Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2013 -
Baca: 1 Yohanes 4:7-21
"Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." 1 Yohanes 4:21
Tanda utama bagi pengikut Kristus adalah memiliki kasih, kasih yang bukan hanya digembar-gemborkan di atas mimbar atau terpampang di spanduk-spanduk semata, melainkan kasih yang harus dilakukan.
Tuhan Yesus adalah teladan utama bagi kita sehingga kita pun wajib mengikuti dan meneladani Dia; jika tidak, layakkah kita disebut sebagai orang Kristen? Mengasihi orang lain yang mengasihi kita adalah hal yang biasa, semua orang bisa melakukannya. Namun inilah perintah Tuhan: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39). Ini berarti sasaran kasih adalah siapa saja, yang baik terhadap kita maupun yang membenci atau memusuhi kita. Juga "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:27-28). Tuhan Yesus adalah Pribadi yang paling banyak dihina, dihujat, dicaci, dicela, diludahi dan disakiti lebih daripada siapa pun yang pernah hidup di dunia ini. Sedari Ia lahir raja Herodes sudah berniat hendak membunuhNya. Juga semasa pelayananNya di bumi orang-orang Farisi, Saduki dan ahli-ahli Taurat pun mencela serta menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan, menyingkirkan, bahkan berniat menghabisiNya. Puncaknya Yesus harus mati di kayu salib. Namun di saat-saat terakhir hidupNya di kayu salib pun Ia masih dihina: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami
akan percaya kepada-Nya." (Matius 27:42). Alkitab pun menyatakan, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya." (Yohanes 1:11).
Meski mengalami penderitaan begitu hebat Yesus tidak membiarkan hatiNya dikuasai sakit hati, dendam atau kebencian. Ia mengijinkan kasih Bapa mengalir dan menguasai hatiNya sehingga dapat berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Andaikata sebaliknya, tidak akan ada jalan keselamatan dan penebusan dosa bagi manusia. Maka mari kita ikuti jejakNya.
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6
Saturday, October 5, 2013
Friday, October 4, 2013
ORANG PERCAYA: Hidup Dalam Kasih (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2013 -
Baca: Lukas 10:25-37
"Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya." Lukas 10:34
Selanjutnya, memiliki hati yang rela berkorban. Orang Samaria yang murah hati ini tanpa pamrih menolong orang lain yang sedang dalam penderitaan, meski orang yang ditolongnya itu adalah orang Israel, yang adalah seteru bangsanya; bukan dengan perkataan saja, melainkan dengan perbuatan yang nyata. "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:17-18).
Pada saat orang lain tertimpa musibah, adakah hati kita tergerak memberikan pertolongan? Inilah yang disebut empati: memiliki perasaan yang sama seperti perasaan orang yang sedang mengalami penderitaan dengan tidak mempersoalkan siapa, mengapa dan di mana. Menunjukkan kasih terhadap sesama bukan dengan cara mengatakan hal-hal yang muluk-muluk atu janji-janji, tetapi harus dengan tindakan kasih yang nyata. Yang dimaksud dengan sesama manusia bukan hanya teman, atau satu suku, pendidikan sama, agama sama dan sebagainya, tetapi semua umat manusia yang Tuhan ijinkan untuk kita temui dan menjadi berkat bagi mereka, termasuk orang yang membenci kita sekalipun.
Bagi orang percaya mengasihi bukanlah pilihan yang bisa ditawar, namun perbuatan yang wajib dilakukan dan harus menjadi gaya hidup kita. Acapkali kita mau mengasihi orang yang mengasihi terlebih dahulu, atau kita hanya mengasihi orang lain yang menguntungkan kita saja, jika tidak, kasih kita pun berakhir. "Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian." (Lukas 6:32-34).
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." 1 Yohanes 4:8
Baca: Lukas 10:25-37
"Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya." Lukas 10:34
Selanjutnya, memiliki hati yang rela berkorban. Orang Samaria yang murah hati ini tanpa pamrih menolong orang lain yang sedang dalam penderitaan, meski orang yang ditolongnya itu adalah orang Israel, yang adalah seteru bangsanya; bukan dengan perkataan saja, melainkan dengan perbuatan yang nyata. "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:17-18).
Pada saat orang lain tertimpa musibah, adakah hati kita tergerak memberikan pertolongan? Inilah yang disebut empati: memiliki perasaan yang sama seperti perasaan orang yang sedang mengalami penderitaan dengan tidak mempersoalkan siapa, mengapa dan di mana. Menunjukkan kasih terhadap sesama bukan dengan cara mengatakan hal-hal yang muluk-muluk atu janji-janji, tetapi harus dengan tindakan kasih yang nyata. Yang dimaksud dengan sesama manusia bukan hanya teman, atau satu suku, pendidikan sama, agama sama dan sebagainya, tetapi semua umat manusia yang Tuhan ijinkan untuk kita temui dan menjadi berkat bagi mereka, termasuk orang yang membenci kita sekalipun.
Bagi orang percaya mengasihi bukanlah pilihan yang bisa ditawar, namun perbuatan yang wajib dilakukan dan harus menjadi gaya hidup kita. Acapkali kita mau mengasihi orang yang mengasihi terlebih dahulu, atau kita hanya mengasihi orang lain yang menguntungkan kita saja, jika tidak, kasih kita pun berakhir. "Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian." (Lukas 6:32-34).
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." 1 Yohanes 4:8
Subscribe to:
Posts (Atom)