Monday, August 12, 2013

PIKIRKAN PERKARA YANG DI ATAS (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2013 -

Baca:  Roma 7:13-26

"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat."  Roma 7:19

Langkah selanjutnya"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:2).  Pikiran adalah pemimpin atau pelapor dari semua tindakan kita.  Artinya semua tindakan kita adalah akibat langsung dari apa yang terkandung di dalam pikiran kita.  Jika yang ada dalam pikiran kita adalah hal-hal yang negatif, maka kita akan mempunyai kehidupan yang negatif pula.  Jadi pikiran kita adalah medan peperangan.  Inilah 'area' yang sangat rawan dan berbahaya, yang seringkali dimanfaatkan Iblis untuk menyerang kita, karena ia tahu bahwa pikiran memegang pengaruh besar dalam kehidupan kita.

     Iblis tahu apa yang kita sukai dan yang tidak kita sukai.  Karena itu Iblis berusaha memasukkan hal-hal negatif ke dalam pikiran kita.  Ada tertulis:  "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,"  (Markus 7:20).  Pikiran yang terisi oleh hal-hal yang negatif pada saatnya akan keluar melalui ucapan dan tindakan  kita.  Jadi memikirkan perkara yang di bumi berarti membiarkan Iblis merajai pikiran kita sehingga kita tidak beroleh kekuatan untuk melawan segala kedagingan.

     Sementara, memikirkan perkara yang di atas berarti mengisi pikiran dengan firman Tuhan, sehingga  "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,"  (Filipi 4:8)  itulah yang terkandung di dalam pikiran kita.  Dan ini akan terefleksikan dalam setiap tindakan kita sehari-hari.  Perbuatan kita akan selaras dengan firman Tuhan.  Semakin pikiran kita diperbaharui oleh firman Tuhan, semakin terkikis pula tabiat-tabiat manusia lama kita, sebab pikiran kita telah dikendalikan sepenuhnya oleh Roh Kudus.  Ini berarti kita memberi keleluasaan Roh Kudus untuk bekerja di dalam kita.  Ia pun akan memberi kekuatan kepada kita supaya kita dapat melawan tipu muslihat Iblis.  Maka kita harus tegas menolak dan tidak membiarkan pikiran kita dikuasai oleh keinginan duniawi.  Ingat!  Kita adalah tuan dari pikiran kita sendiri, dan tidak ada satu pun hal kecil yang dapat masuk ke dalam pikiran kita tanpa seijin kita.

Memikirkan perkara di atas berarti  "...menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,"  2 Korintus 10:5b

Sunday, August 11, 2013

CARILAH PERKARA YANG DI ATAS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2013 -

Baca:  Kolose 3:1-4

"Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah."  Kolose 3:3

Sebelum bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita semua tidak luput dari melakukan dosa.  Kita hidup dengan menuruti dorongan hawa nafsu dan segala keinginannya.  Pendek kata hidup kita diperbudak dan dibelenggu oleh dosa.  Namun setelah kita menjadi anak-anak Tuhan dan hidup baru di dalam Kristus  (baca  2 Korintus 5:17), kita pun harus memiliki cara hidup yang berbeda dari hidup sebelumnya.  Jika sebelumnya kita lebih memperhatikan perkara-perkara duniawi dan hidup di dalamnya, kini kita harus lebih memusatkan diri terhadap hal-hal rohani.

     Keberadaan kita sebagai  'manusia lama'  diibaratkan seperti pakaian yang sudah usang dan kumal yang sudah kita tanggalkan, dan sekarang kita sedang mengenakan pakaian yang baru.  Mungkinkah seseorang hendak memakai baju baru tanpa terlebih dahulu melepaskan bajunya yang lama, kotor dan bau?  Maka yang harus kita lakukan saat ini sebagai  'manusia baru'  di dalam Kristus adalah, pertama"...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,"  (Kolose 3:1).  Mencari perkara rohani berarti harus memiliki rasa haus dan lapar akan firman Tuhan setiap hari, memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan lebih lagi, seperti yang Daud rindukan,  "Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya."  (Mazmur 27:4), serta memiliki komitmen untuk melakukan kehendak Tuhan.  Memang itu bukanlah hal yang mudah karena ada banyak tantangan yang menghadang, seperti masalah hidup, lebih-lebih situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kita yang seringkali membuat kita lemah.  Gemerlap dan hingar-bingar dunia ini yang menawarkan segala kenikmatan, kekayaan dengan segala tipu dayanya pun dapat menghimpit dan mempengaruhi kita sehingga kita pun menjadi tak berdaya.  "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  (Yakobus 1:14).

     Karena itu rasul Paulus menasihati jemaat di Kolose agar mereka selalu waspada dan menyadari betapa perkara-perkara rohani itu jauh lebih berharga daripada hal-hal duniawi, yang hanya bersifat sementara dan fana ini.  (Bersambung)