Tuesday, September 10, 2013

PELAYAN TUHAN YANG BENAR (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2013 -

Baca:  1 Timotius 4:1-16

"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini."  1 Timotius 4:6

Banyak orang Kristen yang turut terlibat dalam pelayanan.  Ini adalah berita bagus!  Namun seringkali kita kurang memahami arti kata pelayan itu sendiri.  Tugas seorang pelayan adalah melayani majikan dengan menyediakan makanan di atas mejanya.  Jika kita menyebut diri sebagai pelayan Tuhan berarti kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai majikan dan Tuan kita, sedangkan kita adalah pelayanNya.  Kita harus melayani Tuhan Yesus dengan sepenuh hati dan tanpa sungut-sungut.

     Sebagai seorang pelayan Kristus yang baik kita harus senantiasa mengingatkan kebenaran yang telah kita terima dan membagikannya kepada saudara seiman lainnya (ayat nas).  Arti mengingatkan di sini adalah mengajarkannya sehingga tertanam dalam pikiran dan hati saudara seiman.  Dengan menyimpan di dalam pikiran dan hati, kita berpotensi untuk memiliki gaya hidup yang selaras dengan firman Tuhan.  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya,"  (Yosua 1:8).  Mengapa kita harus bertindak hati-hati?  Karena di akhir zaman ini ada banyak sekali ajaran yang menyesatkan sehingga orang lebih memilih percaya kepada takhayul, dongeng dan nasihat paranormal, plus kejahatan dunia yang kian merajalela.  Ini adalah tugas yang tidak ringan bagi para pelayan Tuhan!  Kita tidak boleh jemu-jemu saling menegur dan mengingatkan.  Firman Tuhan akan berfungsi sebagai alarm bagi kita.

     Seorang pelayan Tuhan harus memiliki kecakapan dan terdidik dalam hal pengajaran.  Bukan semata-mata cakap memahami Injil, tapi haruslah juga mampu untuk melakukan atau mempraktekkan firman yang diterimanya dalam setiap aspek kehidupannya.  Mereka  "...harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat."  (1 Timotius 3:10).  Oleh karena itu  "Latihlah dirimu beribadah."  (1 Timotius 4:7b), seperti yang rasul Paulus lakukan:  "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27).  (Bersambung)

Monday, September 9, 2013

PEMIMPIN YANG RENDAH HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 September 2013 -

Baca:  Filipi 3:17-21

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."  Filipi 3:17

Apa yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Filipi pada ayat nas bukanlah dimaksudkan untuk menguasai orang lain atau supaya ia dikultuskan dan dianut, karena ia bukanlah orang yang gila hormat.  Tetapi maksudnya adalah agar setiap orang yang dilayani benar-benar meneladani apa yang dilakukan paulus, di mana ia berusaha hidup seturut dengan kehendak Tuhan dan menjadikan kristus sebagai teladan hidupnya.  "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."  (1 Korintus 11:1).  Dalam hal ini Paulus ingin orang lain mengikuti jejaknya sebagai pengikut Kristus.  Jadi fokus utamanya adalah menjadi pengikut Kristus, bukan Paulus.

     Salah satu sikap hidup Paulus yang patut kita teladani adalah perihal kerendahan hati.  Meski telah menjadi pemberita Injil dan pemimpin rohani yang dipakai Tuhan scara luar biasa, dan juga memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi -bila dibandingkan dengan orang lain- Paulus tetaplah orang yang rendah hati.  Ia sadar di hadapan Tuhan dirinya bukanlah siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya.  Ia sama sekali tidak menganggap dirinya pemimpin yang harus dihormati dan dipuja.  Paulus ingat apa yang disampaikan Yesus,  "Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  (Matius 23:10-12).  Karena itu Paulus berusaha mengikuti teladan Kristus.  Ketahuilah bahwa  "...kerendahan hati mendahului kehormatan."  (Amsal 15:33).

     Banyak pemimpin di dunia ini cenderung meninggikan diri, merasa selalu benar, menganggap orang lain lebih rendah, selalu ingin dilayani dan dinomorsatukan.  Pemimpin yang demikian pasti akan ditinggalkan oleh pengikutnya karena ia tidak bisa menjadi panutan atau teladan yang baik.  Selama berada di bumi, Tuhan  "...datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).

Paulus mengembalikan segala hormat, pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan;  kita pun harus meneladaninya!