Sunday, July 14, 2013

MASA DAN MERIBA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juli 2013 -

Baca:  Mazmur 124:1-8

"Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."  Mazmur 124:8

Saat dalam pergumulan yang berat sedikit orang yang mampu menguasai dirinya.  Kebanyakan tidak sanggup menahan mulut dari perkataan-perkataan negatif.  Kita lebih sering mengumbar omongan kesana kemari, curhat sana sini yang ujung-ujungnya malah menggosip dan membicarakan orang lain.  Itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperburuk, sehingga beban kita pun kian menumpuk.  Mampukah kita berdoa demikian;  "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!"?  (Mazmur 141:3), sebab  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi."  (Amsal 10:19).

     Sangatlah perlu kita belajar dari sikap dan tindakan Musa yang bijak dan tenang menghadapi situasi yang genting.  Musa tahu kepada siapa dia harus berkeluh-kesah dan menyampaikan isi hatinya.  Ia tidak kehilangan pengharapan sebab sangat percaya bahwa pengharapan di dalam Tuhan itu tidak pernah mengecewakan.  "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."  (Roma 5:5).  Maka ia pun akan segera datang kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya,  "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"  (Keluaran 17:4), dan Tuhan pun pasti memperhatikan seruan Musa.

     Untuk mengalami pertolongan Tuhan ada bagian yang harus dikerjakan Musa yaitu taat melakukan perintah Tuhan.  Andaikata ia tidak taat dan bersikap sama seperti bangsa Israel, ceritanya pasti akan lain.  Sebagai umat pilihanNya kita pun dituntut untuk hidup dalam ketaatan.  Ketaatan adalah pintu gerbang bagi mujizat Tuhan untuk dinyatakan!  Ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan, pertolonganNya yang ajaib pasti tersedia bagi kita.  Berserahlah kepada Tuhan dan libatkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita.  Ketika masa-masa sukar datang melanda hidup kita, janganlah bersungut-sungut!

Milikilah penguasaan diri, datanglah kepada Tuhan, lakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan melihat kuasaNya dan melakukan perkara yang ajaib atas kita!

Saturday, July 13, 2013

MASA DAN MERIBA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juli 2013 -

Baca:  Keluaran 17:1-7

"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"  Keluaran 17:7

Selama perjalanannya di padang gurun bangsa Israel harus singgah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda.  Meski demikian di mana pun kaki mereka melangkah, tak sedetik pun Tuhan meninggalkan dan membiarkan mereka berjalan sendiri, baik itu siang maupun malam.  "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam."  (Keluaran 13:21).

     Pertolongan dan kasih Tuhan senantiasa menyertai bangsa Israel.  Namun mereka tidak pernah berhenti mengeluh, bersungut-sungut dan saling menyalahkan.  Tak terkecuali saat mereka tiba di Masa dan di Meriba ketika di situ tidak ada air untuk diminum.  Seperti biasa mereka langsung berteriak,  "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."  (ayat 2), lalu  "bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"  (ayat 3).  Mereka pun menyalahkan Musa selaku pemimpinnya.  Kemudian Musa datang kepada Tuhan dan berseru kepadaNya, dan sungguh terbukti bahwa  "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya,...Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka."  (Mazmur 145:18-19).  Tuhan memerintahkan Musa untuk memukul gunung batu itu dengan tongkatnya.  Musa taat, maka terjadilah mujizat:  dari gunung batu itu keluarlah air sehingga bangsa Israel dapat minum dan mereka kehausan.

     Apa yang Saudara alami saat ini?  Sedang dalam kekurangan dan masalahkah?  Bagaimana sikap Saudara menghadapi itu semua?

Apakah kita bertindak seperti bangsa Israel, di mana ucapan atau perkataan kita berisi keluh kesah, umpatan, omelan, sungut, ketidakpuasan, kekecewaan, lalu mengkambinghitamkan orang lain atau bahkan menyalahkan Tuhan?