Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 September 2013 -
Baca: Mazmur 136:1-26
"Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:4
Tuhan juga hendak memakai masalah untuk mengoreksi dan menegur kita supaya kita berubah. Mungkin selama ini kita mengandalkan kekuatan sendiri dan berlaku sombong, maka melalui maslah yang terjadi Tuhan ingin mengajar kita menjadi orang yang rendah hati, menyadari keterbatasan dan kelemahan kita sehingga kita pun belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Selama masih banyak perkara-perkara buruk dalam kita, tiada hentinya Tuhan akan membentuk, memproses dan memurnikan kita melalui masalah sampai kita timbul seperti emas. Namun seringkali yang menjadi masalah bukanlah situasi yang ada atau pun orang-orang yang ada di sekitar kita, melainkan keadaan hati kita sendiri. Bangsa Israel tetap saja punya sikap yang tidak benar (bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan Musa, bahkan menyalahkan Tuhan) saat berada di padang gurun, padahal di setiap langkah hidup mereka Tuhan senantiasa menyatakan pertolonganNya yang heran dan ajaib.
Dengan masalah yang terjadi Tuhan juga hendak membuka mata rohani kita supaya kita dapat melihat campur tanganNya. Sadrakh, Mesakh dan Abednego merasakan campur tangan Tuhan saat mereka dimasukkan ke dalam dapur perapian yang menyala-nyala. Jadi, apa pun masalah yang sedang terjadi, majulah terus, lewati dan hadapi semua dengan iman, maka kita akan merasakan tangan Tuhan turun menyelesaikannya dengan cara yang ajaib bagi kita. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Satu hal yang harus kita percayai adalah Tuhan itu berdaulat mutlak atas hidup kita. Semua yang terjadi dalam hidup kita selalu ada di dalam kontrol dan kuasaNya, bahkan juga untuk hal-hal yang sukar dimengerti dan dipahami oleh pikiran kita. Jadi mengucap syukurlah di segala keadaan, itulah yang dikehendaki Tuhan!
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Roma 8:28
Sunday, September 22, 2013
Saturday, September 21, 2013
MASALAH: Kesempatan Praktek Firman
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2013 -
Baca: Mazmur 34:1-23
"Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" Mazmur 34:20
Mazmur 34 ini ditulis oleh orang yang sangat dekat dengan Tuhan. Meskipun demikian ia menyadari bahwa ia tetap bukanlah orang yang kebal masalah. Siapa pun kita, di dalam Tuhan atau di luar Tuhan, semuanya pasti tak luput dari masalah. Hanya orang mati yang tidak punya masalah. Jadi jangalah heran, terkejut atau kecewa jika dalam pengiringan kita kepada Tuhan ada masalah yang menerpa. Yang penting kita menyadari bahwa kekristenan adalah IMANUEL. Tuhan beserta kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada akhir zaman (baca Matius 28:20b).
Daud menyatakan bahwa ada dua macam orang yaitu orang benar dan orang fasik. Saat keduanya dalam masalah, apa yang membedakannya? Ketika orang benar dalam masalah, ada tangan Tuhan yang akan memberikan pertolongan. "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (Mazmur 34:18). Sedangkan bagi orang fasik, kemalangan justru akan mematikannya karena tidak ada pembelaan dari Tuhan. Saat orang benar menghadapi masalah ada Tuhan yang menyertainya, tetapi orang fasik akan menghadapi masalahnya seorang diri.
Tuhan tidak mendisain kita untuk bebas dari masalah, melainkan untuk memiliki persekutuan yang karib dengan Dia. Karena itu bangunlah kekariban dengan Tuhan dengan merenungkan firmannya siang dan malam. Pada awalnya firman yang kita terima adalah logos, dan belum hidup dalam kita. Saat firmanNya berkata jangan kuatir, jangan takut dan sebagainya, sementara hidup kita baik-baik saja, bisakah kita mengaplikasikan firman itu? Tuhan mau setiap firman yang Dia berikan menjadi solusi untuk setiap masalah yang datang. Jadi masalah diijinkan Tuhan terjadi sebagai kesempatan bagi kita mempraktekkan firman. Ini berbicara tentang respons kita terhadap masalah. Bila kita menanggapi setiap masalah dengan sikap yang benar, kita akan melihat kuasa firman itu bekerja dalam kita.
Banyak orang Kristen malas membaca firman Tuhan sehingga hatinya dipenuhi oleh hal-hal negatif; ketika masalah datang, ia pun gagal sebagai pemenang!
Baca: Mazmur 34:1-23
"Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" Mazmur 34:20
Mazmur 34 ini ditulis oleh orang yang sangat dekat dengan Tuhan. Meskipun demikian ia menyadari bahwa ia tetap bukanlah orang yang kebal masalah. Siapa pun kita, di dalam Tuhan atau di luar Tuhan, semuanya pasti tak luput dari masalah. Hanya orang mati yang tidak punya masalah. Jadi jangalah heran, terkejut atau kecewa jika dalam pengiringan kita kepada Tuhan ada masalah yang menerpa. Yang penting kita menyadari bahwa kekristenan adalah IMANUEL. Tuhan beserta kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada akhir zaman (baca Matius 28:20b).
Daud menyatakan bahwa ada dua macam orang yaitu orang benar dan orang fasik. Saat keduanya dalam masalah, apa yang membedakannya? Ketika orang benar dalam masalah, ada tangan Tuhan yang akan memberikan pertolongan. "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (Mazmur 34:18). Sedangkan bagi orang fasik, kemalangan justru akan mematikannya karena tidak ada pembelaan dari Tuhan. Saat orang benar menghadapi masalah ada Tuhan yang menyertainya, tetapi orang fasik akan menghadapi masalahnya seorang diri.
Tuhan tidak mendisain kita untuk bebas dari masalah, melainkan untuk memiliki persekutuan yang karib dengan Dia. Karena itu bangunlah kekariban dengan Tuhan dengan merenungkan firmannya siang dan malam. Pada awalnya firman yang kita terima adalah logos, dan belum hidup dalam kita. Saat firmanNya berkata jangan kuatir, jangan takut dan sebagainya, sementara hidup kita baik-baik saja, bisakah kita mengaplikasikan firman itu? Tuhan mau setiap firman yang Dia berikan menjadi solusi untuk setiap masalah yang datang. Jadi masalah diijinkan Tuhan terjadi sebagai kesempatan bagi kita mempraktekkan firman. Ini berbicara tentang respons kita terhadap masalah. Bila kita menanggapi setiap masalah dengan sikap yang benar, kita akan melihat kuasa firman itu bekerja dalam kita.
Banyak orang Kristen malas membaca firman Tuhan sehingga hatinya dipenuhi oleh hal-hal negatif; ketika masalah datang, ia pun gagal sebagai pemenang!
Subscribe to:
Posts (Atom)