Saturday, August 17, 2013

MENGHARGAI JASA PAHLAWAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Agustus 2013 -

Baca:  2 Samuel 23:8-39

"Inilah nama para pahlawan yang mengiringi Daud: Isybaal, orang Hakhmoni, kepala triwira ("Kelompok Tiga", para Pahlawan - Red.); ia mengayunkan tombaknya melawan delapan ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran."  2 Samuel 23:8

Merdeka!  Merdeka!  Merdeka!  Hari ini pekik kemerdekaan bergema di seluruh persada tanah air.  Kita, seluruh bangsa Indonesia, sedang merayakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa ini.  Dirgahayu RI!  Tepat pada tanggal 17 Agustus, enam puluh delapan tahun silam, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan bangsa asing.  Selama kurun waktu yang lama bangsa ini berada dalam cengkeraman bangsa-bangsa lain... tak bisa dibayangkan betapa menderitanya rakyat pada waktu itu.  Dalam teks pembukaan UUD 1945 alinea pertama dikatakan,  "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan..."  Kemerdekaan kini telah menjadi milik bangsa Indonesia!  Merdeka berarti bebas dari belenggu, bebas dari tekanan, bebas dari perbudakan!  Namun satu hal yang harus kita ketahui ialah kemerdekaan bangsa ini tidak didapat semudah membalikkan telapak tangan!  Ini diperoleh dengan pertumpahan darah para pendahulu kita, yaitu para pahlawan bangsa, yang telah berjuang dan rela mengorbankan jiwa raganya demi membela bangsa.

     Hari ini kita membaca nama-nama orang yang memiliki peran besar dalam kemenangan Daud saat bangsanya bertempur melawan bangsa-bangsa lain.  Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.  Namun di atas semuanya itu kemenangan Daud adalah karena campur tangan Tuhan.  "Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar."  (2 Samuel 23:12b).  Pemazmur pun mengakui,  "Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangkupun tidak memberi aku kemenangan, tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami,"  (Mazmur 44:7-8).

     Kita pun patut bersyukur kepada Tuhan, karena pertolonganNyalah kita dapat meraih kemerdekaan.  Tak boleh kita lupa juga menghargai jasa para pahlawan, di mana mereka telah memberikan modal yang tak ternilai harganya bagi kita, yaitu kemerdekaan.

Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini dengan melakukan yang terbaik bagi bangsa sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan.    

Friday, August 16, 2013

PENGUDUSAN BAGI ORANG PERCAYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2013 -

Baca:  1 Tesalonika 4:1-12

"Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu,"  1 Tesalonika 4:3

Pengudusan sebagai proses mengartikan ada harga yang harus kita bayar.  Yesus berkata,  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Menyangkal diri berarti harus menang terhadap segala bentuk keinginan daging.  Ada upaya dan kerja keras secara terus-menerus untuk mematikan perbuatan daging.  Bagaimana caranya?

     Ada langkah-langkah yang harus kita tempuh:  1.  Karib dengan Tuhan.  Adakah kita memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan?  Bersekutu berarti menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.  Bersekutu dengan Tuhan berarti menjadi satu dengan Dia dalam segala aspek kehidupan kita.  Persekutuan yang intim dilukiskan seperti ranting yang melekat pada Pokok Anggur.  Oleh karena itu  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  2.  Tinggal di dalam firman.  Kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari supaya kerohanian kita makin bertumbuh, sebab  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Semakin tinggal di dalam firmanNya semakin dibersihkan segala kotoran dan hal-hal yang tidak berkenan di dalam hidup kita, dan kita kian berakar kuat di dalam Tuhan sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan.

     Adalah tidak sulit bersekutu dengan Tuhan melalui firmanNya, sebab  "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."  (Roma 10:8);  kita pun dapat menikmati firman itu melalui pendengaran dan juga penglihatan kita  (bertekun membaca, mempelajari, merenungkan dan mendengarkan melalui khotbah).  Di situ Roh Kudus akan bekerja sehingga kita beroleh kekuatan untuk mengalahkan segala kedagingan dan hidup di dalam kekudusan senantiasa!

Hidup kudus adalah kehendak Tuhan bagi kita!