Wednesday, August 7, 2013

LIDIA: Wanita Murah Hati (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 16:13-18

"Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku."  Kisah 16:15

Salah satu syarat bagi pemilik jemaat atau pelayan Tuhan adalah suka memberi tumpangan (baca  1 Timotius 3:2).  Orang yang suka memberi tumpangan disebut telah melakukan pekerjaan yang baik, dan menunjukkan bahwa ia adalah orang yang murah hati.

     Alkitab menyatakan bahwa kemurahan hati merupakan salah satu dari buah-buah Roh yang harus dihasilkan dalam kehidupan orang percaya.  Mengapa kita harus bermurah hati?  Karena Tuhan adalah murah hati dan  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Jika kita mengaku bahwa diri kita adalah pengikut Kristus, kita harus menunjukkan sifat-sifat yang mencerminkan Kristus, salah satunya adalah murah hati.

     Adalah Lidia,  seorang wanita yang berprofesi sebagai penjual kain ungu, yang disebut memiliki sifat murah hati itu.  Lidia berasal dari kota Tiatira, salah satu kota di Filipi yang dikenal sebagai kota industri dan perdagangan.  Sebagai pedagang kain Lidia bukanlah wanita sembarangan.  Bisa dikatakan ia adalah orang yang mapan dan berhasil.  Meski hidup dalam kecukupan Lidia tidaklah pelit dan kikir.  Ia tidak menutup mata terhadap sesamanya, malahan menunjukkan kasih dan kepeduliannya terhadap orang lain.  Ia membuka pintu rumahnya untuk memberi tumpangan kepada orang-orang yang melayani Tuhan.  Memberi tumpangan adalah salah satu bagian penting dalam pelayanan dan bukti bahwa ia sangat mendukung pekerjaan Tuhan.  Ada tertulis:  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu,"  (Amsal 3:9).  Dilihat dari latar belakangnya, sesungguhnya Lidia adalah seorang non yahudi, tapi ia percaya kepada Tuhan dan imannya makin diteguhkan ketika ia mendengarkan berita firman yang disampaikan oleh rasul Paulus saat melakukan tour pelayanannya di Filipi.  Akhirnya Lindia dan seisi keluarganya memberi diri untuk dibaptis.

     Kehidupan Lidia mampu menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga ia mampu membawa seisi keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis sebagai tanda kehidupan baru di dalam Kristus.  (Bersambung)

Tuesday, August 6, 2013

DIVIDE ET IMPERA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2013 -

Baca:  1 Korintus 3:1-9

"Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?"  1 Korintus 3:3b

Bukankah kita sering mendengar ada orang Kristen yang berkata bahwa gerejanyalah yang paling besar dan penuh urapan Tuhan, atau gereja A jemaatnya ribuaan, itu tandanya diberkati Tuhan, sedangkan gereja B jemaatnya sedikit, berarti tidak ada lawatan Tuhan.  Ada pula jemaat yang begitu fanatik terhadap hamba Tuhan tertentu dan tidak suka dengan yang lainnya.  Ini adalah tanda bahwa perpecahan sedang terjadi di antara anak-anak Tuhan, dan terjadi di dalam gereja, bukan di luar gereja.

     Jika di dalam gereja sendiri terjadi banyak perselisihan dan perpecahan, bagaimana mungkin bisa menjadi berkat atau kesaksian yang baik bagi orang-orang di luar sana?  Oleh karena itu rasul Paulus menegur dan mengingatkan jemaat di Korintus dengan penuh kasih agar mereka menyadari akan hal ini, dan segera membereskan permasalahan yang ada.  Ia mengajak jemaat untuk bersatu, saling mengasihi, saling memperhatikan satu sama lain sebagai keluarga besar Kerajaan Allah.  Kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dan pusat dari segala ibadah dan pelayanan yang kita lakukan.  Tidak ada pembicara, hamba Tuhan atau pemimpin gereja yang dapat menggantikan posisi Tuhan;  tidak ada golongan Apolos, Paulus, Kefas atau yang lainnya.  "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus."  (1 Korintus 12:12).  Jadi di dalam Kristus  "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah."  (Efesus 2:19).

     Meski menjadi hamba Tuhan yang berhasil dan diurapi Tuhan, Paulus menolak dikultuskan dan diidolakan.  Yang layak untuk ditinggikan dan diagungkan dalam hidup orang percaya hanyalah Tuhan Yesus saja, bukan manusia.  Jika tidak, perpecahan pasti akan terhadi dan tak terhindarkan!  Selama masih ada perselisihan, benci, marah, akar pahit, dendam, iri hati, kita masih hidup sebagai manusia duniawi.

Mari kita bersatu hati untuk melayani Tuhan dan memberitakan InjilNya, supaya nama Tuhan dipermuliakan melalui gereja-Nya!