Friday, June 28, 2013

MENYIA-NYIAKAN PANGGILAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juni 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 1:15-26

"Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain."  Kisah 1:20

Jangan pernah bangga dengan status kita sebagai orang kristen bila kehidupan kita tidak berpadanan dengan panggilan Tuhan, sebab keberadaan kita di dunia ini adalah mengerjakan panggilan Tuhan.

     Istilah 'dipanggil' memiliki beberapa pengertian, di antaranya:  dikembalikan pada kedudukan semula atau didekatkan kembali kepada Allah.  "...kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya."  (Kolose 1:21).  Kita yang dahulu berada di dalam kegelapan kita masuk ke dalam terangNya yang ajaib  (baca  1 Petrus 2:9).  Selain itu dipanggil berarti pula dikhususkan bagi Tuhan untuk tugas tertentu.  Jadi secara garis besar panggilan Tuhan kepada orang percaya itu meliputi panggilan umum dan panggilan khusus.  Panggilan umum bagi setiap orang percaya adalah menjadi garam dunia dan juga terang dunia  (baca  Matius 5:13-16).  Adapun panggilan khusus yang dimaksud ialah panggilan untuk melayani sesuai dengan karunia yang diberikan kepada kita.

     Jika saat ini kita sedang dipanggil Tuhan untuk tujuan 'khusus', itu berarti berkat tersendiri bagi kita, sebab kesempatan tersebut tidak didapat oleh semua orang, hanya orang-orang tertentu saja!  Ada banyak orang sedang berlomba-lomba dan berjuang sedemikian rupa untuk mendapatkan kepercayaan itu.  Namun di sisi lain justru ada orang-orang tertentu yang sudah dipanggil dan dipilih malah menyia-nyiakan kesempatan yang istimewa itu;  mereka tidak lagi setia dalam menjalankan tugas dan menyalahgunakan jabatan yang dipercayakan kepadanya, padahal Tuhan  "...memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"  (2 Timotius 1:9).  Ada beberapa contoh orang yang tertulis di dalam Alkitab yang berlaku demikian, menyia-nyiakan panggilan hidupnya, di antaranya adalah Yudas Iskariot dan juga ratu Wasti.  (Bersambung)

Thursday, June 27, 2013

PERSEMBAHAN YANG TIDAK SUNGGUH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2013 -

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan."  Yesaya 1:13

Sebagai anak-anak Tuhan kita pasti memiliki kerinduan selalu memberi yang terbaik dan berkorban bagi Tuhan dengan apa yang bisa kita perbuat dan dengan apa yang kita miliki.  Kita rela mencurahkan waktu, tenaga, pikiran bahkan materi untuk membantu pekerjaan Tuhan atau terlibat dalam pelayanan, menjadi donatur gereja, menjadi orangtua asuh, menolong orang tidak mampu dan sebagainya dengan harapan perbuatan ini berkenan dan menyenangkan hatiNya.  Pertanyaannya:  apakah Tuhan benar-benar disenangkan dengan persembahan dan korban dari umatNya?  Perhatikan ayat ini:  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (Pengkotbah 4:17).  Ternyata tidak selamanya Tuhan berkenan dengan persembahan-persembahan umatNya!

     Tuhan sangat memperhatikan sikap hati kita dalam memberi dan juga perbuatan-perbuatan kita.  Tuhan tidak bisa kita suap dengan persembahan kita sementara kita masih saja hidup dalam ketidaktaatan atau berkompromi dengan dosa.  Karena itu  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah!"  Perhatikan langkah hidup kita terlebih dahulu sebelum datang ke rumah Tuhan dan mempersembahkan korban kepadaNya.  Dengan keras Tuhan berkata,  "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,"  (Yesaya 1:16).

     Jika kita masih saja berbuat dosa, ibadah dan persembahan kita menjadi sesuatu yang keji bagi Tuhan.  Jalan-jalan Tuhan itu kudus, karena itu Ia juga menghendaki kita hidup dalam kekudusan sehingga ibadah dan persembahan kita akan menjadi korban yang harum bagi Tuhan dan menyenangkan hatiNya.

Berhentilah berbuat jahat dan jadilah pelaku firman setiap hari, maka Tuhan akan mengindahkan setiap persembahan dan juga ibadah kita!