Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2013 -
Baca: Efesus 4:1-16
"sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13).
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang Kristen yang makin hari makin bertumbuh di dalam kedewasaan rohani. Orang yang dewasa telah meninggalkan sifat kanak-kanaknya (baca 1 Korintus 13:11). Di dalam Ibrani 5:13-14 dikatakan, "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada
yang jahat." Orang yang dewasa rohani memiliki pancaindera yang terlatih sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak berkenan. Inilah yang disebut dengan kepekaan rohani.
Apa itu kepekaan rohani? Kemampuan memahami pimpinan atau kegerakan Roh Kudus, mengerti kehendak Tuhan, merespons kasih dan kebaikanNya, serta menyadari kesalahan dan pelanggaran yang telah diperbuat. Orang yang memiliki kepekaan rohani akan memiliki kehidupan yang selaras dengan firman Tuhan dan seirama dengan hati Tuhan. Kepada jemaat di Filipi rasul Paulus menasihati, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5). Bagaimana supaya kita punya kepekaan rohani? Terus melatihnya dengan belajar mengutamakan perkara-perkara rohani sebagaimana rasul Paulus sampaikan, "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2), karena kepekaan rohani tidak terjadi dalam semalam. Artinya kita harus terus berproses untuk menjadi pribadi yang peka rohani. Proses itu harus kita kerjakan dari hari ke sehari, seumur hidup kita, selama kita masih bernafas.
Semakin kita mengutamakan perkara rohani semakin dengan sendirinya kita akan memikirkan Tuhan dan firmanNya setiap hari.
Mari merindukan untuk selalu menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan apa kehendakNya sebagai balasan kebaikan dan kasih Tuhan yang telah kita terima.
Tuesday, September 3, 2013
Monday, September 2, 2013
TENANGLAH DAN JANGAN TAKUT! (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 September 2013 -
Baca: Mazmur 116:1-19
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Mazmur 116:7
Untuk membuktikan bahwa sosok yang berjalan di atas air itu Yesus, Petrus berseru kepadaNya, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Kata Yesus: 'Datanglah!' Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus." (Matius 14:28-29). Sayang, saat merasakan angin yang kencang Petrus takut dan mulai tenggelam, lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" (Matius 14:30).
Ketika menghadapi persoalan hidup yang berat seringkali kita bersikap seperti murid-murid Yesus. Reaksi pertama kita adalah takut, kuatir dan bimbang, padahal kita tahu bahwa Tuhan sanggup menolong dan memberi jalan ke luar untuk setiap persoalan kita, tapi kita tetap saja terpengaruh situasi yang ada. Akhirnya mata hati kita tidak lagi tertuju kepada Tuhan melainkan makin tenggelam dan larut dalam masalah, sehingga kita tidak lagi menyadari kehadiran Tuhan. Kita berpikir bahwa Tuhan begitu jauh meninggalkan kita, padahal Ia sangat dekat, hanya sejauh doa kita. "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." (Roma 10:8). Seruan dan permohonan Petrus saat tenggelam benar-benar lahir dari pengakuan imannya kepada Yesus. Petrus sadar bahwa di luar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa, kekuatannya sangat terbatas. Satu-satunya Pribadi yang sanggup menolongnya hanyalah Tuhan Yesus.
Di segala keadaan, bukan hanya saat-saat sukar dan bermasalah, seharusnya mata hati kita terus tertuju kepada Tuhan dan firmanNya. Jangan sampai situasi di sekitar kita membelokkan iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Ketika kita mulai terpengaruh, rasa takut dan bimbang menguasai hati dan pikiran kita sehingga iman dan firman yang ada di dalam diri kita tidak dapat berfungsi secara efektif. Sebaliknya ketika mata rohani kita tetap fokus dan kita bergantung penuh kepada Yesus kita akan dimampukan untuk terus berjalan di atas 'air', melewati angin dan badai kehidupan. Karena itu bangunlah kekariban denganNya dan renungkan firmanNya setiap hari supaya iman kita makin kuat.
Jangan pernah merasa sendiri dalam menjalani hidup ini, ada Tuhan yang selalu menyertai kita; dengan suaraNya yang lembut Ia selalu mengingatkan, "Aku ini, jangan takut!"
Baca: Mazmur 116:1-19
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Mazmur 116:7
Untuk membuktikan bahwa sosok yang berjalan di atas air itu Yesus, Petrus berseru kepadaNya, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Kata Yesus: 'Datanglah!' Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus." (Matius 14:28-29). Sayang, saat merasakan angin yang kencang Petrus takut dan mulai tenggelam, lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" (Matius 14:30).
Ketika menghadapi persoalan hidup yang berat seringkali kita bersikap seperti murid-murid Yesus. Reaksi pertama kita adalah takut, kuatir dan bimbang, padahal kita tahu bahwa Tuhan sanggup menolong dan memberi jalan ke luar untuk setiap persoalan kita, tapi kita tetap saja terpengaruh situasi yang ada. Akhirnya mata hati kita tidak lagi tertuju kepada Tuhan melainkan makin tenggelam dan larut dalam masalah, sehingga kita tidak lagi menyadari kehadiran Tuhan. Kita berpikir bahwa Tuhan begitu jauh meninggalkan kita, padahal Ia sangat dekat, hanya sejauh doa kita. "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." (Roma 10:8). Seruan dan permohonan Petrus saat tenggelam benar-benar lahir dari pengakuan imannya kepada Yesus. Petrus sadar bahwa di luar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa, kekuatannya sangat terbatas. Satu-satunya Pribadi yang sanggup menolongnya hanyalah Tuhan Yesus.
Di segala keadaan, bukan hanya saat-saat sukar dan bermasalah, seharusnya mata hati kita terus tertuju kepada Tuhan dan firmanNya. Jangan sampai situasi di sekitar kita membelokkan iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Ketika kita mulai terpengaruh, rasa takut dan bimbang menguasai hati dan pikiran kita sehingga iman dan firman yang ada di dalam diri kita tidak dapat berfungsi secara efektif. Sebaliknya ketika mata rohani kita tetap fokus dan kita bergantung penuh kepada Yesus kita akan dimampukan untuk terus berjalan di atas 'air', melewati angin dan badai kehidupan. Karena itu bangunlah kekariban denganNya dan renungkan firmanNya setiap hari supaya iman kita makin kuat.
Jangan pernah merasa sendiri dalam menjalani hidup ini, ada Tuhan yang selalu menyertai kita; dengan suaraNya yang lembut Ia selalu mengingatkan, "Aku ini, jangan takut!"
Subscribe to:
Posts (Atom)