Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2013 -
Baca: Yosua 24:14-28
"...takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia." Yosua 24:14a
Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Artinya hidup dalam pimpinan Roh Kudus, tidak menuruti keinginan daging dan menanggalkan manusia lama kita, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging," (Galatia 5:17). Pertanyaannya: apakah kita hanya idup (bernafas) di hari Minggu atau ketika ada ibadah saja? Tentunya tidak. Setiap saat, detik, menit, jam, hari demi hari selama kita masih bernafas kita harus mempersembahkan hidup kita sebagai ibadah kepada Tuhan, tetapi di mana pun, kapan pun dan di segala keadaan. Dengan demikian keberadaan hidup kita senantiasa membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Seseorang dapat dikatakan beribadah kepada Tuhan apabila ia memiliki kekariban atau hubungan intim dengan Tuhan. Bagaimana bisa dikatakan beribadah jika kita berdoa, memuji dan menyembah Tuhan serta membaca Alkitab hanya di gereja saja? Beribadah kepada Tuhan juga berarti memiliki hati yang takut akan Dia, artinya menghormati Tuhan dengan hidup menurut jalan-jalanNya atau taat melakukan firmanNya di mana pun kita berada. "Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan,
kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat." (Amsal 8:13).
Sudahkah kita menjadi pelaku-pelaku firman? "...dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Haruslah ada tindakan nyata yang menunjukkan bahwa kita takut akan Tuhan, bukan hanya lips service. Kita pun dapat dikategorikan sebagai orang yang beribadah kepada Tuhan apabila kita melakukannya dengan penuh kesungguhan hati dan tidak setengah-setengah, sebab "Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai," (Yeremia 48:10). Bukankah masih ada yang main-main saat beribadah? Bersenda gurau, memainkan hp, bahkan telepon-teleponan saat ibadah berlangsung.
Ada harga yang harus dibayar jika kita ingin ibadah yang kita lakukan berkenan kepada Tuhan!
Saturday, July 6, 2013
Friday, July 5, 2013
BERIBADAH KEPADA TUHAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juli 2013 -
Baca: Ulangan 6:1-25
"Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah." Ulangan 6:13
Banyak orang Kristen berpikiran bahwa yang dimaksud dengan ibadah hanyalah sebatas kegiatan-kegiatan di dalam gereja atau di persekutuan, di mana ada susunan liturgi yang harus diikuti: ada pujian, penyembahan, membaca Alkitab dan mendengarkan hamba Tuhan berkhotbah, serta berdoa. Akibatnya kita mendapati mereka memiliki dua sisi kehidupan yang berbeda, yaitu saat mereka berada di dalam gereja untuk mengikuti acara kebaktian dan saat mereka berada di luar jam-jam ibadah.
Saat berada di dalam gedung gereja mereka sepertinya khusuk (alim), taat kepada firman Tuhan, perkataan yang keluar dari mulut pun begitu Alkitabiah. Kemudian perilaku dan karakter mereka pun langsung berubah total saat berada di luar jam-jam ibadah, entah itu di rumah, kantor, sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari. Topeng-topeng mulai ditanggalkan dan kelihatanlah warna aslinya. "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5a). Tuhan menentang keras orang-orang yang "...datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan," (Yesaya 29:13). Apalah arti semuanya itu!
Sesungguhnya, ibadah yang sejati bukan sekedar mengikuti acara-acara ibadah di gereja atau persekutuan, namun meliputi seluruh keberadaan hidup kita yang dilandasi oleh ketaatan dan sikap hati sebagai seorang hamba. Kita tahu bahwa tugas utama seorang hamba adalah untuk melayani dengan sepenuh hati, bukan minta dilayani, dihargai dan dihormati seperti tertulis: "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10). Inilah sikap yang harus kita miliki dalam beribadah yaitu sikap seorang hamba yang sepenuh hati melayani Tuhan, yang di dalamnya terkandung unsur rasa takut dan hormat akan Dia. Sudahkah kita memiliki 'hati hamba' saat beribadah kepada Tuhan?
Ataukah ibadah kita selama ini hanya sebatas aktivitas jasmaniah semata?
Baca: Ulangan 6:1-25
"Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah." Ulangan 6:13
Banyak orang Kristen berpikiran bahwa yang dimaksud dengan ibadah hanyalah sebatas kegiatan-kegiatan di dalam gereja atau di persekutuan, di mana ada susunan liturgi yang harus diikuti: ada pujian, penyembahan, membaca Alkitab dan mendengarkan hamba Tuhan berkhotbah, serta berdoa. Akibatnya kita mendapati mereka memiliki dua sisi kehidupan yang berbeda, yaitu saat mereka berada di dalam gereja untuk mengikuti acara kebaktian dan saat mereka berada di luar jam-jam ibadah.
Saat berada di dalam gedung gereja mereka sepertinya khusuk (alim), taat kepada firman Tuhan, perkataan yang keluar dari mulut pun begitu Alkitabiah. Kemudian perilaku dan karakter mereka pun langsung berubah total saat berada di luar jam-jam ibadah, entah itu di rumah, kantor, sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari. Topeng-topeng mulai ditanggalkan dan kelihatanlah warna aslinya. "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5a). Tuhan menentang keras orang-orang yang "...datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan," (Yesaya 29:13). Apalah arti semuanya itu!
Sesungguhnya, ibadah yang sejati bukan sekedar mengikuti acara-acara ibadah di gereja atau persekutuan, namun meliputi seluruh keberadaan hidup kita yang dilandasi oleh ketaatan dan sikap hati sebagai seorang hamba. Kita tahu bahwa tugas utama seorang hamba adalah untuk melayani dengan sepenuh hati, bukan minta dilayani, dihargai dan dihormati seperti tertulis: "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10). Inilah sikap yang harus kita miliki dalam beribadah yaitu sikap seorang hamba yang sepenuh hati melayani Tuhan, yang di dalamnya terkandung unsur rasa takut dan hormat akan Dia. Sudahkah kita memiliki 'hati hamba' saat beribadah kepada Tuhan?
Ataukah ibadah kita selama ini hanya sebatas aktivitas jasmaniah semata?
Subscribe to:
Posts (Atom)