Wednesday, July 24, 2013

KEKRISTENAN: Berubah dan Berbuah (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2013 -

Baca:  Filipi 2:12-18

"supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"  Filipi 2:15

Hidup yang berubah dan berbuah haruslah menjadi sasaran hidup orang Kristen.  Dengan memiliki sasaran hidup yang jelas, langkah hidup kita pun akan terarah dan ter-manage dengan baik.  Karena itu milikilah visi yang jelas dalam menjalani hidup ini.

     Hidup yang tiada beraib, tiada bernoda dan makin bercahaya seperti bintang di tengah dunia yang gelap ini adalah visi yang harus dicapai oleh setiap orang percaya?  Mungkinkah?  Tentu!  Karena tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!  Namun semua ini hanya akan menjadi mimpi atau khayalan belaka jika kita tidak mau bertindak untuk mewujudkannya alias berubah, keluar dari zona nyaman kita dan bermalas-malasan!  "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?"  (Yosua 18:3).  Kemalasan adalah salah satu faktor penghalang bagi kita untuk mencapai Tanah Perjanjian.  Tanah Perjanjian adalah gambaran dari kehidupan yang berkemenangan, diberkati Tuhan dan hidup yang menjadi kesaksian bagi orang lain.

     Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak berubah dan berbuah karena merasa bahwa dirinya sudah baik;  kita menilai bahwa diri kita ini sudah lebih baik dari orang lain, tidak perlu berubah dan orang lainlah yang harus berubah.  Namun ingatlah bahwa yang dapat menilai diri kita bukanlah kita sendiri, melainkan orang lain.  "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri."  (Amsal 27:2).  Orang lainlah yang melihat adakah perubahan dalam hidup kita atau sudahkah kita menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar.  Maka dari itu  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).  Jadi ada harga yang harus kita bayar untuk menjadi orang Kristen yang berubah dan berbuah.

Rasul Paulus hidupnya berubah dan berbuah bagi Kerajaan Allah karena ia mau membayar harga, sehingga hidupnya benar-benar berdampak bagi orang lain dan membawa keharuman bagi nama Tuhan!

Tuesday, July 23, 2013

KEKRISTENAN: Berubah dan Berbuah (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juli 2013 -

Baca:  1 Timotius 1:12-17

"Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal."  1 Timotius 1:16b

Keberadaan orang Kristen di tengah dunia adalah sebagai garam dan terang dunia  (baca  Matius 5:13-14).  Artinya kita harus bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi orang-orang dunia.  Bagaimana kita bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi mereka, bila hidup kita tidak menunjukkan perubahan dan masih mengenakan manusia lama?  Padahal di dalam Kristus, kita  "...adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Adapun tanda bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus adalah berubah dan berbuah.  Oleh karena itu  "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Tidak berubah dan berbuah adalah penghambat utama pertumbuhan iman dan bagi kemajuan pekerjaan Tuhan.  Jadi, kendala utama pertumbuhan iman kita dan juga kemajuan pekerjaan Tuhan sesungguhnya bukan faktor luar, tapi faktor intern:  kehidupan anak-anak Tuhan sendiri.

     Efesus 2:8:  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,"  Jelas dinyatakan bahwa kita diselamatkan bukan karena hasil perjuangan (perbuatan) kita, tapi semata-mata karena anugerah Tuhan.  Namun perubahan hidup adalah proses yang harus kita kerjakan dan merupakan tanggung jawab kita.  Tuhan memang berkuasa untuk mengubah hidup seseorang, tapi butuh respons dari pihak kita untuk memiliki kerelaan dibentuk dan dubah oleh Tuhan.  Jadi, di dalam diri kita juga harus ada tekad yang kuat untuk berubah, bukan pasif atau berpangku tangan sambil menunggu perubahan turun dari langit.  "...karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."  (Filipi 2:12-13).

     Tuhan memberikan keselamatan bagi kita melalui karya kudusNya di atas kayu salib, sedangkan bagian kita adalah mengerjakan keselamatan itu seumur hidup kita sebagai proses dengan hati yang takut akan Tuhan, sehingga hidup kita makin hari makin diperbarui di dalam Dia.