Sunday, October 27, 2013

TIDAK BERANI BERKATA 'TIDAK'

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Oktober 2013 -

Baca:  Mazmur 36:1-13

"Kejahatan dirancangkannya di tempat tidurnya, ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik; apa yang jahat tidak ditolaknya."  Mazmur 36:5

Perhatikan teguran Tuhan kepada jemaat di Laodikia ini,  "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:16).  Bukankah banyak orang Kristen yang kondisinya suam-suam kuku, tidak dingin atau panas?  Ibadah memang rajin, tapi mereka tetap saja berkompromi dengan dosa.  Mereka sulit sekali berkata 'tidak' terhadap dunia ini.

     Ketidakberanian dan ketidaktegasan untuk berkata 'tidak' kepada dosa seringkali menjadi penyebab utama kita tidak bisa maju di dalam Tuhan.  Akhirnya kekristenan kita tetap saja standar, biasa-biasa saja dan tidak berdampak terhadap orang lain.  Apalagi dalam budaya timur seringkali kita merasa sungkan dan sulit sekali menolak ajakan orang lain, walaupun kita tahu ajakan itu untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari kebenaran.  Sungguh benar ayat nas di atas:  "...apa yang jahat tidak ditolaknya."

     Sebagai anak-anak Tuhan, yaitu anak-anak terang, kita harus bersikap tegas terhadap pilihan-pilihan yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam dosa;  memiliki keberanian untuk berkata 'tidak' terhadap segala bentuk kejahatan meski terkadang kita harus berhadapan dengan resiko yang tidak mudah.  Contoh Yusuf, karena takut akan Tuhan ia dengan penuh ketegasan menolak bujuk rayu isteri Potifar.  "'Marilah tidur dengan aku.'  Tetapi Yusuf menolak...Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?  Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia."  (baca Kejadain 39:7-10).  Dan karena keberanian menolak rayuan isteri Potifar ini Yusuf harus menanggung resiko yaitu difitnah dan akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.  Ada harga yang harus dibayar untuk hidup dalam kebenaran!  Mampukah kita bersikap seperti Yusuf ini?  Atau malah sebaliknya, kita tak berdaya dan dengan gampanya berkata 'ya' meski kita tahu benar bahwa perbuatan itu dosa?  Mana yang harus Saudara pilih:  takut kepada manusia atau kepada Tuhan?

Berkompromi dengan dosa bukti bahwa kita ini hanyalah Kristen-Kristenan!

Saturday, October 26, 2013

HARGA SEBUAH PENANTIAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2013 -

Baca:  Matius 7:7-11

"Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  Matius 7:8

Saat ini masih ada orang Kristen yang bermalas-malasan membaca Alkitab.  Mereka membaca Alkitab hanya saat beribadah saja, sedangkan di luar jam-jam itu Alkitab sama sekali tidak disentuhnya.  Itu adalah kerugian besar!  Pemazmur menegaskan bahwa  "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:2-3).  Begitu juga pesan Tuhan kepada Yosua,  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).  Itulah sebabnya Daud pun berkata,  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Jadi membaca dan merenungkan firman Tuhan serta melakukannya setiap hari adalah kunci mengalami hidup yang berkemenangan, diberkati, berhasil dan beruntung.

     Firman Tuhan dipenuhi janji-janji Tuhan yang akan dinyatakan dalam kehidupan orang percaya.  Ada pun janji Tuhan itu adalah ya dan amin.  Salah satu janji Tuhan yang tertulis dalam firmanNya adalah:  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."  (Matius 7:7).  Janji Tuhan tersebut cepat atau lambat pasti akan digenapi asalkan kita berjalan di jalur yang benar  (sesuai dengan firmanNya).  Dalam Yesaya 40:31 dikatakan,  "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." 

     Nasihat ini bukan sekedar untuk menghibur tetapi untuk kita praktekkan dalam kehidupan setiap hari.  Namun untuk melakukannya dibutuhkan iman yang aktif, karena dalam masa penantian ini ada harga yang harus kita bayar:  kesabaran, ketekunan, dan kesetiaan.

Sudahkah kita sabar, tekun dan setia mengerjakan bagian kita?