Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2013 -
Baca: Mazmur 136:1-26
"Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:16
Selama melewati padang gurun bangsa Israel justru mengalami mujizat-mujizat luar biasa. Tuhan menyediakan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Alkitab menyatakan, "Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang
gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki
mereka tidak bengkak." (Nehemia 9:21). Penyertaan Tuhan tidak pernah berkurang dan kasihNya tidak pernah berubah sedikit pun meskipun bangsa Israel berulangkali menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan mereka. Di sepanjang perjalanan mereka tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan. Terhadap mereka Tuhan berkata, "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk." (Keluaran 32:9).
Berkat-berkat apa saja yang dialami bangsa Israel ketika berada di padang gurun? Mari membahas dua hal saja: 1. Berkat pemeliharaan. Selama 40 tahun di padang gurun bangsa Israel tidak pernah kekurangan makanan karena Tuhan selalu menyediakan manna setiap pagi yang "... warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31), serta burung puyuh di waktu petang. Selain itu mereka juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Tuhan memberi mereka minum dengan cara yang ajaib. Sungguh, Tuhan selalu punya cara yang ajaib untuk menolong mereka.
2. Berkat perlindungan. Padang gurun adalah tempat yang sangat ekstrem dan ganas. Siang hari begitu panas, malam hari sangat dingin. Tetapi "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk
menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk
menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." (Keluaran 13:21). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasihi umatNya. Sungguh, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Sayang, sebagian besar umat Israel harus mati di padang gurun sebelum mereka mencapai Tanah Perjanjian oleh karena ketidaktaatan mereka sendiri.
Di padang gurun pun Tuhan selalu punya cara ajaib untuk menolong umatNya!
Friday, November 15, 2013
Thursday, November 14, 2013
UJIAN PADANG GURUN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2013 -
Baca: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." Ulangan 8:2
Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus tempat latihan perang prajurit-prajurit Tuhan. Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa kita ke padang gurun untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi-pribadi tangguh dan berkualitas, sehingga pada saatnya kita menjadi prajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian.
Apa tujuan Tuhan membawa umatNya melewati padang gurun terlebih dahulu? Ia ingin kita memiliki kerendahan hati. Ulangan 8:2: "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu." (ayat nas), karena itu "...Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8:3). Tuhan membenci dosa kesombongan. Betapa banyak orang Kristen merasa mampu dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran dan segala hal yang dimiliki sehingga tidak bersandar kepada Tuhan sepenuhnya. Selain itu Tuhan hendak menguji isi hati, apakah kita sungguh-sungguh berpegang pada firman Tuhan, "dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." (Ulangan 8:2).
Adakalanya masalah diijinkan terjadi karena Tuhan hendak mengetahui motivasi kita dalam mengikut Dia: apakah kita sungguh-sungguh menanti-nantikan Tuhan dan menaati firmanNya dengan sepenuh hati atau tidak. Seringkali kita giat mencari Tuhan saat dalam masalah saja, tapi ketika masalah sudah selesai kita pun meninggalkan Tuhan. Tetaplah mengucap syukur ketika harus melewati padang gurun karena Tuhan memiliki rencana yang indah di balik itu!
Baca: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." Ulangan 8:2
Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus tempat latihan perang prajurit-prajurit Tuhan. Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa kita ke padang gurun untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi-pribadi tangguh dan berkualitas, sehingga pada saatnya kita menjadi prajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian.
Apa tujuan Tuhan membawa umatNya melewati padang gurun terlebih dahulu? Ia ingin kita memiliki kerendahan hati. Ulangan 8:2: "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu." (ayat nas), karena itu "...Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8:3). Tuhan membenci dosa kesombongan. Betapa banyak orang Kristen merasa mampu dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran dan segala hal yang dimiliki sehingga tidak bersandar kepada Tuhan sepenuhnya. Selain itu Tuhan hendak menguji isi hati, apakah kita sungguh-sungguh berpegang pada firman Tuhan, "dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." (Ulangan 8:2).
Adakalanya masalah diijinkan terjadi karena Tuhan hendak mengetahui motivasi kita dalam mengikut Dia: apakah kita sungguh-sungguh menanti-nantikan Tuhan dan menaati firmanNya dengan sepenuh hati atau tidak. Seringkali kita giat mencari Tuhan saat dalam masalah saja, tapi ketika masalah sudah selesai kita pun meninggalkan Tuhan. Tetaplah mengucap syukur ketika harus melewati padang gurun karena Tuhan memiliki rencana yang indah di balik itu!
Subscribe to:
Posts (Atom)