Wednesday, September 18, 2013

TIDAK PERCAYA MUJIZAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2013 -

Baca:  Yesaya 25:1-5

"sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu."  Yesaya 25:1

Banyak orang Kristen yang berpikiran keliru berkenaan dengan mujizat Tuhan.  Mereka berpikir bahwa mujizat Tuhan itu hanya berlaku pada zaman dahulu saja, yaitu zaman para nabi-nabi di Perjanjian Lama dan juga era Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah dunia; mujizat hanyalah cerita lalu yang usang.  Akibatnya mereka tidak lagi percaya dan cenderung skeptis terhadap mujizat-mujizat yang terjadi saat ini.  Bukankah kita sering melihat dan menyaksikan di acara-acara KKR banyak orang sakit mengalami mujizat, beroleh kesembuhan secara ajaib?  Bukan hanya di KKR saja, tak terhitung jumlahnya saudara kita seiman yang mengalami pemulihan dari Tuhan ketika mereka berdoa dengan penuh iman.  Ini membuktikan bahwa  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Itu semua karena pertolongan Tuhan.  Jadi Tuhan masih melakukan mujizat.  MujizatNya masih terjadi dan akan terus terjadi.

     Bila ada orang Kristen yang tidak pernah mengalami mujizat bukanlah karena Tuhan tidak sanggup melakukannyam tetapi karena mereka tidak percaya pada mujizat itu sendiri.  Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berubah kuasaNya.  "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8).  Dia adalah Allah Sang Pembuat keajaiban.  "Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa."  (Mazmur 77:15).  Jadi  "Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?"  (Keluaran 15:11). 

     Tidak ada perkara yang tak sanggup Tuhan lakukan!  Kalau kita percaya bahwa Tuhan Yesus penuh kuasa, berkuasa, tapi kita tidak percaya mujizatNya, maka kita adalah orang-orang yang paling bodoh dan malang di muka bumi ini.  Sampai kapan kita tetap mengeraskan hati dan tidak percaya mujizat Tuhan?

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  1 Korintus 2:9

Tuesday, September 17, 2013

JATUH DALAM DOSA DAN PENCOBAAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2013 -

Baca:  Yakobus 1:12-18

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  Yakobus 1:14

Musuh kedua kita dalam peperangan rohani adalah kedagingan kita sendiri, karena seringkali membuat kita mudah jatuh ke dalam pencobaan.  Keinginan daging yang membuka celah dan akhirnya menyeret kita.  "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."  (Yakobus 1:15).  Musuh inilah yang tidak kita sadari tetapi sangat berbahaya.  Kedagingan atau kelemahan tubuh kita seringkali dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan keinginan kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.  Apalagi setiap hari kita dihadapkan pada tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan dan meninabobokan.  Melalui berbagai media, cetak maupun elektronik, aneka ragam informasi disuguhkan kepada kita:  mulai dari berita yang menakutkan, menghibur, sampai hal-hal yang membangkitkan hawa nafsu.  Sesungguhnya  "...dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,"  (1 Yohanes 2:17).  Akibatnya kita lebih banyak mendapatkan input yang bersifat duniawi daripada informasi atau berita yang bersifat sorgawi.

     Alkitab menegaskan,  "...semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."  (1 Yohanes 2:16).  Semakin kita terpikat dengan dunia ini semakin kita terikat dan menjadi sahabatnya.  "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).  Bersahabat dengan dunia berarti mengutamakan perkara-perkara dunia ini dan mengabaikan perkara-perkara rohani.  Inilah yang dikehendaki Iblis bagi kita!  Karena itu jangan membuka celah terhadap keinginan daging kita yang menimbulkan pencobaan dan membuat kita jatuh dalam dosa.  Mustahil kita akan menang atas pencobaan jika kita tidak meningkatkan jam-jam doa kita untuk bersekutu dengan Tuhan.

     Dengan melekat kepada Tuhan setiap saat RohNya akan menolong kita dan menguatkan kita menghadapi setiap pencobaan yang ada.  "...Roh membantu kita dalam kelemahan kita;"  Roma 8:26