Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2013 -
Baca: Markus 1:29-34
"Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya." Markus 1:31
Saudara rindu mengalami mujizat? Undanglah Tuhan Yesus datang ke "rumah" Saudara, karena di mana ada Yesus di situ selalu ada mujizat. Kesembuhan, pemulihan, berkat dan perkara-perkara besar lainnya pasti dinyatakan.
Zakheus mengalami titik balik dalam hidupnya setelah Tuhan Yesus datang ke rumahnya. Pertobatan terjadi dan hidup Zakheus diubahkan sehingga ia berkomitmen: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan
empat kali lipat." (Lukas 19:8). Begitu juga saat Ia bertandang ke rumah Simon Petrus di mana "Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus." (Markus 1:30). Alkitab menyatakan bahwa Tuhan Yesus mengulurkan tanganNya atas perempuan itu sehingga lenyaplah demamnya. Ibu mertua Petrus mengalami kesembuhan secara sempurna. Dua kasus ini menunjukkan bahwa ketika Tuhan Yesus hadir dalam rumah seseorang, sesuatu yang luar biasa pasti terjadi.
Apa yang sedang Saudara pergumulkan saat ini? Mungkin keluarga Saudara sedang didera berbagai masalah silih berganti. Jangan menyerah pada keadaan! Sudahkah Saudara mengundang Tuhan Yesus? Bangunlah mezbah keluarga setiap hari di mana seluruh anggota keluarga berdoa, membaca dan merenungkan firmanNya, serta menaikkan puji-pujian bagi Dia. Ini adalah cara untuk mengundang Dia hadir!. "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20) dan "...ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya." (Mazmur 133:3b).
Jika Tuhan melawat keluarga kita, kehadiranNya pasti akan membawa perubahan. Mengubah yang sakit menjadi sembuh; mengubah yang buruk menjadi baik; mengubah yang hopeless menjadi hopeful; mengubah yang mustahil menjadi ya dan amin.
"...Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku
makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." Wahyu 3:20
Tuesday, October 1, 2013
Monday, September 30, 2013
HIDUP SESUAI PANGGILAN TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2013 -
Baca: 2 Petrus 1:1-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh." 2 Petrus 1:10a
Hidup yang sesuai dengan panggilan Tuhan adalah hidup dengan roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Selagi ada kesempatan mari kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sekecil apa pun pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, lakukan itu dengan setia, jangan dengan omelan dan bersungut-sungut.
Tertulis: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Ketika kita setia dari hal-hal kecil, pada saatnya Tuhan pasti akan mempercayakan kepada kita perkara yang lebih besar. Kita dapat melayani Tuhan sesuai dengan profesi kita masing-masing. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Yang tak boleh kita lupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi dan sikap hati harus benar dan tulus, baik itu di hadapan manusia, terlebih lagi di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita mencari nama, pujian dan hormat dari manusia, mencari keuntungan diri sendiri dan saling menjatuhkan sesama pelayan Tuhan. Kita bukan melayani manusia, tapi yang kita layani adalah Tuhan yang adalah Tuan kita. Jangan pula mengandalakan kekuatan dan kepintaran diri sendiri, tapi milikilah penyerahan penuh kepada Roh Kudus karena tanpaNya pelayanan kita akan sia-sia.
Hidup sesuai dengan panggilan Tuhan berarti menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita adalah satu di dalam tubuh Kristus. Oleh karenanya kita harus saling mengasihi dan bertolong-tolongan satu dengan yang lain, "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:18). Jadi, "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah," (Efesus 2:19).
Sudahkah hidup kita sesuai panggilan Tuhan? Jika belum, berubahlah sekarang!
Baca: 2 Petrus 1:1-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh." 2 Petrus 1:10a
Hidup yang sesuai dengan panggilan Tuhan adalah hidup dengan roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Selagi ada kesempatan mari kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sekecil apa pun pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, lakukan itu dengan setia, jangan dengan omelan dan bersungut-sungut.
Tertulis: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Ketika kita setia dari hal-hal kecil, pada saatnya Tuhan pasti akan mempercayakan kepada kita perkara yang lebih besar. Kita dapat melayani Tuhan sesuai dengan profesi kita masing-masing. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Yang tak boleh kita lupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi dan sikap hati harus benar dan tulus, baik itu di hadapan manusia, terlebih lagi di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita mencari nama, pujian dan hormat dari manusia, mencari keuntungan diri sendiri dan saling menjatuhkan sesama pelayan Tuhan. Kita bukan melayani manusia, tapi yang kita layani adalah Tuhan yang adalah Tuan kita. Jangan pula mengandalakan kekuatan dan kepintaran diri sendiri, tapi milikilah penyerahan penuh kepada Roh Kudus karena tanpaNya pelayanan kita akan sia-sia.
Hidup sesuai dengan panggilan Tuhan berarti menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita adalah satu di dalam tubuh Kristus. Oleh karenanya kita harus saling mengasihi dan bertolong-tolongan satu dengan yang lain, "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:18). Jadi, "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah," (Efesus 2:19).
Sudahkah hidup kita sesuai panggilan Tuhan? Jika belum, berubahlah sekarang!
Subscribe to:
Posts (Atom)