Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2013 -
Baca: 1 Korintus 6:12-20
"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh
suatu apapun." 1 Korintus 6:12
Firman Tuhan adalah pedoman hidup orang percaya, karena "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Semakin kita mempelajari firman Tuhan dan merenungkannya semakin kita mengerti isi hati Tuhan, kehendakNya, rencanaNya dan juga janji-janjiNya sehingga pancaindera kita pun makin "...terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14), karena di dalamnya tertulis hal-hal yang harus kita lakukan dan juga yang tidak seharusnya kita perbuat. Contoh yang tidak boleh dilakukan: saling memfitnah, berzinah, membunuh, mencuri, menghakimi orang lain, berkata dusta dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan zaman, akhir-akhir ini timbul pertanyaan bahkan perdebatan di antara orang percaya tentang hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan anak-anak Tuhan tetapi tidak tercantum di dalam Alkitab. Salah satunya adalah tentang kebiasaan merokok. Memang, kita tidak akan menemukan ayat di dalam firman Tuhan yang melarang orang Kristen untuk merokok. Boleh jadi pada masa di mana Alkitab ditulis, manusia belum mengenal 'rokok'. Namun mari kita perhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh rasul Paulus di hadapan jemaat di Korintus, "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh
suatu apapun." (ayat nas).
Berkenaan dengan merokok ini, maka kita patut bertanya: apakah kegunaan dari rokok? Ahli kesehatan telah membuktikan bahwa merokok sangat membahayakan kesehatan seseorang, bahkan bagi perokok pasif sekalipun. Produsen rokok pun telah memperingatkan pada bungkus rokok tentang bahaya merokok. Jadi tidak ada alasan kita tidak tahu akan hal itu.
Adapun bahaya merokok antara lain adalah: dapat menyebabkan kanker, gangguan pada pernafasan, serangan jantung, impotensi, gangguan pada kehamilan dan janin, dan sebagainya.
Wednesday, July 3, 2013
Tuesday, July 2, 2013
MENGAPA HARUS ADA PENDERITAAN? (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juli 2013 -
Baca: Yohanes 9:1-41
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." Yohanes 9:3
Bermuara pada apa pun keadaan kita, biarlah kita memiliki pengertian yang berbeda dan memandang semua masalah dan penderitaan yang kita alami dari sudut pandang rohani.
Ayat nas menegaskan bahwa penderitaan adakalanya diijinkan terjadi supaya pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan seperti yang dialami oleh orang yang buta sejak lahir, yang disembuhkan Tuhan dengan caraNya yang ajaib. "...Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta," (Yohanes 9:6). Secara manusia orang yang buta sejak lahir tidak mungkin disembuhkan, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Penderitaan yang dialami oleh orang buta itu adalah kesempatan baginya untuk mengalami kuasa dan kebesaran Tuhan.
Maria dan Marta dalam peristiwa lain sebenarnya punya alasan untuk kecewa dan marah kepada Tuhan, karena ketika kabar tentang adiknya (Lazarus) yang sedang sakit sampai kepada Tuhan, Tuhan justru dengan "...sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" (Yohanes 11:6), sampai pada akhirnya Lazarus meninggal. Pasti semua orang akan berkata, "Nasi sudah menjadi bubur." Namun dalam setiap perkara tidak ada satu pun yang kebetulan, Tuhan tetaplah Pribadi yang memegang kendali hidup kita. Manusia seringkali berkata bahwa semuanya sudah terlambat, tapi tidak bagi Tuhan! Karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Maksud dari semuanya itu adalah supaya kuasa dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dengan menyadari bahwa kekuatan manusia itu sangat terbatas, karena itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang tak terbatas itu dengan keterbatasan kita.
Penderitaan adalah juga cara Tuhan untuk menegur dan mengingatkan kita agar karakter kita makin dilebur dan dimurnikan. Ayub yang sempat pahit hati karena penderitaan akhirnya menyadari dan hatinya pun diubahkan, sehingga ia dapat berkata, "Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).
Melalui penderitaan, Tuhan hendak memurnikan iman dan ketaatan kita supaya kita bisa menjadi alatNya untuk menyaksikan perbuatanNya yang heran dan ajaib!
Baca: Yohanes 9:1-41
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." Yohanes 9:3
Bermuara pada apa pun keadaan kita, biarlah kita memiliki pengertian yang berbeda dan memandang semua masalah dan penderitaan yang kita alami dari sudut pandang rohani.
Ayat nas menegaskan bahwa penderitaan adakalanya diijinkan terjadi supaya pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan seperti yang dialami oleh orang yang buta sejak lahir, yang disembuhkan Tuhan dengan caraNya yang ajaib. "...Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta," (Yohanes 9:6). Secara manusia orang yang buta sejak lahir tidak mungkin disembuhkan, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Penderitaan yang dialami oleh orang buta itu adalah kesempatan baginya untuk mengalami kuasa dan kebesaran Tuhan.
Maria dan Marta dalam peristiwa lain sebenarnya punya alasan untuk kecewa dan marah kepada Tuhan, karena ketika kabar tentang adiknya (Lazarus) yang sedang sakit sampai kepada Tuhan, Tuhan justru dengan "...sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" (Yohanes 11:6), sampai pada akhirnya Lazarus meninggal. Pasti semua orang akan berkata, "Nasi sudah menjadi bubur." Namun dalam setiap perkara tidak ada satu pun yang kebetulan, Tuhan tetaplah Pribadi yang memegang kendali hidup kita. Manusia seringkali berkata bahwa semuanya sudah terlambat, tapi tidak bagi Tuhan! Karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Maksud dari semuanya itu adalah supaya kuasa dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dengan menyadari bahwa kekuatan manusia itu sangat terbatas, karena itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang tak terbatas itu dengan keterbatasan kita.
Penderitaan adalah juga cara Tuhan untuk menegur dan mengingatkan kita agar karakter kita makin dilebur dan dimurnikan. Ayub yang sempat pahit hati karena penderitaan akhirnya menyadari dan hatinya pun diubahkan, sehingga ia dapat berkata, "Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).
Melalui penderitaan, Tuhan hendak memurnikan iman dan ketaatan kita supaya kita bisa menjadi alatNya untuk menyaksikan perbuatanNya yang heran dan ajaib!
Subscribe to:
Posts (Atom)