Tuesday, November 12, 2013

DEWASA ROHANI: Tidak Tergantung Usia (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2013 -

Baca:  2 Tawarikh 34:1-7

"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri."  2 Tawarikh 34:2

Kedewasaan rohani Daud terbentuk melalui proses panjang yang merupakan dampak kedekatannya dengan Tuhan.  Sejak usia muda Daud sudah mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia senantiasa membangun keintiman dengan Tuhan.  "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."  (Mazmur 119:97)  dan  "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku."  (Mazmur 42:9).  Daud juga mencintai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam.  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Ini membuktikan bahwa Daud sangat mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh mencari Dia.  Kehidupan Daud pun berkenan pada Tuhan dan ia pun menjadi kesaksian bagi bangsanya.  Tuhan pun berkata,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).

     Contoh lain adalah Yosia.  Meski berusia muda ia mampu menjadi pemimpin yang baik bagi bangsanya dan menjadi teladan dalam hal kerohanian.  Ini terjadi karena Yosia mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia pun sanggup melakukan reformasi rohani atas bangsanya.  Ia menyerukan pertobatan nasional dengan jalan membersihkan penyembahan berhala:  segala perkakas yang telah dibuat untuk baal dibakarnya, orang-orang yang terlibat di dalamnya pun diberhentikan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala dimusnahkan  (baca  2 Raja-Raja 23:1-30).  Melalui kehidupan Yosia ini seluruh rakyat dibimbing kepada kebenaran dan memiliki hati takut akan Tuhan.  "Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia."  (2 Raja-Raja 23:25).

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  1 Timotius 4:12

Monday, November 11, 2013

DEWASA ROHANI: Tidak Tergantung Usia (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2013 -

Baca:  Mazmur 119:97-104

"Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  Mazmur 119:100

Banyak orang berpendapat bahwa semakin tua usia seseorang semakin dewasa pula kerohaniannya.  Benarkah demikian?  Jawabannya:  tidak selalu demikian.  Ada banyak orang yang sudah masuk kategori dewasa atau tua umurnya tapi masih saja belum dewasa rohani, alias masih sebagai kanak-kanak rohani.

     Perlu digarisbawahi di sini bahwa kedewasaan rohani seseorang itu tidak selalu sejalan dengan kedewasaan secara usia atau fisik.  Begitu juga lamanya seseorang dalam mengikut Tuhan atau menjadi Kristen tidak menjamin bahwa orang itu memiliki kedewasaan rohani.  Memang secara teori seharusnya demikian, namun faktanya tidaklah seperti itu;  semuanya sangat bergantung pada kesungguhan kita dalam mengejar perkara-perkara rohani.  Tanpa kesungguhan kita mencari Tuhan, orang yang sudah lama menjadi Kristen pun akan kalah dewasa secara rohani dengan orang muda yang sungguh-sungguh mencari Tuhan dalam hidupnya.  Tidak sedikit orang muda Kristen yang justru memiliki kedewasaan rohani dan jauh lebih mumpuni bila dibandingkan dengan mereka yang berusia tua.  Ada tertulis:  "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  (Ibrani 5:12-14).

     Jadi bukan perkara yang mustahil bila orang muda malah bisa menjadi teladan dalam hal kerohanian, bahkan menjadi pemimpin rohani.  Oleh karena itu jangan sekali-kali kita memandang sebelah mata terhadap anak-anak muda Kristen bila kita sendiri tidak bersungguh-sungguh di dalam Tuhan!  Daud adalah contoh orang muda yang memiliki kedewasaan rohani sehingga ia pun dapat berkata,  "Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  (ayat nas).  Dalam hal ini Daud bukan asal bicara, tapi benar-benar terbukti!  (Bersambung)