Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2013 -
Baca: Yesaya 1:10-20
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya
adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau
mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena
perayaanmu itu penuh kejahatan." Yesaya 1:13
Sebagai anak-anak Tuhan kita pasti memiliki kerinduan selalu memberi yang terbaik dan berkorban bagi Tuhan dengan apa yang bisa kita perbuat dan dengan apa yang kita miliki. Kita rela mencurahkan waktu, tenaga, pikiran bahkan materi untuk membantu pekerjaan Tuhan atau terlibat dalam pelayanan, menjadi donatur gereja, menjadi orangtua asuh, menolong orang tidak mampu dan sebagainya dengan harapan perbuatan ini berkenan dan menyenangkan hatiNya. Pertanyaannya: apakah Tuhan benar-benar disenangkan dengan persembahan dan korban dari umatNya? Perhatikan ayat ini: "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri
untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang
dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka
berbuat jahat." (Pengkotbah 4:17). Ternyata tidak selamanya Tuhan berkenan dengan persembahan-persembahan umatNya!
Tuhan sangat memperhatikan sikap hati kita dalam memberi dan juga perbuatan-perbuatan kita. Tuhan tidak bisa kita suap dengan persembahan kita sementara kita masih saja hidup dalam ketidaktaatan atau berkompromi dengan dosa. Karena itu "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah!" Perhatikan langkah hidup kita terlebih dahulu sebelum datang ke rumah Tuhan dan mempersembahkan korban kepadaNya. Dengan keras Tuhan berkata, "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat," (Yesaya 1:16).
Jika kita masih saja berbuat dosa, ibadah dan persembahan kita menjadi sesuatu yang keji bagi Tuhan. Jalan-jalan Tuhan itu kudus, karena itu Ia juga menghendaki kita hidup dalam kekudusan sehingga ibadah dan persembahan kita akan menjadi korban yang harum bagi Tuhan dan menyenangkan hatiNya.
Berhentilah berbuat jahat dan jadilah pelaku firman setiap hari, maka Tuhan akan mengindahkan setiap persembahan dan juga ibadah kita!
Thursday, June 27, 2013
Wednesday, June 26, 2013
BERSERU-SERU KEPADA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2013 -
Baca: Yeremia 33:1-13
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." Yeremia 33:3
Berseru kepada Tuhan adalah hal yang kita lakukan apabila kita sedang dihadapkan pada masalah yang berat dan jalan buntu. Ketika doa-doa kita serasa tidak kunjung dijawab dan ketika daya upaya kita sudah tidak memungkinkan, hanya ini yang bisa kita lakukan yaitu berteriak dan berseru-seru memanggil nama Tuhan dengan segenap kekuatan kita. Janji firmanNya: ketika kita mau berseru kepada Tuhan, Dia akan menjawab kita, bahkan lebih dari yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kita ketahui. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Bartimeus, seorang pengemis buta, ketika mendengar bahwa Tuhan Yesus sedang lewat, mulai berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:47). Meski ditegor oleh banyak orang supaya ia diam, ia semakin keras berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:48). Mendengar seruan Bartimeus Yesus pun mengulurkan tanganNya dan memberi pertolongan. "Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya." (Markus 10:52b). Juga Daud, sebelum menjadi raja, kehidupannya diwarnai dengan penderitaan yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Saul yang adalah mertuanya sendiri. Bagi Daud, Saul bukan sekedar mertua, tetapi juga seorang raja, pemimpin, panutan yang seharusnya mengayomi, tapi Saul justru berbuat yang sebaliknya yaitu ingin melenyapkan Daud. Dalam keadaan terjepit Daud pun berseru-seru kepada Tuhan, "Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku." (Mazmur 57:3).
Saudara sedang berbeban berat? Datanglah kepada Tuhan dan berserulah kepadaNya dengan iman, jangan sekali-kali mencari pertolongan di luar Dia.
"Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Mazmur 50:15
Baca: Yeremia 33:1-13
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." Yeremia 33:3
Berseru kepada Tuhan adalah hal yang kita lakukan apabila kita sedang dihadapkan pada masalah yang berat dan jalan buntu. Ketika doa-doa kita serasa tidak kunjung dijawab dan ketika daya upaya kita sudah tidak memungkinkan, hanya ini yang bisa kita lakukan yaitu berteriak dan berseru-seru memanggil nama Tuhan dengan segenap kekuatan kita. Janji firmanNya: ketika kita mau berseru kepada Tuhan, Dia akan menjawab kita, bahkan lebih dari yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kita ketahui. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Bartimeus, seorang pengemis buta, ketika mendengar bahwa Tuhan Yesus sedang lewat, mulai berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:47). Meski ditegor oleh banyak orang supaya ia diam, ia semakin keras berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:48). Mendengar seruan Bartimeus Yesus pun mengulurkan tanganNya dan memberi pertolongan. "Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya." (Markus 10:52b). Juga Daud, sebelum menjadi raja, kehidupannya diwarnai dengan penderitaan yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Saul yang adalah mertuanya sendiri. Bagi Daud, Saul bukan sekedar mertua, tetapi juga seorang raja, pemimpin, panutan yang seharusnya mengayomi, tapi Saul justru berbuat yang sebaliknya yaitu ingin melenyapkan Daud. Dalam keadaan terjepit Daud pun berseru-seru kepada Tuhan, "Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku." (Mazmur 57:3).
Saudara sedang berbeban berat? Datanglah kepada Tuhan dan berserulah kepadaNya dengan iman, jangan sekali-kali mencari pertolongan di luar Dia.
"Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Mazmur 50:15
Subscribe to:
Posts (Atom)