Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 September 2013 -
Baca: Mazmur 11:1-7
"TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia." Mazmur 11:4
Setiap orang pasti memiliki tempat di mana ia bisa tinggal, baik itu rumah sendiri, kontrakan, kos-kosan dan sebagainya. Dengan adanya tempat tinggal yang tetap keberadaan kita akan jelas, sehingga orang lain pun akan dengan mudah menemui kita atau datang berkunjung. Tentunya akan berbeda jika kita tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, orang lain akan susah mencari dan menjumpai kita. Begitu juga dengan Tuhan kita, Ia pun memiliki tempat kediaman sehingga sewaktu-waktu kita bisa datang kepadaNya dan menemuiNya. Setiap saat Tuhan selalu siap untuk kita temui. Memang Tuhan adalah Mahahadir, namun Ia juga memiliki tempat di mana Ia tinggal.
Adapun tempat kediaman Tuhan yang pertama adalah di dalam Kerajaan Sorga. Sorga adalah takhtaNya, di sanalah Tuhan bersemayam (baca Mazmur 2:4). Dari sorga Tuhan mengawasi segala perbuatan dan tindak-tanduk manusia, serta menguji setiap pekerjaan manusia. Jadi "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Dari sorga pula Tuhan mendengarkan, memperhatikan dan menjawab setiap seruan doa umatNya. Tertulis: "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan
mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku
akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan
negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini." (2 Tawarikh 7:14-15). Bukan hanya itu, di dalam sorga juga tersedia segala berkat-berkat Tuhan: "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus
telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." (Efesus 1:3).
Tempat kediaman Tuhan berikutnya adalah di dalam Bait SuciNya. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus ketika Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Suci, "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yohanes 2:16). Dia menyebut Bait Suci atau gereja sebagai rumah Bapa. Artinya Tuhan senantiasa ada di BaitNya yang kudus. (Bersambung)
Friday, September 27, 2013
Thursday, September 26, 2013
KESEMPATAN ADALAH BERKAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 September 2013 -
Baca: Amsal 20:1-30
"Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." Amsal 20:4
Ada dua kata bijak yang menyatakan bahwa kesempatan itu tidak datang untuk keduakalinya. Ini menunjukkan bahwa kesempatan begitu sangat berharga. Maka kita harus mempergunakan setiap kesempatan yang ada sebaik mungkin. Mengapa? Karena waktu terus melaju dan kita tidak bisa memutarnya kembali. Selagi musim menabur tiba gunakan kesempatan untuk menabur, supaya ketika musim menuai datang kita pun mendapatkan tuaian seperti yang diharapkan.
Salomo mengingatkan agar kita tidak mudah membuang-buang waktu atau kesempatan yang ada, karena orang yang suka membuang-buang waktu identik dengan orang yang malas, yang kesukaannya menunda-nunda mengerjakan suatu hal yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Kita perlu belajar dari semut! "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen." (Amsal 6:6-8). Jadi waktu dan kesempatan adalah berkat dari Tuhan yang tak ternilai harganya bagi kita. Waktu itu bisa pagi, siang, petang, bahkan pada malam hari. Ratapan 3:22-23 menulis: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" Ketika di padang gurun bangsa Israel menikmati berkat Tuhan berupa manna atau roti dari sorga setiap pagi sehingga mereka tidak mengalami kelaparan. "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu." (Keluaran 16:15), dan pada waktu petang Tuhan mengirimkan burung puyuh kepada mereka.
Pemazmur berkata, "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2). Pada malam hari, bahkan ketika kita tidur pun Tuhan menyediakan berkatNya. Artinya di setiap waktu dan kesempatan selalu ada berkat Tuhan tersedia bagi kita.
Mulai sekarang gunakan setiap kesempatan yang Tuhan beri sebaik mungkin jika kita rindu berkat-berkatNya dicurahkan atas hidup kita.
Baca: Amsal 20:1-30
"Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." Amsal 20:4
Ada dua kata bijak yang menyatakan bahwa kesempatan itu tidak datang untuk keduakalinya. Ini menunjukkan bahwa kesempatan begitu sangat berharga. Maka kita harus mempergunakan setiap kesempatan yang ada sebaik mungkin. Mengapa? Karena waktu terus melaju dan kita tidak bisa memutarnya kembali. Selagi musim menabur tiba gunakan kesempatan untuk menabur, supaya ketika musim menuai datang kita pun mendapatkan tuaian seperti yang diharapkan.
Salomo mengingatkan agar kita tidak mudah membuang-buang waktu atau kesempatan yang ada, karena orang yang suka membuang-buang waktu identik dengan orang yang malas, yang kesukaannya menunda-nunda mengerjakan suatu hal yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Kita perlu belajar dari semut! "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen." (Amsal 6:6-8). Jadi waktu dan kesempatan adalah berkat dari Tuhan yang tak ternilai harganya bagi kita. Waktu itu bisa pagi, siang, petang, bahkan pada malam hari. Ratapan 3:22-23 menulis: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" Ketika di padang gurun bangsa Israel menikmati berkat Tuhan berupa manna atau roti dari sorga setiap pagi sehingga mereka tidak mengalami kelaparan. "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu." (Keluaran 16:15), dan pada waktu petang Tuhan mengirimkan burung puyuh kepada mereka.
Pemazmur berkata, "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2). Pada malam hari, bahkan ketika kita tidur pun Tuhan menyediakan berkatNya. Artinya di setiap waktu dan kesempatan selalu ada berkat Tuhan tersedia bagi kita.
Mulai sekarang gunakan setiap kesempatan yang Tuhan beri sebaik mungkin jika kita rindu berkat-berkatNya dicurahkan atas hidup kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)