Monday, November 11, 2013

DEWASA ROHANI: Tidak Tergantung Usia (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2013 -

Baca:  Mazmur 119:97-104

"Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  Mazmur 119:100

Banyak orang berpendapat bahwa semakin tua usia seseorang semakin dewasa pula kerohaniannya.  Benarkah demikian?  Jawabannya:  tidak selalu demikian.  Ada banyak orang yang sudah masuk kategori dewasa atau tua umurnya tapi masih saja belum dewasa rohani, alias masih sebagai kanak-kanak rohani.

     Perlu digarisbawahi di sini bahwa kedewasaan rohani seseorang itu tidak selalu sejalan dengan kedewasaan secara usia atau fisik.  Begitu juga lamanya seseorang dalam mengikut Tuhan atau menjadi Kristen tidak menjamin bahwa orang itu memiliki kedewasaan rohani.  Memang secara teori seharusnya demikian, namun faktanya tidaklah seperti itu;  semuanya sangat bergantung pada kesungguhan kita dalam mengejar perkara-perkara rohani.  Tanpa kesungguhan kita mencari Tuhan, orang yang sudah lama menjadi Kristen pun akan kalah dewasa secara rohani dengan orang muda yang sungguh-sungguh mencari Tuhan dalam hidupnya.  Tidak sedikit orang muda Kristen yang justru memiliki kedewasaan rohani dan jauh lebih mumpuni bila dibandingkan dengan mereka yang berusia tua.  Ada tertulis:  "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  (Ibrani 5:12-14).

     Jadi bukan perkara yang mustahil bila orang muda malah bisa menjadi teladan dalam hal kerohanian, bahkan menjadi pemimpin rohani.  Oleh karena itu jangan sekali-kali kita memandang sebelah mata terhadap anak-anak muda Kristen bila kita sendiri tidak bersungguh-sungguh di dalam Tuhan!  Daud adalah contoh orang muda yang memiliki kedewasaan rohani sehingga ia pun dapat berkata,  "Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  (ayat nas).  Dalam hal ini Daud bukan asal bicara, tapi benar-benar terbukti!  (Bersambung)

Sunday, November 10, 2013

SALOMO: Gagal Ujian Berkat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2013 -

Baca:  1 Raja-Raja 11:1-13

"Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,"  1 Raja-Raja 11:9

Hikmat yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi Salomo sebagai pemimpin Israel berdampak positif dalam kehidupannya:  Salomo menjadi sangat terkenal dengan kebijaksanaannya.  Imbasnya adalah ke seluruh aspek kehidupannya, Salomo menjadi orang yang cakap di segala bidang, makin hari makin berhasil dan makin hari makin diberkati.  Akhirnya Salomo pun berlimpah dengan harta dan kekayaan.  Takhta, kekuasaan dan harta ada dalam genggamannya;  namun biasanya seseorang yang memiliki takhta dan harta kehidupannya tak jauh pula dari wanita.  Terbukti  "...raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,"  (1 Raja-Raja 11:1).

     Ternyata kehidupan yang diberkati Tuhan tidak menjamin seseorang akan semakin mengasihi Tuhan dan hidup dalam ketaatan.  Ada dua kemungkinan:  berkat dan kedudukan tinggi akan membuat seseorang semakin mengasihi Tuhan, atau malah sebaliknya membuat seseorang menjadi lupa diri, makin terlena dengan kenikmatan yang ada, dan akhirnya meninggalkan Tuhan dan berkompromi dengan dosa.  Inilah yang terjadi dalam diri salomo:  harta dan takhta membuatnya berubah, awalnya begitu mengasihi Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia, kini hatinya lebih condong kepada perkara-perkara duniawi.  Dengan harta yang melimpah Salomo berkesempatan memiliki banyak wanita dan memuaskan keinginan dagingnya, padahal Tuhan sudah mengingatkan,  "'Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.'  Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta."  (1 Raja-Raja 11:2).  Bahkan Alkitab mencatat:  "Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN."  (1 Raja-Raja 11:3).

     Karena harta, takhta dan wanita Salomo jatuh ke dalam penyembahan berhala.  Inilah yang menjadi awal kehancuran hidup Salomo!

Berkat melimpah membawa bumerang bagi Salomo, ia makin jauh dari Tuhan.