Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juli 2013 -
Baca: Ibrani 10:19-25
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat." Ibrani 10:25
Seorang olahragawan selalu menyediakan waktu untuk berlatih; tiada hari terlewatkan tanpa latihan. Untuk apa? Supaya fisiknya tetap terjaga, kuat dan bugar, sehingga pada saat pertandingan ia mampu mengalahkan lawan dan tampil sebagai pemenang.
Tapi kita harus ingat bahwa "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Maka ibadah pun perlu dilatih setiap hari menjadi proses yang tak berkeputusan supaya kerohanian kita makin kuat. Melatih diri dalam ibadah berarti memberi diri untuk makin karib dengan Tuhan. Bagaimana rohani bisa kuat jika kita sering menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, jarang berdoa dan membaca Alkitab? Sedangkan jalan terbaik supaya kita tidak terombang ambing oleh ajaran-ajaran sesat adalah "...kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu," (Yohanes 15:7), sehingga pancaindera kita kian peka, mampu membedakan mana kebenaran atau yang sesat, baik atau jahat, gelap atau terang dan sebagainya. Jadi firman Tuhan adalah dasar melawan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Paulus menasihati Timotius, "...bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu,...awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu." (1 Timotius 4:13, 14, 16a).
Memperlengkapi diri dengan penyelidikan akan firman Tuhan secara mendalam selain membangun dasar yang kuat bagi diri sendiri juga akan menjadi modal bagi kita untuk membangun dan mengajarkan firman itu kepada orang lain, agar mereka juga tidak disesatkan oleh ajaran palsu yang ada. Dengan kekuatan sendiri kita tidak mampu melawan ajaran-ajaran sesat itu. Kita harus belajar kuat dalam pengajaran dan ibadah, sehingga seberat apa pun pencobaan atau rupa-rupa pengajaran menyerang kita tetap mampu berdiri dan tidak tergoyahkan.
Orang yang senantiasa melatih diri dalam ibadah tidak mudah diombangambingkan ajaran sesat, sebab ia telah terlatih dan memiliki kepekaan rohani.
Friday, July 12, 2013
Thursday, July 11, 2013
TIDAK TEROMBANG AMBING (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Juli 2013 -
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan," 1 Timotius 4:1
Di hari-hari menjelang kedatanganNya Tuhan sedang dan akan melakukan penampian atas semua orang dengan tujuan menguji kualitas iman mereka, sebab "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12), sehingga akan terpampang jelas perbedaan antara orang benar dan fasik, orang yang hidup dalam kekudusan dan yang dalam kecemaran, yang sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan dan yang main-main dengan dosa.
Penampian akan diawali di "...rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?" (1 Petrus 4:17-18). Mari kita perhatikan hidup ini dengan saksama dan pergunakan waktu yang ada secara bijak. Pada saatnya "...kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya." (Maleakhi 3:18).
Mengapa kita harus bersungguh-sungguh di dalam Tuhan? Sebab jika kita tidak berakar kuat di dalam Tuhan, hanya setengah-setengah alias suam-suam kuku, kita tidak akan mampu menangkis serangan Iblis. Dewasa ini banyak orang jatuh dan makin mudah diombangambingkan oleh ajaran-ajaran sesat yang sangat bertentangan dengan firman Tuhan; orang lebih suka mempelajari filsafat-filsafat dunia daripada membaca dan mempelajari Alkitab; lebih suka mendengarkan ajaran-ajaran yang memuaskan telinga dan membukanya bagi dongeng/takhayul; lebih suka meminta nasihat paranormal/dukun daripada hamba Tuhan. Injil Kristus diserang, didebat dan diputarbalikkan! Karena itu rasul Paulus menasihati kita, "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b).
Melatih diri dalam hal ibadah artinya disiplin, tekun, setia mengerjakan perkara-perkara rohani seperti berbakti di gereja, bersaat teduh dan juga terlibat dalam pelayanan.
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan," 1 Timotius 4:1
Di hari-hari menjelang kedatanganNya Tuhan sedang dan akan melakukan penampian atas semua orang dengan tujuan menguji kualitas iman mereka, sebab "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12), sehingga akan terpampang jelas perbedaan antara orang benar dan fasik, orang yang hidup dalam kekudusan dan yang dalam kecemaran, yang sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan dan yang main-main dengan dosa.
Penampian akan diawali di "...rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?" (1 Petrus 4:17-18). Mari kita perhatikan hidup ini dengan saksama dan pergunakan waktu yang ada secara bijak. Pada saatnya "...kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya." (Maleakhi 3:18).
Mengapa kita harus bersungguh-sungguh di dalam Tuhan? Sebab jika kita tidak berakar kuat di dalam Tuhan, hanya setengah-setengah alias suam-suam kuku, kita tidak akan mampu menangkis serangan Iblis. Dewasa ini banyak orang jatuh dan makin mudah diombangambingkan oleh ajaran-ajaran sesat yang sangat bertentangan dengan firman Tuhan; orang lebih suka mempelajari filsafat-filsafat dunia daripada membaca dan mempelajari Alkitab; lebih suka mendengarkan ajaran-ajaran yang memuaskan telinga dan membukanya bagi dongeng/takhayul; lebih suka meminta nasihat paranormal/dukun daripada hamba Tuhan. Injil Kristus diserang, didebat dan diputarbalikkan! Karena itu rasul Paulus menasihati kita, "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b).
Melatih diri dalam hal ibadah artinya disiplin, tekun, setia mengerjakan perkara-perkara rohani seperti berbakti di gereja, bersaat teduh dan juga terlibat dalam pelayanan.
Subscribe to:
Posts (Atom)