Sunday, September 8, 2013

MENANTI DENGAN PENUH IMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 September 2013 -

Baca:  Mazmur 40:1-18

"Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong."  Mazmur 40:2

Bagi kebanyakan orang menanti adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan, suatu kondisi yang paling tidak menyenangkan.  Menanti sering membuat seseorang mudah terpancing emosi, marah, kecewa, kesal, tersinggung dan juga jengkel karena merasa dipermainkan, apalagi menanti sesuatu yang tidak jelas kepastiannya.  Seringkali keadaan kita runyam oleh omongan orang lain yang melemahkan.

     Tak terkecuali dalam pengiringan kita akan Tuhan.  Kita begitu mudahnya termakan oleh intimidasi Iblis yang berbisik,  "Percuma menantikan pertolongan dari Tuhan, buktinya sudah berdoa bertahun-tahun tetap tidak ada jawaban.  Lebih baik mencari pertolongan kepada orang pintar, pertolongannya secepat kilat."  Akhirnya kita pun memutar haluan, tidak lagi tekun menanti-nantikan Tuhan.  Pada dasarnya di dalam suatu penantian, ketekunan dan kesabaran kita diuji.  Kita dilatih untuk bersikap tenang, tidak terburu-buru dan senantiasa berpikiran positif.  Melalui  'menanti'  ini kita juga diajar untuk mengerti keadaan orang lain, terlebih-lebih kita dididik untuk memahami kehendak Tuhan dan menyadari bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu kita.

     Sebagai orang percaya, apa saja yang kita nantikan?  Kita menantikan jawaban atas doa-doa kita dan juga janji-janji Tuhan digenapi dalam kehidupan kita yang meliput berkat, pemulihan, kesembuhan dan sebagainya.  Alkitab nasihatkan mengenai hal ini:  "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  (Lukas 18:7).  Jangan pernah berhenti berdoa dan percayalah kepada Tuhan, karena pertolongan Tuhan akan dinyatakan tepat waktuNya.  Bila kita diijinkan untuk mengalami masa-masa penantian berarti Tuhan sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, sebab penantian  "...menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."  (Roma 5:3-4).

Tetaplah mengucap syukur di segala keadaan sambil terus memahami kehendak dan rencana Tuhan supaya kita dapat berkata,  "...janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).

Saturday, September 7, 2013

TUHAN ADALAH PERLINDUNGANKU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 September 2013 -

Baca:  Mazmur 27:1-14

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?"  Mazmur 27:1

Tak seorang pun tahu perihal hari esok!  Karena itu Alkitab menasihati:  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Manusia hanya bisa meramal, merancang dan membuat perkiraan-perkiraan, tapi hanya Tuhan yang tahu pasti.  "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."  (Amsal 19:21), sebab  "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita..."  (Ulangan 29:29).  Mari jalani hidup ini dengan penuh penyerahan diri kepada Tuhan.  Kita tahu bahwa hidup penuh tantangan, ujian dan ketidakmengertian kita akan masa depan, sehingga banyak orang menempuh segala cara untuk mencoba melihat masa depannya dengan bertanya kepada dukun, paranormal dan sebagainya dengan harapan beroleh kekuatan, perlindungan dan jaminan.  Namun sebagai orang percaya kita punya Tuhan Yesus yang senantiasa menjaga, melindungi dan menyertai kita.

     Dalam Mazmur 27 Daud menyatakan bahwa ada banyak tantangan yang datang dari mana saja yang mungkin terjadi dalam kehidupan orang percaya.  Tantangan itu bisa datang dari orang-orang di sekitar yang berniat jahat untuk menjatuhkan dan menghancurkan kita  (ayat 2);  masalah atau persoalan yang sedang terjadi dan kita alami  (ayat 3);  ditinggalkan oleh orang-orang terdekat dan yang kita kasihi  (ayat 10);  orang-orang yang iri dengki yang berusaha memfitnah kita  (ayat 12) dan masih banyak lagi.  Sikap dalam menghadapi semua itu adalah harus tetap percaya kepada Tuhan dan terus bertekun mencari Dia.  "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."  (Amsal 8:17);  dan yang terutama sekali adalah kita harus menjaga hidup ini supaya tidak menyimpang dari jalan-jalan Tuhan.

     Hidup dalam ketaatan adalah kunci untuk beroleh perlindungan dari Tuhan,  "Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai."  (Mazmur 5:13).

Semakin mendekat kepada Tuhan semakin kita beroleh kekuatan dan mampu tegak berdiri di atas persoalan, karena Dia adalah perlindungan kita!