Saturday, October 26, 2013

HARGA SEBUAH PENANTIAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2013 -

Baca:  Matius 7:7-11

"Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  Matius 7:8

Saat ini masih ada orang Kristen yang bermalas-malasan membaca Alkitab.  Mereka membaca Alkitab hanya saat beribadah saja, sedangkan di luar jam-jam itu Alkitab sama sekali tidak disentuhnya.  Itu adalah kerugian besar!  Pemazmur menegaskan bahwa  "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:2-3).  Begitu juga pesan Tuhan kepada Yosua,  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).  Itulah sebabnya Daud pun berkata,  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Jadi membaca dan merenungkan firman Tuhan serta melakukannya setiap hari adalah kunci mengalami hidup yang berkemenangan, diberkati, berhasil dan beruntung.

     Firman Tuhan dipenuhi janji-janji Tuhan yang akan dinyatakan dalam kehidupan orang percaya.  Ada pun janji Tuhan itu adalah ya dan amin.  Salah satu janji Tuhan yang tertulis dalam firmanNya adalah:  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."  (Matius 7:7).  Janji Tuhan tersebut cepat atau lambat pasti akan digenapi asalkan kita berjalan di jalur yang benar  (sesuai dengan firmanNya).  Dalam Yesaya 40:31 dikatakan,  "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." 

     Nasihat ini bukan sekedar untuk menghibur tetapi untuk kita praktekkan dalam kehidupan setiap hari.  Namun untuk melakukannya dibutuhkan iman yang aktif, karena dalam masa penantian ini ada harga yang harus kita bayar:  kesabaran, ketekunan, dan kesetiaan.

Sudahkah kita sabar, tekun dan setia mengerjakan bagian kita?

Friday, October 25, 2013

HAMBA YANG SETIA ATAU JAHAT (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Oktober 2013 -

Baca:  Pengkotbah 9:1-12

"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  Pengkotbah 9:10

Inilah konsekuensi yang harus diterima oleh hamba yang jahat dan malas:  "Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."  (Matius 25:28, 30).  Sebaliknya terhadap hamba yang setia dan tekun mengembangkan talenta yang dipercayakan, tuannya berkata,  "...Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."  (Matius 25:23).  Kita termasuk hamba yang mana?  Hamba yang baik dan setia atau hamba yang jahat dan malas?

     Karena itu biarlah kita lakukan dengan setia dan penuh tanggung jawab segala tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita.  Jangan sekalipun kita menganggap remeh atau sepele!  Jangan pula kita kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan!  Banyak orang Kristen yang pada awalnya begitu menyala-nyala dalam melayani Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, terlebih-lebih saat menghadapi masalah dan ujian, semangatnya perlahan-lahan mengendur, makin hari makin merosot dan mengalami kemunduran.  Mereka telah kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan, lari dari tanggung jawab, dan akhirnya meninggalkan pelayanan.  Janganlah kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia ini pada saatnya harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

     Tidak semua orang beroleh kepercayaan dari Tuhan, maka adalah berkat dan anugerah yang tak ternilai jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk mengembangkan talenta itu!  Mungkin saja saat ini kita belum mengalami penggenapan janji-janji Tuhan sepenuhnya atau kenyataan yang kita alami belum seperti yang kita harapkan, namun Tuhan tidak pernah tertidur, jerih lelah kita tidak akan pernah sia-sia!

"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  Ibrani 10:36