Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2013 -
Baca: Yakobus 1:12-18
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." Yakobus 1:14
Musuh kedua kita dalam peperangan rohani adalah kedagingan kita sendiri, karena seringkali membuat kita mudah jatuh ke dalam pencobaan. Keinginan daging yang membuka celah dan akhirnya menyeret kita. "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:15). Musuh inilah yang tidak kita sadari tetapi sangat berbahaya. Kedagingan atau kelemahan tubuh kita seringkali dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan keinginan kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Apalagi setiap hari kita dihadapkan pada tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan dan meninabobokan. Melalui berbagai media, cetak maupun elektronik, aneka ragam informasi disuguhkan kepada kita: mulai dari berita yang menakutkan, menghibur, sampai hal-hal yang membangkitkan hawa nafsu. Sesungguhnya "...dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya," (1 Yohanes 2:17). Akibatnya kita lebih banyak mendapatkan input yang bersifat duniawi daripada informasi atau berita yang bersifat sorgawi.
Alkitab menegaskan, "...semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata
serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari
dunia." (1 Yohanes 2:16). Semakin kita terpikat dengan dunia ini semakin kita terikat dan menjadi sahabatnya. "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4). Bersahabat dengan dunia berarti mengutamakan perkara-perkara dunia ini dan mengabaikan perkara-perkara rohani. Inilah yang dikehendaki Iblis bagi kita! Karena itu jangan membuka celah terhadap keinginan daging kita yang menimbulkan pencobaan dan membuat kita jatuh dalam dosa. Mustahil kita akan menang atas pencobaan jika kita tidak meningkatkan jam-jam doa kita untuk bersekutu dengan Tuhan.
Dengan melekat kepada Tuhan setiap saat RohNya akan menolong kita dan menguatkan kita menghadapi setiap pencobaan yang ada. "...Roh membantu kita dalam kelemahan kita;" Roma 8:26
Tuesday, September 17, 2013
Monday, September 16, 2013
JATUH DALAM DOSA DAN PENCOBAAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2013 -
Baca: Matius 26:36-46
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41
Mengapa Tuhan menasihati kita supaya selalu berjaga-jaga dan berdoa? Tentu supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, karena tidak ada seorang pun kebal terhadap dosa. Kedagingan kita lemah sekali. Buktinya? Banyak orang Kristen yang seringkali jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama, padahal mereka selalu berusaha menghindarinya, tetapi selalu saja tidak punya kekuatan untuk melawan. Rasul Paulus berkata, "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." (Roma 7:19).
Kita harus mencari penyebab mengapa kita mudah sekali jatuh dalam dosa. Inilah yang disebut dengan peperangan rohani. Kita tahu bahwa di setiap peperangan pasti ada musuh yang menjadi lawan kita. Adakah seorang prajurit berleha-leha atau bersantai saat berada di medan peperangan? "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4). Jika lengah sedikit ia pasti akan menjadi sasaran empuk musuh dan nyawanya akan terancam.
Siapakah yang menjadi musuh kita dalam peperangan rohani ini? Pertama, musuh kita adalah si Iblis. Ia adalah penyebab seseorang jatuh dalam dosa. Tiada hentinya ia "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tujuannya adalah untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia (baca Yohanes 10:10a), serta menjauhkan orang-orang percaya dari kasih karunia Tuhan. Siang dan malam tak henti-hentinya Iblis mendakwa, menghasut, menuduh, menyalahkan, mngungkit-ungkit masa lalu dan sebagainya sehingga kita memiliki citra diri yang buruk. Dengan segala tipu dayanya Iblis menanamkan hal-hal yang negatif di dalam pikiran dan hati kita yang membuat kita kehilangan pengharapan, timbul keraguan, ketakutan, lalu kita pun mulai menyalahkan Tuhan. Akhirnya, "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26). (Bersambung)
Baca: Matius 26:36-46
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41
Mengapa Tuhan menasihati kita supaya selalu berjaga-jaga dan berdoa? Tentu supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, karena tidak ada seorang pun kebal terhadap dosa. Kedagingan kita lemah sekali. Buktinya? Banyak orang Kristen yang seringkali jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama, padahal mereka selalu berusaha menghindarinya, tetapi selalu saja tidak punya kekuatan untuk melawan. Rasul Paulus berkata, "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." (Roma 7:19).
Kita harus mencari penyebab mengapa kita mudah sekali jatuh dalam dosa. Inilah yang disebut dengan peperangan rohani. Kita tahu bahwa di setiap peperangan pasti ada musuh yang menjadi lawan kita. Adakah seorang prajurit berleha-leha atau bersantai saat berada di medan peperangan? "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4). Jika lengah sedikit ia pasti akan menjadi sasaran empuk musuh dan nyawanya akan terancam.
Siapakah yang menjadi musuh kita dalam peperangan rohani ini? Pertama, musuh kita adalah si Iblis. Ia adalah penyebab seseorang jatuh dalam dosa. Tiada hentinya ia "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tujuannya adalah untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia (baca Yohanes 10:10a), serta menjauhkan orang-orang percaya dari kasih karunia Tuhan. Siang dan malam tak henti-hentinya Iblis mendakwa, menghasut, menuduh, menyalahkan, mngungkit-ungkit masa lalu dan sebagainya sehingga kita memiliki citra diri yang buruk. Dengan segala tipu dayanya Iblis menanamkan hal-hal yang negatif di dalam pikiran dan hati kita yang membuat kita kehilangan pengharapan, timbul keraguan, ketakutan, lalu kita pun mulai menyalahkan Tuhan. Akhirnya, "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)