Saturday, August 24, 2013

HAMBA KECIL BERIMAN BESAR (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2013 -

Baca:  2 Raja-Raja 5:1-27

"Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."  2 Raja-Raja 5:3

Naaman adalah salah satu tokoh di dalam Alkitab, namanya tidak asing di telinga orang Kristen.  Ia sangat terkenal, berkuasa, berpengaruh dan dihormati oleh banyak orang.  Sebagai panglima raja Aram bisa dikatakan sebagai tangan kanan raja, karena itu ia sangat dikasihi oleh raja.  Naaman bukan hanya seorang jenderal, tapi juga seorang pahlawan perang yang gagah perkasa.  Kontribusinya bagi negara tak diragukan lagi.

     Meski memiliki posisi tinggi dan terpandang ada satu 'noda' dalam hidup Naaman, yaitu penyakit kusta yang dideritanya.  Siapa pun orangnya dan setinggi apa pun pangkatnya jika terserang penyakit ini pasti dijauhi banyak orang;  apalagi di kalangan orang Ibrani penyakit kusta dianggap najis dan berbahaya karena dapat menular kepada orang lain.  Maka dari itu orang yang menderita sakit ini harus diasingkan dari masyarakat luas.  Tidak seorang pun yang diperbolehkan bersentuhan dengannya.  "Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya."  (Imamat 13:46).

     Di rumah Naaman ada anak perempuan kecil dari Israel yang merupakan tawanan yang dibawa oleh gerombolan orang Aram saat terjadi perang, dan ia dijadikan hamba bagi isteri Naaman.  Melihat tuannya sakit kusta, hamba kecil ini pun memberanikan diri menyampaikan usulannya kepada isteri Naaman,  "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."  (2 Raja-Raja 5:3).  Nabi yang dimaksudkan adalah Elisa.  Sebagai anak Yahudi, ia tahu banyak tentang mujizat-mujizat yang dilakukan Elisa.  Ia pun bersaksi kepada majikan perempuannya tentang kedahsyatan kuasa Allah bangsa Israel yang dinyatakan melalui Elisa.  Hamba kecil ini sangat percaya jika tuannya mau datang kepada abdi Allah itu pasti akan sembuh.  Mungkin orang akan berpikir,  "Masakan seorang tuan yang berpangkat jenderal dan terpandang harus mendengarkan saran seorang budak kecil?"  Memang ini tidak mudah, dibutuhkan kerendahan hati.  Namun yang ada di benak Naaman hanyalah bagaimana ia bisa sembuh dari sakit kustanya.  Maka Naaman tidak perlu merasa gengsi atau jaim ('jaga image').  (Bersambung)

Friday, August 23, 2013

JANGAN BERBUAT DOSA LAGI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Agustus 2013 -

Baca:  Mazmur 32:1-11

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,"  Mazmur 32:5

Dengan segala iming-iming yang menggiurkan:  harta kekayaan, nasib baik, usaha laris dan sebagainya, Iblis memasang jeratnya dan banyak orang terperangkap di dalamnya.  Mereka berduyun-duyun datang dan meminta pertolongan kepada Iblis dan bala tentaranya.  Mereka pun lebih percaya kepada kuasa-kuasa gelap yang dapat memberikan pertolongan secara instan daripada harus menunggu jawaban dari Tuhan.  Jangan berkata bahwa perbuatan semacam ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang belum percaya, ada juga orang Kristen yang turut terlibat meski mereka juga masih aktif menghadiri jam-jam peribadatan.  Satu-satunya jalan untuk terlepas dari kuasa kegelapan yang membelenggu adalah membereskannya di hadapan Tuhan Yesus, karena Dia satu-satunya Pribadi yang sanggup membebaskan kita dari kutuk dosa.  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib! Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.'"  (Galatia 3:13-14).

     Di dalam Kristus kita bukan lagi menjadi hamba dosa, melainkan hamba kebenaran.  Kita tidak lagi berada dalam kegelapan, melainkan telah dipindahkan kepada terangNya yang ajaib.  Karena itu kita tidak layak untuk berbuat dosa lagi atau turut ambil bagian dalam perbuatan-perbuatan gelap.  Selain itu kita disebut juga berbuat dosa jika kita tidak mau berbuat baik,  "...jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa."  (Yakobus 4:17).  Apalah artinya kita hanya berteori tentang hal-hal yang baik dalam pikiran dan hati, bila kita tidak mau melakukannya? 

     Jadi setiap anak Tuhan harus berbuat baik, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati  (baca  Yakobus 2:17).  Buang semua pikiran jahat karena itu juga termasuk pelanggaran firman Tuhan;  meski belum melakukan tetapi jika di dalam pikiran dan hati kita tersimpan segala yang jahat, itu sudah disebut dosa  (baca  Matius 15:19).

Tinggalkan dosa, mari hidup sebagai manusia baru di dalam Kristus!