Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Oktober 2013 -
Baca: Kisah Para Rasul 4:1-22
"Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." Kisah 4:20
Pasca hari Pentakosta ada perubahan hidup yang luar biasa dalam diri murid-murid Tuhan Yesus. Mereka yang dulunya selalu dihinggapi rasa was-was, ragu dan takut berubah menjadi orang-orang pemberani karena Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka.
Sebelum terangkat ke sorga Yesus berkata, "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Hal itu tergenapi di hari Pentakosta, hari di mana Roh Kudus dicurahkan atas umat Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa "...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Kuasa adikodrati inilah yang memberikan keberanian kepada Petrus dan Yohanes untuk berbicara secara lantang di hadapan Mahkamah Agama, bersaksi tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sehingga "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui,
bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka;" (Kisah 4:13).
Keberanian ini juga yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, berani menghadapi segala sesuatu yang paling sulit sekali pun dalam kehidupan ini. Banyak orang tidak tahan terhadap badai permasalahan yang sedang terjadi karena di dalam diri mereka tidak ada kuasa; tetapi di dalam kita ada kuasa Roh Kudus yang memampukan kita untuk tetap berdiri dan tak tergoyahkan. Dengan Roh Kudus kita punya kuasa untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis. Karena itu jangan pernah takut dan malu untuk bersaksi tentang Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Keberanian bukan berarti tidak ada ujian dan tantangan, melainkan karena penyertaan Roh Kudus dalam hidup kita, di mana penyertaanNya sampai kepada kesudahaan zaman (baca Matius 28:20b). Dunia dengan segala cara berusaha menentang dan menghambat pemberitaan Injil. Di mana Injil diberitakan di situ pasti ada tekanan. Namun kita harus terus maju!
Jadilah orang-orang Kristen yang berani, "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." 1 Yohanes 4:4
Wednesday, October 30, 2013
Tuesday, October 29, 2013
KESEMPATAN DI BALIK KESUKARAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Oktober 2013 -
Baca: Bilangan 13:1-33
"Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Bilangan 13:30
Kita harus menyadari bahwa selama kaki kita masih menginjak bumi, masalah dan kesukaran selalu ada di mana saja dan kapan saja. Itu bisa menimpa siapa saja tanpa memandang bulu. Akankah kita terus larut dalam masalah dan kesukaran yang ada? Tawar hati hanya akan membuat semangat hidup kita padam dan iman menjadi lemah. Mata rohani pun menjadi buta sehingga kita tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan. Tuhan menjadi tampak kecil sedangkan persoalan kian menjadi besar.
Inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mendengar laporan negatif dari sepuluh orang pengintai. Bangsa Israel menangis dengan suara nyaring, menyesali diri, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan dan meminta untuk kembali ke Mesir (baca Bilangan 14:1-4). Namun Kaleb dan Yosua tampil sebagai pribadi yang berbeda. Keduanya memiliki Roh yang berbeda, di mana mereka mampu melihat kesempatan di balik kesukaran yang ada meskipun secara kasat mata mustahil bisa mengalahkan musuh, karena penduduk Kanaan memiliki perawakan tinggi-tinggi seperti raksasa. Namun Kaleb dan Yosua tidak terbawa arus, keduanya tetap menguatkan hati dan tidak memusatkan perhatian pada masalah dan kesukaran, tapi mengarahkan mata rohaninya kepada Tuhan yang hidup, yang memiliki rencana yang indah bagi kehidupan mereka. Visi inilah yang membuat keduanya mampu menguasai keadaan dan bersikap tenang. Mereka sangat percaya akan rencana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir ke "...suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus." (Keluaran 3:8); bukan untuk mati di padang gurun, tetapi mewarisi tanah Kanaan, tanah Perjanjian.
Dalam kesukaran selalu ada kesempatan yang terbuka ketika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, karena kuasa Tuhan sangat tak terbatas, sementara kekuatan manusia sangatlah terbatas!
"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?" Yeremia 32:27
Baca: Bilangan 13:1-33
"Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Bilangan 13:30
Kita harus menyadari bahwa selama kaki kita masih menginjak bumi, masalah dan kesukaran selalu ada di mana saja dan kapan saja. Itu bisa menimpa siapa saja tanpa memandang bulu. Akankah kita terus larut dalam masalah dan kesukaran yang ada? Tawar hati hanya akan membuat semangat hidup kita padam dan iman menjadi lemah. Mata rohani pun menjadi buta sehingga kita tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan. Tuhan menjadi tampak kecil sedangkan persoalan kian menjadi besar.
Inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mendengar laporan negatif dari sepuluh orang pengintai. Bangsa Israel menangis dengan suara nyaring, menyesali diri, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan dan meminta untuk kembali ke Mesir (baca Bilangan 14:1-4). Namun Kaleb dan Yosua tampil sebagai pribadi yang berbeda. Keduanya memiliki Roh yang berbeda, di mana mereka mampu melihat kesempatan di balik kesukaran yang ada meskipun secara kasat mata mustahil bisa mengalahkan musuh, karena penduduk Kanaan memiliki perawakan tinggi-tinggi seperti raksasa. Namun Kaleb dan Yosua tidak terbawa arus, keduanya tetap menguatkan hati dan tidak memusatkan perhatian pada masalah dan kesukaran, tapi mengarahkan mata rohaninya kepada Tuhan yang hidup, yang memiliki rencana yang indah bagi kehidupan mereka. Visi inilah yang membuat keduanya mampu menguasai keadaan dan bersikap tenang. Mereka sangat percaya akan rencana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir ke "...suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus." (Keluaran 3:8); bukan untuk mati di padang gurun, tetapi mewarisi tanah Kanaan, tanah Perjanjian.
Dalam kesukaran selalu ada kesempatan yang terbuka ketika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, karena kuasa Tuhan sangat tak terbatas, sementara kekuatan manusia sangatlah terbatas!
"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?" Yeremia 32:27
Subscribe to:
Posts (Atom)