Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2013 -
Baca: Galatia 1:11-24
"Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya." Galatia 1:23
Sering kita jumpai banyak pelayan Tuhan yang lebih mengutamakan penampilan lahiriah. Mereka dianggap berhasil atau dipakai Tuhan secara luar biasa bila secara kasat mata bergelimang materi: kaya, bermobil mewah, mengenakan pakaian atau aksesoris mahal dan bermerek. Alkitab menyatakan, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b).
Dalam melayani Tuhan Paulus adalah seorang yang apa adanya. Ia tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangannya. Dengan jujur ia mengakui bahwa dirinya adalah mantan orang berdosa, "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang
ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah
kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman...di antara mereka akulah yang paling berdosa." (1 Timotius 1:13, 15). Berbeda dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang ini yang kebanyakan berusaha menyembunyikan kekurangan dan kelemahannya karena takut reputasinya menjadi rusak. Rasul Paulus menyadari bahwa beroleh kesempatan melayani Tuhan adalah suatu anugerah yang tak ternilai harganya. Karena itu ia berkomitmen untuk bekerja mati-matian demi Injil. Ke mana pun ia pergi, di mana pun berada, dan kapan pun waktunya, tak henti-hentinya ia bersaksi tentang salib Kristus dan juga membagikan kasih yang telah diterimanya dari Tuhan. Meski didera oleh berbagai macam kesulitan, ujian, aniaya dan penderitaan, tak menyurutkan langkahnya untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Dalam mengerjakan panggilan Tuhan ini Paulus tidak mencari nama besar atau pujian dari manusia. Ia selalu memperkenalkan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut. Jadi tujuan utamanya adalah membawa orang sebanyak-banyaknya kepada Kristus dan diselamatkan.
Seorang pelayan Tuhan sejati akan mengagungkan dan mengutamakan Tuhan, semua hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Yang tak dilupakan Paulus adalah keseimbangan antara perkataan dan perbuatan. Ia tidak hanya berbicara, namun juga mempraktekkan apa yang dikatakannya!
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya," 2 Timotius 4:2
Friday, September 13, 2013
Thursday, September 12, 2013
RASUL PAULUS: Hidup yang Diubahkan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 September 2013 -
Baca: Kisah Para Rasul 9:1-19a
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Kisah 9:15
Hari ini kita belajar dari seorang yang telah diubahkan hidupnya dan menjadi pelayan Tuhan yang luar biasa: Rasul Paulus, dahulu bernama Saulus, dilahirkan di Tarsus. Secara keturunan ia terlahir sebagai bangsa Yahudi dan tumbuh sebagai seorang ahli Taurat.
Sebelum bertemu dengan Yesus dan bertobat ia adalah seorang pemeluk agama Yahudi yang taat dan sangat membenci pengikut Kristus. Namun pertemuannya dengan Yesus telah mengubah hidupnya secara drastis: "Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?' Kata-Nya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu.'" (Kisah 9:3-5). Setelah itu "Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum." (Kisah 9:9). Pengalaman adikodrati ini telah membuka mati hati Paulus bahwa ia telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir dan dipilih Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Firman Tuhan kepada Paulus, "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!" (Kisah 18:9). Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana indah atas hidupnya. Ia pun berkomitmen untuk mengabdikan seluruh hidupnya bagi Injil. Pertobatannya mengubah pandangan hidupnya secara total.
Dalam melayani Tuhan rasul Paulus bukanlah orang yang mengedepankan penampilan lahiriahnya, melainkan pada sesuatu yang ada di dalam dirinya: karakter, sikap dan kepribadiannya. Tidak ada kepura-puraan dalam pelayanan Paulus, atau melayani demi kepentingan pribadi dan dengan motivasi yang tidak benar. Yang ada dalam benaknya hanyalah bagaimana ia bisa memuliakan Kristus, yang telah mati bagi dirinya: "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah...Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:20-22a).
Hidup Paulus berubah total setelah bertemu dengan Yesus!
Baca: Kisah Para Rasul 9:1-19a
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Kisah 9:15
Hari ini kita belajar dari seorang yang telah diubahkan hidupnya dan menjadi pelayan Tuhan yang luar biasa: Rasul Paulus, dahulu bernama Saulus, dilahirkan di Tarsus. Secara keturunan ia terlahir sebagai bangsa Yahudi dan tumbuh sebagai seorang ahli Taurat.
Sebelum bertemu dengan Yesus dan bertobat ia adalah seorang pemeluk agama Yahudi yang taat dan sangat membenci pengikut Kristus. Namun pertemuannya dengan Yesus telah mengubah hidupnya secara drastis: "Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?' Kata-Nya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu.'" (Kisah 9:3-5). Setelah itu "Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum." (Kisah 9:9). Pengalaman adikodrati ini telah membuka mati hati Paulus bahwa ia telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir dan dipilih Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Firman Tuhan kepada Paulus, "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!" (Kisah 18:9). Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana indah atas hidupnya. Ia pun berkomitmen untuk mengabdikan seluruh hidupnya bagi Injil. Pertobatannya mengubah pandangan hidupnya secara total.
Dalam melayani Tuhan rasul Paulus bukanlah orang yang mengedepankan penampilan lahiriahnya, melainkan pada sesuatu yang ada di dalam dirinya: karakter, sikap dan kepribadiannya. Tidak ada kepura-puraan dalam pelayanan Paulus, atau melayani demi kepentingan pribadi dan dengan motivasi yang tidak benar. Yang ada dalam benaknya hanyalah bagaimana ia bisa memuliakan Kristus, yang telah mati bagi dirinya: "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah...Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:20-22a).
Hidup Paulus berubah total setelah bertemu dengan Yesus!
Subscribe to:
Posts (Atom)