Friday, September 6, 2013

MERAGUKAN TUHAN YESUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 September 2013 -

Baca:  Matius 28:1-10

"Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya."  Matius 28:6a

Sampai saat ini masih banyak orang meragukan keilahian Kristus, tidak percaya bahwa Ia adalah Tuhan dan Juruselamat.  Selalu timbul pertanyaan:  benarkah Yesus disalibkan dan bangkit dari kematian?  Benarkah Dia menebus dosa manusia?  Banyak orang Kristen turut terprovokasi sehingga menjadi ragu-ragu terhadap imannya sendiri.  "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."  (1 Korintus 1:18).

     Sebagai orang percaya kita tidak perlu meragukan Tuhan kita Yesus Kristus.  Dia adalah penebus dosa kita seperti tertulis:  "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  (2 Korintus 5:21).  Ditegaskan pula bahwa  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).  Orang dunia boleh saja ragu akan Yesus Kristus, tapi kita harus yakin bahwa Ia sudah bangkit dan kebangkitanNya ini menjadi dasar iman kita yang teguh.  Perihal kematianNya nabi Yesaya sudah menubuatkan,  "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."  (Yesaya 53:5).  Begitu juga tentang kebangkitanNya:  "Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: 'Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.'"  (Matius 27:54).  Kubur kosong membuktikan bahwa Yesus telah bangkit dan makin dipertegas di mana Ia juga menampakkan diri kepada murid-murid dan banyak orang  (baca  1 Korintus 15:4-6).  Jadi setelah membayar hukuman atas dosa kita melalui kematianNya, Yesus bangkit.

     Dengan demikian kematian dan kebangkitan Kristus menjadi hal yang sangat prinsipal bagi orang percaya.

Rasul Paulus menulis,  "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu."  1 Korintus 15:14.

Thursday, September 5, 2013

RASUL PAULUS: Punya Kepekaan Rohani!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 September 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 17:16-34

"Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala."  Kisah 17:16

Hati Paulus sangat sedih ketika melihat bahwa kota Athena dipenuhi patung-patung berhala.  Kesedihannya berhubungan dengan sesuatu yang berlawanan dengan rohnya.  Itulah sebabnya roh Paulus bergejolak.  Ia tidak bisa menerima keadaan tersebut.

     Kesedihan Paulus menyiratkan bahwa ia memiliki kepekaan rohani terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.  Banyaknya patung berhala menandakan bahwa orang-orang di Atena menyembah kepada dewa-dewa, bukan kepada Allah yang benar dan berkuasa.  Karena itu dengan sangat geram Paulus berkata,  "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu."  (Kisah 17:22-23).  Kepekaan rohani membuat seseorang berduka terhadap perbuatan yang mendukakan Roh Kudus;  berduka terhadap setiap dosa dan pelanggaran.

     Adakah kita punya kepekaan terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar kita?  Kita melihat sekarang ini banyak orang sudah tidak lagi mengindahkan perkara-perkara rohani.  Mereka lebih cenderung mengejar kesenangan duniawi.  Jika kita tidak peka terhadap situasi-situasi di sekitar, hidup kita akan mudah di ombang-ambingkan oleh ilah zaman ini dan kita akan terbawa arus di dalamnya.  Apalagi ada banyak orang Kristen yang lebih memikirkan berkat dan materi daripada berusaha bagaimana memiliki kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan.  Padahal sebagai pengikut Kristus kita memiliki tanggung jawab yang tidak mudah;  kita dipanggil untuk memiliki kehidupan yang berbeda dengan dunia ini yaitu hidup dalam kekudusan sebagaimana tertulis;  "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus."  (1 Tesalonika 4:7).  Tanpa kekudusan kita tidak akan mampu mengemban tugas sebagai saksi Kristus di tengah dunia.

Kepekaan rohani membuat seseorang bersikap tegas terhadap dosa dan berkomitmen untuk melayani Tuhan dengan sungguh!