Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 September 2013 -
Baca: Matius 20:20-28
"...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Matius 20:28
Ciri pelayan Tuhan yang baik adalah memiliki keintiman dengan Tuhan, "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:2), memiliki rasa haus dan lapar akan kebenaran seperti Daud: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:2-3), senantiasa bertekun membaca Kitab Suci (baca 1 Timotius 4:13) dan setiap hari "...menyelidiki Kitab Suci..." (Kisah 17:11). Jika sudah terdidik dan mendisiplinkan diri pada hal-hal rohani, hidup pelayan Tuhan pun otomatis akan bertumbuh secara rohani. Bila hanya terlatih mempelajari firman secara teori namun tidak terlatih dalam ibadah, kita akan seperti ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hanya bisa mengajarkan kebenaran tetapi mereka sendiri tidak hidup dalam kebenaran. Jadi belajar dan beribadah, teori dan praktek harus mendapatkan porsi seimbang.
Mari kita tunaikan tugas pelayanan kita dengan penuh tanggungjawab, sebab "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." (Matius 9:37), dan "Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." (Yohanes 4:35). Yang harus kita miliki adalah 'hati' dalam melayani jiwa-jiwa. Bukankah banyak pelayan Tuhan yang maunya malah memerintah, inginnya dilayani, dihormati, dipuji dan dihargai oleh orang lain? Mereka ingin beroleh prioritas dan diutamakan. FirmanNya menyatakan dengan tegas: "dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26-27).
Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan utama bagi kita bagaiman menjadi seorang hamba yang benar. Dia, "...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:6-8).
Sudahkah kita menjadi pelayan Tuhan yang benar?
Wednesday, September 11, 2013
Tuesday, September 10, 2013
PELAYAN TUHAN YANG BENAR (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2013 -
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini." 1 Timotius 4:6
Banyak orang Kristen yang turut terlibat dalam pelayanan. Ini adalah berita bagus! Namun seringkali kita kurang memahami arti kata pelayan itu sendiri. Tugas seorang pelayan adalah melayani majikan dengan menyediakan makanan di atas mejanya. Jika kita menyebut diri sebagai pelayan Tuhan berarti kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai majikan dan Tuan kita, sedangkan kita adalah pelayanNya. Kita harus melayani Tuhan Yesus dengan sepenuh hati dan tanpa sungut-sungut.
Sebagai seorang pelayan Kristus yang baik kita harus senantiasa mengingatkan kebenaran yang telah kita terima dan membagikannya kepada saudara seiman lainnya (ayat nas). Arti mengingatkan di sini adalah mengajarkannya sehingga tertanam dalam pikiran dan hati saudara seiman. Dengan menyimpan di dalam pikiran dan hati, kita berpotensi untuk memiliki gaya hidup yang selaras dengan firman Tuhan. "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya," (Yosua 1:8). Mengapa kita harus bertindak hati-hati? Karena di akhir zaman ini ada banyak sekali ajaran yang menyesatkan sehingga orang lebih memilih percaya kepada takhayul, dongeng dan nasihat paranormal, plus kejahatan dunia yang kian merajalela. Ini adalah tugas yang tidak ringan bagi para pelayan Tuhan! Kita tidak boleh jemu-jemu saling menegur dan mengingatkan. Firman Tuhan akan berfungsi sebagai alarm bagi kita.
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki kecakapan dan terdidik dalam hal pengajaran. Bukan semata-mata cakap memahami Injil, tapi haruslah juga mampu untuk melakukan atau mempraktekkan firman yang diterimanya dalam setiap aspek kehidupannya. Mereka "...harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat." (1 Timotius 3:10). Oleh karena itu "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b), seperti yang rasul Paulus lakukan: "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27). (Bersambung)
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini." 1 Timotius 4:6
Banyak orang Kristen yang turut terlibat dalam pelayanan. Ini adalah berita bagus! Namun seringkali kita kurang memahami arti kata pelayan itu sendiri. Tugas seorang pelayan adalah melayani majikan dengan menyediakan makanan di atas mejanya. Jika kita menyebut diri sebagai pelayan Tuhan berarti kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai majikan dan Tuan kita, sedangkan kita adalah pelayanNya. Kita harus melayani Tuhan Yesus dengan sepenuh hati dan tanpa sungut-sungut.
Sebagai seorang pelayan Kristus yang baik kita harus senantiasa mengingatkan kebenaran yang telah kita terima dan membagikannya kepada saudara seiman lainnya (ayat nas). Arti mengingatkan di sini adalah mengajarkannya sehingga tertanam dalam pikiran dan hati saudara seiman. Dengan menyimpan di dalam pikiran dan hati, kita berpotensi untuk memiliki gaya hidup yang selaras dengan firman Tuhan. "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya," (Yosua 1:8). Mengapa kita harus bertindak hati-hati? Karena di akhir zaman ini ada banyak sekali ajaran yang menyesatkan sehingga orang lebih memilih percaya kepada takhayul, dongeng dan nasihat paranormal, plus kejahatan dunia yang kian merajalela. Ini adalah tugas yang tidak ringan bagi para pelayan Tuhan! Kita tidak boleh jemu-jemu saling menegur dan mengingatkan. Firman Tuhan akan berfungsi sebagai alarm bagi kita.
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki kecakapan dan terdidik dalam hal pengajaran. Bukan semata-mata cakap memahami Injil, tapi haruslah juga mampu untuk melakukan atau mempraktekkan firman yang diterimanya dalam setiap aspek kehidupannya. Mereka "...harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat." (1 Timotius 3:10). Oleh karena itu "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b), seperti yang rasul Paulus lakukan: "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)