Monday, September 16, 2013

JATUH DALAM DOSA DAN PENCOBAAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2013 -

Baca:  Matius 26:36-46

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."  Matius 26:41

Mengapa Tuhan menasihati kita supaya selalu berjaga-jaga dan berdoa?  Tentu supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, karena tidak ada seorang pun kebal terhadap dosa.  Kedagingan kita lemah sekali.  Buktinya?  Banyak orang Kristen yang seringkali jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama, padahal mereka selalu berusaha menghindarinya, tetapi selalu saja tidak punya kekuatan untuk melawan.  Rasul Paulus berkata,  "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat."  (Roma 7:19).

     Kita harus mencari penyebab mengapa kita mudah sekali jatuh dalam dosa.  Inilah yang disebut dengan peperangan rohani.  Kita tahu bahwa di setiap peperangan pasti ada musuh yang menjadi lawan kita.  Adakah seorang prajurit berleha-leha atau bersantai saat berada di medan peperangan?  "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."  (2 Timotius 2:4).  Jika lengah sedikit ia pasti akan menjadi sasaran empuk musuh dan nyawanya akan terancam.

     Siapakah yang menjadi musuh kita dalam peperangan rohani ini?  Pertama, musuh kita adalah si Iblis.  Ia adalah penyebab seseorang jatuh dalam dosa.  Tiada hentinya ia  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Tujuannya adalah untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia  (baca  Yohanes 10:10a), serta menjauhkan orang-orang percaya dari kasih karunia Tuhan.  Siang dan malam tak henti-hentinya Iblis mendakwa, menghasut, menuduh, menyalahkan, mngungkit-ungkit masa lalu dan sebagainya sehingga kita memiliki citra diri yang buruk.  Dengan segala tipu dayanya Iblis menanamkan hal-hal yang negatif di dalam pikiran dan hati kita yang membuat kita kehilangan pengharapan, timbul keraguan, ketakutan, lalu kita pun mulai menyalahkan Tuhan.  Akhirnya,  "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul."  (Ayub 3:25-26).  (Bersambung)

Sunday, September 15, 2013

MELAYANI TUHAN: Mendapatkan Upah! (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2013 -

Baca:  Amsal 10:1-32

"Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan,"  Amsal 10:16

Upah apa saja yang akan kita terima bila kita bekerja bagi Tuhan?  Upah terbesar yang akan kita terima adalah upah yang sifatnya kekal yaitu sorga.  Upah tersebut akan kita terima setelah kematian yaitu nanti pada saat hari Tuhan dinyatakan atas kita.  "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;"  (Lukas 6:2).  Maka berhentilah mengeluh dan bersungut-sungut dalam melayani Tuhan meski harus diperhadapkan dengan masalah atau ujian, sebab  "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  (Roma 8:18).  Lalu, selama kita hidup di bumi ini?  Tuhan pun akan menyediakan berkat-berkatNya.  Kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam kehidupan ini, bahkan  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).

     Yang terpenting adalah kerjakan bagian kita, maka Tuhan akan mengerjakan bagianNya.  Melayani Tuhan bukan berarti harus berada di belakang mimbar atau terjun langsung sebagai fulltimer di gereja.  Kita bisa melayani Tuhan sesuai profesi kita masing-masing.  Di mana pun kita berada dan kapan pun waktunya biarlah kita memiliki kehidupan yang senantiasa melayani Tuhan.  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."  (Kolose 3:23-24).  Sikap, tindakan, perbuatan dan perkataan kita harus menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi kesaksian bagi orang lain.  Seringkali manusia lebih terkesan dengan apa yang nampak dari luar, tetapi Tuhan lebih tertarik dengan motivasi dan kemurnian hati di balik setiap pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan.

     Ketika Tuhan memberi upah Ia melakukannya berdasarkan kualitas, bukan karena orang itu kaya, pintar, gagah, tampan atau cantik.  Jadi setiap orang memiliki kesempatan yang sama menerima upahnya.  Jika Tuhan yang berjanji, janjiNya itu pasti akan ditepati.

Tetaplah semangat mengiring Tuhan, ada upah disediakan untuk saat ini dan nanti!