Friday, August 30, 2013

MELAYANI SAMPAI GARIS AKHIR (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2013 -

Baca:  1 Timotius 4:1-16

"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu."  1 Timotius 4:16a

Dewasa ini makin banyak anak Tuhan turut terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.  Ini adalah berita baik!  Namun menjadi pelayan Tuhan yang benar bukanlah pekerjaan yang mudah.  Ada harga yang harus kita bayar!  Kita tidak bisa melayani Tuhan dengan asal-asalan atau sekedar latah karena ikut-ikutan.  Melayani Tuhan adalah tugas yang sangat mulia, karena itu kita harus melakukannya dengan kesungguhan hati dan komitmen yang tinggi.

     Timotius adalah seorang pemuda yang bertalenta dan memiliki kehidupan rohani yang mumpuni.  Komitmennya dalam melayani Tuhan tak diragukan lagi.  Itulah sebabnya rasul Paulus tak henti-hentinya berdoa untuk Timotius supaya ia tetap memiliki semangat dalam melayani Tuhan.  "...kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu."  (1 Timotius 1:6).  Ada banyak alasan bagi Timotius untuk menjadi lemah dan patah semangat melayani karena banyak tantangan dan ujian menghadang langkahnya dalam mengemban Amanat Agung Tuhan ini.  Apalagi saat itu Paulus selaku pembina rohani Timotius sedang dipenjara oleh karena Injil;  secara manusia mental Timotius pasti terpengaruh dan terganggu!

     Orang berpendapat bahwa orang muda itu masih 'hijau', minim pengalaman, belum banyak mengenyam asam garam kehidupan, sehingga mereka memandang Timotius dengan sebelah mata.  Mereka berpendapat orang muda belum layak menjadi pemimpin rohani.  Belum lagi permasalahan yang ada dalam jemaat di Efesus yang begitu kompleks.  Ibarat suatu penyakit, maka penyakit jemaat Efesus itu stadium empat atau sudah kronis.  Pada saat itu ada banyak pengajar-pengajar sesat yang menyusup di antara jemaat menebarkan ajarannya yang menyimpang dari kebenaran Injil, sehingga jemaat mulai terjebak dengan takhayul dan dongeng-dongeng.  Rasul Paulus menasihati Timotius,  "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).  Inilah tantangan tersendiri bagi Timotius untuk menunjukkan kualitas hidupnya sebagai pelayan Tuhan muda!  (Bersambung)

Thursday, August 29, 2013

MENJADI TERANG DI TENGAH DUNIA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2013 -

Baca:  Yohanes 1:1-18

"ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya."  Yohanes 1:7

Sebagai orang percaya di dalam kita ada terang ilahi yang harus terpancar.  Tugas kita bercahaya di tengah dunia yang diliputi kegelapan.  Inilah panggilan hidup kita!  "Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya."  (Yohanes 1:5).

     Banyak orang Kristen yang hanya menjadi terang di tengah lingkungan yang juga terang.  Kita bersinar di antara sesama anak Tuhan, jadi secara otomatis terang kita tidak tampak nyata.  Sementara ketika berada di tengah-tengah dunia yang gelap kita justru larut di dalam kegelapan, turut terlibat dalam perbuatan-perbuatan gelap.  Firman Tuhan menegaskan,  "...sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  (Efesus 5:8).  Sebagai anak-anak terang tidak seharusnya kita berkompromi dengan kegelapan dunia ini.  Sebaliknya hidup kita harus bercahaya sehingga orang-orang di luar Tuhan dapat melihatnya, karena kita memiliki kehidupan yang berbeda.  Jadi  "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,"  (Roma 12:2).

     Karena tugas kita adalah sebagai terang dunia berarti kita harus menjadi saksi Kristus yang adalah Terang sejati.  Sebagai saksi Kristus kita tidak berhak mendapatkan pujian dan hormat dari manusia melebihi Terang Kristus yang kita jadikan subyek kesaksian kita.  Jadi Tuhan Yesus haruslah menjadi yang terutama di dalam hidup ini,  "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  (Yohanes 3:30).  Tujuan kita bersaksi adalah membawa orang lain kepada terang sejati, artinya membuat orang lain menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.  Begitulah sesungguhnya maksud Tuhan menempatkan kita di dunia yang gelap ini, yaitu agar terang Tuhan bercahaya di tengah-tengah dunia, sehingga dunia mempermuliakan Tuhan Yesus Sang Terang Sejati itu.  Bagaimana kita dapat menerangi dunia ini dengan terang Kristus?  Yaitu melalui perbuatan dan tindakan kita yang menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi orang lain!

Inilah kehendak Tuhan itu:  "...supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"  Filipi 2:15