefanya 2:1-3
"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh," Zefanya 2:1
Hari-hari ini 'penyakit' suam-suam kuku dan acuh tak acuh terhadap perkara-perkara rohani menyerang banyak orang. Yang menjadi salah satu faktor penyebabnya adalah tekanan ekonomi. Tidak bisa dipungkiri, tingginya biaya kebutuhan hidup membuat banyak orang dihantui rasa kuatir. Keadaan ini tidak hanya melanda orang-orang dunia tapi juga dialami oleh banyak anak Tuhan, padahal firman Tuhan tak henti-hentinya mengingatkan, "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau
minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu
pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Kenyataannya kekuatiran timbul dalam hati dan pikiran kita. Hal ini tak ubahnya benih yang ditaburkan di tengah semak duri yaitu "...orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (Matius 13:22).
Rasa kuatir akan kebutuhan hidup (ekonomi) ini membuat kita tidak lagi punya gairah dan kerinduan mencari Tuhan. Hal ini juga dialami bangsa Israel sehingga Tuhan harus menegur mereka dengan keras melalui nabi Zefanya. Bangsa Israel cuek dan bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal rohani. Mereka tidak lagi bergairah mencari Tuhan, perkara-perkara rohani mereka kesampingkan. Kita pun sama, disibukkan dengan pekerjaan yang menyita hampir seluruh waktu kita. Dari pagi sampai malam yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, bagaimana supaya harta dan kekayaan kita makin berlimpah. 24 jam waktu yang diberikan Tuhan kita habiskan untuk mengejar perkara-perkara duniawi. Seminar-seminar kiat jitu menjadi kaya mendadak, menjadi miliarder tanpa modal dan sebagainya diserbu orang. Sementara untuk bersekutu dengan Tuhan dan mencari wajahNya kita sama sekali tidak punya gairah dan semangat sedikit pun. Akhirnya semua ibadah kita hanyalah sebatas rutinitas belaka.
Sampai kapan ini akan terjadi? Mari, selagi ada waktu dan kesempatan milikilah kesungguhan mencari Tuhan.
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Saturday, November 16, 2013
Friday, November 15, 2013
BERKAT-BERKAT PADANG GURUN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2013 -
Baca: Mazmur 136:1-26
"Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:16
Selama melewati padang gurun bangsa Israel justru mengalami mujizat-mujizat luar biasa. Tuhan menyediakan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Alkitab menyatakan, "Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak." (Nehemia 9:21). Penyertaan Tuhan tidak pernah berkurang dan kasihNya tidak pernah berubah sedikit pun meskipun bangsa Israel berulangkali menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan mereka. Di sepanjang perjalanan mereka tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan. Terhadap mereka Tuhan berkata, "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk." (Keluaran 32:9).
Berkat-berkat apa saja yang dialami bangsa Israel ketika berada di padang gurun? Mari membahas dua hal saja: 1. Berkat pemeliharaan. Selama 40 tahun di padang gurun bangsa Israel tidak pernah kekurangan makanan karena Tuhan selalu menyediakan manna setiap pagi yang "... warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31), serta burung puyuh di waktu petang. Selain itu mereka juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Tuhan memberi mereka minum dengan cara yang ajaib. Sungguh, Tuhan selalu punya cara yang ajaib untuk menolong mereka.
2. Berkat perlindungan. Padang gurun adalah tempat yang sangat ekstrem dan ganas. Siang hari begitu panas, malam hari sangat dingin. Tetapi "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." (Keluaran 13:21). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasihi umatNya. Sungguh, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Sayang, sebagian besar umat Israel harus mati di padang gurun sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian oleh karena ketidaktaatan mereka sendiri.
Di padang gurun pun Tuhan selalu punya cara ajaib untuk menolong umatNya!
Baca: Mazmur 136:1-26
"Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:16
Selama melewati padang gurun bangsa Israel justru mengalami mujizat-mujizat luar biasa. Tuhan menyediakan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Alkitab menyatakan, "Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak." (Nehemia 9:21). Penyertaan Tuhan tidak pernah berkurang dan kasihNya tidak pernah berubah sedikit pun meskipun bangsa Israel berulangkali menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan mereka. Di sepanjang perjalanan mereka tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan. Terhadap mereka Tuhan berkata, "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk." (Keluaran 32:9).
Berkat-berkat apa saja yang dialami bangsa Israel ketika berada di padang gurun? Mari membahas dua hal saja: 1. Berkat pemeliharaan. Selama 40 tahun di padang gurun bangsa Israel tidak pernah kekurangan makanan karena Tuhan selalu menyediakan manna setiap pagi yang "... warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31), serta burung puyuh di waktu petang. Selain itu mereka juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Tuhan memberi mereka minum dengan cara yang ajaib. Sungguh, Tuhan selalu punya cara yang ajaib untuk menolong mereka.
2. Berkat perlindungan. Padang gurun adalah tempat yang sangat ekstrem dan ganas. Siang hari begitu panas, malam hari sangat dingin. Tetapi "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." (Keluaran 13:21). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasihi umatNya. Sungguh, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Sayang, sebagian besar umat Israel harus mati di padang gurun sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian oleh karena ketidaktaatan mereka sendiri.
Di padang gurun pun Tuhan selalu punya cara ajaib untuk menolong umatNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)