Saturday, June 22, 2013

SIMSON: Kecerobohan yang Menghancurkan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2013 -

Baca:  Hakim-Hakim 16:4-22

"Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya Delila."  Hakim-Hakim 16:4

Kisah Simson dan Delila sangat tidak asing, bahkan kita sudah mendengarkan cerita ini semasa kita masih bersekolah Minggu, bukan?  Industri film Hollywood pun pernah merilis kisah legendaris ini ke layar lebar tahun 1950 dengan judul  "Samson and Delilah".

     Banyak pelajaran berharga kita dapatkan dari perjalanan hidup Simson ini.  Simson adalah hakim ke 12 yang berkuasa di Israel pada zaman hakim-hakim.  Ia anak dari Manoah, adapun ibunya awalnya mandul sampai akhirnya Tuhan mengutus malaikat menyatakan rencanaNya,  "Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."  (Hakim-Hakim 13:5) dan kemudian  "...perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia."  (Hakim-Hakim 13:24).  Simson sudah dipilih Tuhan sejak masih dalam kandungan, karenanya Roh Tuhan menyertai hidup Simson sehingga ia tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan gagah perkasa.  Sayang, kemudian Simson mengabaikan panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Ia lebih mengandalkan kekuatan sendiri dan memilih memuaskan keinginan dagingnya.  "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;"  (Roma 8:5) dan "Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah."  (Roma 8:8).

     Inilah awal kehancuran hidup Simson!  Ia terpikat kemolekan perempuan kafir, yaitu Delila, sehingga tak mampu mengendalikan hawa nafsunya.  "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji."  (Amsal 31:30).  Karena tipu daya Delila ia rela membocorkan rahasia kekuatannya,  "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain." (Hakim-Hakim 16:17), padahal Delila telah bersekongkol dengan penguasa Filistin.  Tanpa disadari, Simson telah dijebak dan masuk dalam perangkap si musuh.  (Bersambung)

Friday, June 21, 2013

PENGORBANAN DI BALIK KEMENANGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 20:17-38

"Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah."  Kisah 20:24

Beberapa waktu lalu nama Indonesia kembali berkibar di kancah perbulutangkisan dunia.  Keberhasilan ganda campuran Tantowi Ahmad/Lilyana Natasir menjadi juara All England kedua kalinya secara beruntun adalah prestasi yang sangat membanggakan.  Kemenangan mereka ibarat tetesan embun bagi dunia olahraga Indonesia dan menjadi lecutan bagi atlet-atlet lain untuk meraih kemenangan dan membawa harum nama Indonesia.  Semudah itukah kemenangan diraih?  Tidak, karena kemenangan tidak jatuh dari langit!  Selalu ada harga yang harus dibayar.  Di balik kemenangan pasti ada pengorbanan:  kerja keras, disiplin, keringat yang bercucuran, air mata, atau bahkan darah yang tercurah.

     Demikian juga dengan keselamatan, kemenangan, kesembuhan, pemulihan, berkat dan lain-lain yang telah kita terima secara cuma-cuma, ini adalah buah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib.  "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:24).  Yesus Kristus rela menderita dan menyerahkan nyawaNya supaya kita terbebas dari segala kutuk dosa.  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'"  (Galatia 3:13).  Rasul Petrus juga menegaskan,  "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).  Sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya!

     Banyak orang Kristen meremehkan pengorbanan Kristus di kayu salib.  Terbukti kita masih berkompromi dengan dosa dan hidup untuk diri sendiri.  Berbeda dengan Paulus yang merespons anugerah keselamatan yang diterimanya itu dengan bertekad,  "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."  (Filipi 1:21).

Paulus rela korbankan waktu, tenaga, seluruh hidupnya demi Injil sampai titik darah penghabisan!