Saturday, September 14, 2013

MELAYANI TUHAN: Mendapatkan Upah! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2013 -

Baca:  Wahyu 22:6-17

"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya."  Wahyu 22:12

Kita patut bersyukur kepada Allah, oleh karena iman kita di dalam Yesus Kristus kita beroleh keselamatan secara cuma-cuma.  Tertulis:  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,"  (Efesus 2:8).  Jadi kita harus menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang baik di dalam diri manusia yang membuat kita layak untuk diselamatkan.  Keselamatan yang kita terima itu bukan karena kita melakukan perbuatan baik.  "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita,"  (2 Timotius 1:9).  Jadi  "...jangan ada orang yang memegahkan diri."  (Efesus 2:9).  Setiap kita yang telah beroleh kasih karunia ini (keselamatan) wajib untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang telah dipersiapkan oleh Allah sebelumnya  (baca  Efesus 2:10).

     Untuk selanjutnya, masih ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang percaya.  Namun upah akan diberikan bagi mereka yang bekerja bagi Tuhan,  "Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya."  (Matius 16:27).  Marilah kita mengerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan ketaatan, dan gunakan waktu yang ada untuk bekerja bagi Tuhan dan melayani Dia.  Hendaknya yang mendorong dan memotivasi kita untuk berkarya bagi Tuhan bukan semata-mata karena upah, melainkan karena kita mengasihi Tuhan yang rela mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita.  Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan itu tidak akan pernah sia-sia.  Sekecil apa pun yang kita perbuat kepada salah seorang yang kecil di bumi dan juga untuk Kerajaan Allah, Tuhan berkata,  "Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."  (Matius 10:42b).  Rasul Paulus juga menyatakan,  "Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri."  (1 Korintus 3:8).

     Sudahkah kita menjadi kawan sekerja Allah?  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).  (Bersambung)

Friday, September 13, 2013

RASUL PAULUS: Hidup Bagi Injil Kristus!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2013 -

Baca:  Galatia 1:11-24

"Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya."  Galatia 1:23

Sering kita jumpai banyak pelayan Tuhan yang lebih mengutamakan penampilan lahiriah.  Mereka dianggap berhasil atau dipakai Tuhan secara luar biasa bila secara kasat mata bergelimang materi:  kaya, bermobil mewah, mengenakan pakaian atau aksesoris mahal dan bermerek.  Alkitab menyatakan,  "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7b).

     Dalam melayani Tuhan Paulus adalah seorang yang apa adanya.  Ia tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangannya.  Dengan jujur ia mengakui bahwa dirinya adalah mantan orang berdosa,  "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman...di antara mereka akulah yang paling berdosa."  (1 Timotius 1:13, 15).  Berbeda dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang ini yang kebanyakan berusaha menyembunyikan kekurangan dan kelemahannya karena takut reputasinya menjadi rusak.  Rasul Paulus menyadari bahwa beroleh kesempatan melayani Tuhan adalah suatu anugerah yang tak ternilai harganya.  Karena itu ia berkomitmen untuk bekerja mati-matian demi Injil.  Ke mana pun ia pergi, di mana pun berada, dan kapan pun waktunya, tak henti-hentinya ia bersaksi tentang salib Kristus dan juga membagikan kasih yang telah diterimanya dari Tuhan.  Meski didera oleh berbagai macam kesulitan, ujian, aniaya dan penderitaan, tak menyurutkan langkahnya untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan.  Dalam mengerjakan panggilan Tuhan ini Paulus tidak mencari nama besar atau pujian dari manusia.  Ia selalu memperkenalkan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut.  Jadi tujuan utamanya adalah membawa orang sebanyak-banyaknya kepada Kristus dan diselamatkan.

     Seorang pelayan Tuhan sejati akan mengagungkan dan mengutamakan Tuhan, semua hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.  Yang tak dilupakan Paulus adalah keseimbangan antara perkataan dan perbuatan.  Ia tidak hanya berbicara, namun juga mempraktekkan apa yang dikatakannya!

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,"  2 Timotius 4:2