Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Oktober 2013 -
Baca: Yakobus 2:1-13
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik." Yakobus 2:8
Definisi dari kasih adalah bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dengan memberikan PuteraNya, Yesus Kristus, datang ke dunia dan mati di atas Kalvari sebagai perdamaian bagi dosa-dosa kita (baca 1 Yohanes 4:10). Karena kasihNya, dosa-dosa kita diampuni, dan kita pun beroleh keselamatan. Setiap orang percaya yang telah menerima kasih Allah ini jugalah yang beroleh kuasa untuk mengasihi sesamanya. Kasih adalah karakter Allah sendiri yang mengalir ke dalam hati orang percaya sehingga kita beroleh kesanggupan untuk mengasihi orang lain. Jadi kasih itu bukan berasal dari diri kita sendiri, tapi berasal dari kasih Allah; dan "...jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi." (1 Yohanes 4:11). Kita yang sudah menerima kasih dari Allah wajib dan harus membagikannya kepada sesama sesuai dengan hati Allah. Karena itu kasih harus merupakan life style kita.
Kita dikatakan telah mempraktekkan kasih Tuhan kepada sesama apabila di dalam hati kita tidak ada kebencian. "Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya." (1 Yohanes 4:20). Kebencian dan kasih merupakan dua hal yang sangat bertolak belakang. Mustahil kita mengatakan mengasihi Tuhan jika dalam praktek sehari-hari kita masih membenci orang lain; jika demikian kita disebut pendusta. Mengasihi sesama juga berarti tidak mudah menghakimi orang lain (baca Matius 7:1-2): menghakimi berarti tidak melihat keadaan diri sendiri, namun cenderung melihat kehidupan orang lain dengan penuh kritikan. Hanya kasih Tuhan sanggup menolong kita untuk tidak menghakimi orang lain.
Bukti lain bahwa kita mengasihi orang lain adalah ketika kita tidak berbuat jahat, melainkan selalu berbuat baik kepada sesama kita. Ketika kita memiliki kasih Yesus kita diberikan kesanggupan untuk berbuat baik, karena orang Kristen haruslah memiliki kehidupan yang meneladani Kristus dalam segala aspek kehidupan ini. Kasih itu tidak berpura-pura menjadi baik!
Mengasihi sesama berarti tidak ada kebencian, tidak menghakimi dan selalu berbuat kebaikan!
Saturday, October 12, 2013
Friday, October 11, 2013
PENGHALANG KASIH KEPADA TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2013 -
Baca: Mazmur 31:1-25
"Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya!" Mazmur 31:24a
Hal lain yang menghalangi seseorang mengasihi Tuhan adalah kesombongan, menganggap diri sendiri kuat, pintar, mampu, cantik, tampan, gagah dan sebagainya, sehingga kita merasa bahwa dengan kekuatan sendiri sanggup mengatasi segala sesuatunya. Kesombongan itu berakar dari segala sesuatu yang dapat dibanggakan dan diandalkan. Tidak seharusnya kita bersikap demikian! Mari menyadari bahwa kekuatan kita sangat terbatas. Sadarilah bahwa di luar Tuhan sesungguhnya kita tidak dapat berbuat apa-apa. Karena itu firman Tuhan dengan keras menyatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5), sebaliknya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7). Siapakah kita ini? Nabi Yesaya mengingatkan bahwa keberadaan manusia itu "...tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22).
Selain itu harta kekayaan juga seringkali menggeser posisi Tuhan dalam hidup seseorang. Karena uang dan harta kekayaan yang dimilikilah seseorang tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka lebih mencintai hartanya daripada mengasihi Tuhan. Sungguh benar apa yang dikatakan firman Tuhan, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Ketika hati seseorang melekat kepada uang dan harta kekayaannya, secara otomatis dia tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani. Uang dan harta kekayaan menjadi andalannya. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki uang dan kekayaan, mereka bisa mendapatkan segalanya dan memuaskan segala keinginannya. Baca kisah tentang orang muda yang kaya (Matius 19:16-26) dan juga orang kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21).
Memiliki banyak uang dan harta melimpah bukanlah dosa selama berada di bawah kendali kita. Sebaliknya bila mamon tersebut menguasai kita dan menjadi tuan atas kita, ia akan menjadi sebuah bencana bagi kita. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Dosa, kesombongan, kekayaan menghalangi orang mengasihi Tuhan sepenuhnya!
Baca: Mazmur 31:1-25
"Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya!" Mazmur 31:24a
Hal lain yang menghalangi seseorang mengasihi Tuhan adalah kesombongan, menganggap diri sendiri kuat, pintar, mampu, cantik, tampan, gagah dan sebagainya, sehingga kita merasa bahwa dengan kekuatan sendiri sanggup mengatasi segala sesuatunya. Kesombongan itu berakar dari segala sesuatu yang dapat dibanggakan dan diandalkan. Tidak seharusnya kita bersikap demikian! Mari menyadari bahwa kekuatan kita sangat terbatas. Sadarilah bahwa di luar Tuhan sesungguhnya kita tidak dapat berbuat apa-apa. Karena itu firman Tuhan dengan keras menyatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5), sebaliknya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7). Siapakah kita ini? Nabi Yesaya mengingatkan bahwa keberadaan manusia itu "...tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22).
Selain itu harta kekayaan juga seringkali menggeser posisi Tuhan dalam hidup seseorang. Karena uang dan harta kekayaan yang dimilikilah seseorang tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka lebih mencintai hartanya daripada mengasihi Tuhan. Sungguh benar apa yang dikatakan firman Tuhan, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Ketika hati seseorang melekat kepada uang dan harta kekayaannya, secara otomatis dia tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani. Uang dan harta kekayaan menjadi andalannya. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki uang dan kekayaan, mereka bisa mendapatkan segalanya dan memuaskan segala keinginannya. Baca kisah tentang orang muda yang kaya (Matius 19:16-26) dan juga orang kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21).
Memiliki banyak uang dan harta melimpah bukanlah dosa selama berada di bawah kendali kita. Sebaliknya bila mamon tersebut menguasai kita dan menjadi tuan atas kita, ia akan menjadi sebuah bencana bagi kita. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Dosa, kesombongan, kekayaan menghalangi orang mengasihi Tuhan sepenuhnya!
Subscribe to:
Posts (Atom)