Sunday, July 7, 2013

RAJA YANG TERTOLAK (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2013 -

Baca:  1 Samuel 8:1-22

"Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya,"  1 Samuel 8:10

Alkitab mencatat bahwa Saul dipilih menjadi raja Israel atas permintaan bangsa Israel, bukan karena Tuhan sendiri yang memilihnya seperti halnya terhadap Daud.  Para tua-tua Israel berkata,  "'Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,'" perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN."  (1 Samuel 8:6).  Dan Tuhan pun berfirman kepada Samuel,  "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka."  (1 Samuel 8:7).

     Keinginan bangsa Israel memiliki raja menurut kehendak mereka adalah bukti bahwa mereka lebih mengandalkan kekuatan sendiri daripada mengandalkan Tuhan dan memohon petunjukNya.  Ada tertulis:  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).  Akhirnya, sesuai pemufakatan, terpilihlah Saul menjadi raja Israel.

     Selama memerintah sebagai raja, Saul tidak menunjukkan sikap hati yang benar.  Ia sangat sombong dan di segala hal ia cenderung menuruti keinginannya sendiri daripada mencari kehendak Tuhan.  Saul tidak hidup menurut pimpinan Roh Tuhan.  Apa buktinya?  Ketika sedang dalam masalah yang berat ia tidak sepenuh hati mencari Tuhan, tapi malah meminta nasihat seorang dukun di En-Dor,  "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.' Para pegawainya menjawab dia: 'Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.'"  (1 Samuel 28:7).  Saul telah melakukan perzinahan rohani!  Apa yang diperbuatnya ini sangat menista Tuhan dan merupakan kejijikan bagiNya.  Firman Tuhan tegas berkata,  "Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu."  (Imamat 19:31).

Apa yang dilakukan Saul ini membuktikan bahwa ia sangat meremehkan Tuhan dan sama sekali tidak memiliki rasa takut akan Tuhan!

Saturday, July 6, 2013

BERIBADAH KEPADA TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2013 -

Baca:  Yosua 24:14-28

"...takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia."  Yosua 24:14a

Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.  Artinya hidup dalam pimpinan Roh Kudus, tidak menuruti keinginan daging dan menanggalkan manusia lama kita,  "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging,"  (Galatia 5:17).  Pertanyaannya:  apakah kita hanya idup (bernafas) di hari Minggu atau ketika ada ibadah saja?  Tentunya tidak.  Setiap saat, detik, menit, jam, hari demi hari selama kita masih bernafas kita harus mempersembahkan hidup kita sebagai ibadah kepada Tuhan, tetapi di mana pun, kapan pun dan di segala keadaan.  Dengan demikian keberadaan hidup kita senantiasa membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.

     Seseorang dapat dikatakan beribadah kepada Tuhan apabila ia memiliki kekariban atau hubungan intim dengan Tuhan.  Bagaimana bisa dikatakan beribadah jika kita berdoa, memuji dan menyembah Tuhan serta membaca Alkitab hanya di gereja saja?  Beribadah kepada Tuhan juga berarti memiliki hati yang takut akan Dia, artinya menghormati Tuhan dengan hidup menurut jalan-jalanNya atau taat melakukan firmanNya di mana pun kita berada.  "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat."  (Amsal 8:13).

     Sudahkah kita menjadi pelaku-pelaku firman?  "...dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  (Yakobus 1:22).  Haruslah ada tindakan nyata yang menunjukkan bahwa kita takut akan Tuhan, bukan hanya lips service.  Kita pun dapat dikategorikan sebagai orang yang beribadah kepada Tuhan apabila kita melakukannya dengan penuh kesungguhan hati dan tidak setengah-setengah, sebab  "Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai,"  (Yeremia 48:10).  Bukankah masih ada yang main-main saat beribadah?  Bersenda gurau, memainkan hp, bahkan telepon-teleponan saat ibadah berlangsung.

Ada harga yang harus dibayar jika kita ingin ibadah yang kita lakukan berkenan kepada Tuhan!