Wednesday, November 13, 2013

UJIAN PADANG GURUN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2013 -

Baca:  Matius 4:1-11

"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis."  Matius 4:1

Perjalanan hidup orang percaya takkan pernah lepas dari proses pembentukan Tuhan.  Ada pun proses itu bertujuan memurnikan kita dan menguatkan iman kita.  Proses pembentukan Tuhan ini sering disebut dengan 'padang gurun'.  Tuhan Yesus pun harus melewati 'padang gurun' sebelum Ia memulai pelayananNya.

     Bagi kebanyakan orang padang gurun adalah tempat yang sangat tidak enak sehingga mereka berusaha menghindarinya.  Namun bagi umat Tuhan padang gurun adalah tempat di mana karakter kita makin dibentuk dan kita dibawa Tuhan kepada pengalaman-pengalaman rohani yang luar biasa.  Mungkin saat ini kita sedang merasakan cobaan hidup yang berat, percayalah bahwa Tuhan  "...sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b)  dan  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia."  (1 Korintus 10:13a).  Sebagaimana Tuhan menyertai dan memelihara bangsa Issrael di padang gurun, Ia pun akan menyertai dan memelihara kita.

     Beberapa macam ujian:  pertama, ujian kebutuhan hidup.  Iblis berkata,  "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."  (Matius 4:3).  Roti berbicara tentang kebutuhan hidup.  Saat itu Iblis tahu bahwa Yesus sedang berpuasa 40 hari 40 malam dan pastilah Ia merasa lapar.  Karena itu Iblis 'memberi jalan ke luar' agar Yesus mau mengubah batu menjadi roti agar mendapatkan makanan.  Namun Yesus tidak menuruti, Ia berkata,  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Masalah ekonomi acapkali menjadi penyebab banyak orang Kristen meninggalkan Tuhan, bahkan ada yang sampai nekat mencari pertolongan kuasa gelap.  Kedua, ujian kemewahan dunia.  Iblis juga menawarkan dunia dengan segala kemewahannya kepada Yesus,  "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  (Matius 4:9), asal Dia mau menuruti permintaannya.  Akhirnya dengan keras Yesus berkata,  "Enyahlah, Iblis!"  (Matius 4:10).  Hari-hari ini ada banyak orang yang rela menjual iman dan keselamatannya karena tergiur mendapatkan jabatan, pasangan hidup dan segala hal yang ditawarkan oleh dunia ini.  (Bersambung)

Tuesday, November 12, 2013

DEWASA ROHANI: Tidak Tergantung Usia (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2013 -

Baca:  2 Tawarikh 34:1-7

"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri."  2 Tawarikh 34:2

Kedewasaan rohani Daud terbentuk melalui proses panjang yang merupakan dampak kedekatannya dengan Tuhan.  Sejak usia muda Daud sudah mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia senantiasa membangun keintiman dengan Tuhan.  "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."  (Mazmur 119:97)  dan  "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku."  (Mazmur 42:9).  Daud juga mencintai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam.  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Ini membuktikan bahwa Daud sangat mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh mencari Dia.  Kehidupan Daud pun berkenan pada Tuhan dan ia pun menjadi kesaksian bagi bangsanya.  Tuhan pun berkata,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).

     Contoh lain adalah Yosia.  Meski berusia muda ia mampu menjadi pemimpin yang baik bagi bangsanya dan menjadi teladan dalam hal kerohanian.  Ini terjadi karena Yosia mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia pun sanggup melakukan reformasi rohani atas bangsanya.  Ia menyerukan pertobatan nasional dengan jalan membersihkan penyembahan berhala:  segala perkakas yang telah dibuat untuk baal dibakarnya, orang-orang yang terlibat di dalamnya pun diberhentikan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala dimusnahkan  (baca  2 Raja-Raja 23:1-30).  Melalui kehidupan Yosia ini seluruh rakyat dibimbing kepada kebenaran dan memiliki hati takut akan Tuhan.  "Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia."  (2 Raja-Raja 23:25).

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  1 Timotius 4:12