Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Juli 2013 -
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada
orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran
setan-setan," 1 Timotius 4:1
Di hari-hari menjelang kedatanganNya Tuhan sedang dan akan melakukan penampian atas semua orang dengan tujuan menguji kualitas iman mereka, sebab "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat
pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu
jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12), sehingga akan terpampang jelas perbedaan antara orang benar dan fasik, orang yang hidup dalam kekudusan dan yang dalam kecemaran, yang sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan dan yang main-main dengan dosa.
Penampian akan diawali di "...rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan
mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?" (1 Petrus 4:17-18). Mari kita perhatikan hidup ini dengan saksama dan pergunakan waktu yang ada secara bijak. Pada saatnya "...kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya." (Maleakhi 3:18).
Mengapa kita harus bersungguh-sungguh di dalam Tuhan? Sebab jika kita tidak berakar kuat di dalam Tuhan, hanya setengah-setengah alias suam-suam kuku, kita tidak akan mampu menangkis serangan Iblis. Dewasa ini banyak orang jatuh dan makin mudah diombangambingkan oleh ajaran-ajaran sesat yang sangat bertentangan dengan firman Tuhan; orang lebih suka mempelajari filsafat-filsafat dunia daripada membaca dan mempelajari Alkitab; lebih suka mendengarkan ajaran-ajaran yang memuaskan telinga dan membukanya bagi dongeng/takhayul; lebih suka meminta nasihat paranormal/dukun daripada hamba Tuhan. Injil Kristus diserang, didebat dan diputarbalikkan! Karena itu rasul Paulus menasihati kita, "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b).
Melatih diri dalam hal ibadah artinya disiplin, tekun, setia mengerjakan perkara-perkara rohani seperti berbakti di gereja, bersaat teduh dan juga terlibat dalam pelayanan.
Thursday, July 11, 2013
Wednesday, July 10, 2013
Kasih Kristus: Dasar Hidup Suami Isteri (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juli 2013 -
Baca: Kolose 3:18-25
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
Ada banyak kasus kekerasan rumah tangga terjadi di mana suami suka bertindak kasar, memukul dan menganiaya isterinya sampai babak belur hingga kasus KDRT ini sampai ke ranah hukum. Apakah ini bisa dikatakan suami mengasihi isterinya? Ada lagi kasus isteri menggugat cerai suaminya karena telah menelantarkan keluarganya. Uang hasil kerja keras yang seharusnya untuk membiayai kebutuhan keluarga disalahgunakan suami untuk berfoya-foya, selingkuh, mabuk-mabukan, berjudi, sampai narkoba. Memprihatinkan sekali! Perhatikan ayat ini baik-baik! "...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman." (1 Timotius 5:8). Jadi, jika ada suami yang tidak bertanggung jawab terhadap isteri dan anak-anaknya, apalagi sampai menelantarkannya, Alkitab menegaskan bahwa ia disebut murtad dan dinilai lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Kedua, bagaimana dengan tanggung jawab isteri? "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat." (Efesus 5:22-23a). Perintah ini mutlak ditaati oleh isteri, sekalipun mungkin suaminya adalah orang yang berkarakter buruk. Isteri harus tetap menunjukkan kasih dan dengan rendah hati tunduk pada suami. Jika isteri melakukan tugasnya dengan benar sesuai dengan firman Tuhan, ia telah menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi kesaksian bagi suaminya, supaya "...jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu." (1 Petrus 3:1-2). Kadangkala ada pula isteri yang bekerja yang punya jabatan lebih tinggi dari suami, kurang menghargai dan tidak mau tunduk pada suaminya karena merasa dirinya punya penghasilan lebih besar dibandingkan suaminya.
Maka setiap keluarga Kristen harus mengetahui apa yang harus dilakukan untuk bertumbuh dalam firman dan menghormati Tuhan.
Suami isteri yang menghormati Kristus dan firmanNya akan mewariskan nilai-nilai rohani kepada anak-anaknya dan menjadi berkat bagi banyak orang!
Baca: Kolose 3:18-25
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
Ada banyak kasus kekerasan rumah tangga terjadi di mana suami suka bertindak kasar, memukul dan menganiaya isterinya sampai babak belur hingga kasus KDRT ini sampai ke ranah hukum. Apakah ini bisa dikatakan suami mengasihi isterinya? Ada lagi kasus isteri menggugat cerai suaminya karena telah menelantarkan keluarganya. Uang hasil kerja keras yang seharusnya untuk membiayai kebutuhan keluarga disalahgunakan suami untuk berfoya-foya, selingkuh, mabuk-mabukan, berjudi, sampai narkoba. Memprihatinkan sekali! Perhatikan ayat ini baik-baik! "...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman." (1 Timotius 5:8). Jadi, jika ada suami yang tidak bertanggung jawab terhadap isteri dan anak-anaknya, apalagi sampai menelantarkannya, Alkitab menegaskan bahwa ia disebut murtad dan dinilai lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Kedua, bagaimana dengan tanggung jawab isteri? "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat." (Efesus 5:22-23a). Perintah ini mutlak ditaati oleh isteri, sekalipun mungkin suaminya adalah orang yang berkarakter buruk. Isteri harus tetap menunjukkan kasih dan dengan rendah hati tunduk pada suami. Jika isteri melakukan tugasnya dengan benar sesuai dengan firman Tuhan, ia telah menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi kesaksian bagi suaminya, supaya "...jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu." (1 Petrus 3:1-2). Kadangkala ada pula isteri yang bekerja yang punya jabatan lebih tinggi dari suami, kurang menghargai dan tidak mau tunduk pada suaminya karena merasa dirinya punya penghasilan lebih besar dibandingkan suaminya.
Maka setiap keluarga Kristen harus mengetahui apa yang harus dilakukan untuk bertumbuh dalam firman dan menghormati Tuhan.
Suami isteri yang menghormati Kristus dan firmanNya akan mewariskan nilai-nilai rohani kepada anak-anaknya dan menjadi berkat bagi banyak orang!
Subscribe to:
Posts (Atom)