Friday, June 21, 2013

PENGORBANAN DI BALIK KEMENANGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 20:17-38

"Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah."  Kisah 20:24

Beberapa waktu lalu nama Indonesia kembali berkibar di kancah perbulutangkisan dunia.  Keberhasilan ganda campuran Tantowi Ahmad/Lilyana Natasir menjadi juara All England kedua kalinya secara beruntun adalah prestasi yang sangat membanggakan.  Kemenangan mereka ibarat tetesan embun bagi dunia olahraga Indonesia dan menjadi lecutan bagi atlet-atlet lain untuk meraih kemenangan dan membawa harum nama Indonesia.  Semudah itukah kemenangan diraih?  Tidak, karena kemenangan tidak jatuh dari langit!  Selalu ada harga yang harus dibayar.  Di balik kemenangan pasti ada pengorbanan:  kerja keras, disiplin, keringat yang bercucuran, air mata, atau bahkan darah yang tercurah.

     Demikian juga dengan keselamatan, kemenangan, kesembuhan, pemulihan, berkat dan lain-lain yang telah kita terima secara cuma-cuma, ini adalah buah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib.  "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:24).  Yesus Kristus rela menderita dan menyerahkan nyawaNya supaya kita terbebas dari segala kutuk dosa.  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'"  (Galatia 3:13).  Rasul Petrus juga menegaskan,  "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).  Sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya!

     Banyak orang Kristen meremehkan pengorbanan Kristus di kayu salib.  Terbukti kita masih berkompromi dengan dosa dan hidup untuk diri sendiri.  Berbeda dengan Paulus yang merespons anugerah keselamatan yang diterimanya itu dengan bertekad,  "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."  (Filipi 1:21).

Paulus rela korbankan waktu, tenaga, seluruh hidupnya demi Injil sampai titik darah penghabisan!

Thursday, June 20, 2013

TUHAN YESUS: Teladan Utama Kesetiaan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2013 -

Baca:  Filipi 2:1-11

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  Filipi 2:8

Tuhan Yesus adalah teladan utama kita dalam hal kesetiaan dan ketaatan.  Saat berada di bumi Dia setia melakukan kehendak bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib.  Tiada waktu yang terlewati tanpa mengerjakan kehendak Bapa.  "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."  (Yohanes 4:34).  Ketika dihadapkan dengan cawan kematian pun yesus berkata,  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).  Melakukan kehendak bapa adalah yang terutama dalam hidup Yesus.  Karena kesetiaanNya ini maka  "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"  (Filipi 2:9-11).

     Adakah Tuhan menemukan kesetiaan itu dalam diri kita?  Seringkali kita setia kepada Tuhan hanya waktu-waktu tertentu saja:  saat diberkati, enak, menyenangkan atau saat segala sesuatunya berjalan dengan baik.  Bagaimana saat badai persoalan datang?  Saat itulah kesetiaan kita diuji.  Sekecil apapun perkara yang dipercayakan Tuhan, meski mungkin itu dipandang sepele dan tidak berarti di pemandangan manusia, mari kita lakukan itu dengan setia.  Kesetiaan kita pada hal-hal kecil sangat diperhitungkan oleh Tuhan.  Dan bila kita setia dalam perkara kecil, pada saatnya Tuhan akan mempercayakan perkara yang jauh lebih besar kepada kita, sebab promosi dan peninggian itu datangnya dari Tuhan, bukan dari manusia (baca  Mazmur 75:7-8).  Ingat!  Saat Tuhan membuka pintu bagi kita tidak ada kuasa mana pun yang sanggup menutupnya.  Juga sebaliknya, bila Tuhan menutup pintu, maka tiada satu pun yang dapat membukanya.  Maka dari itu,  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 3:23).

Ada berkat luar biasa disediakan Tuhan bagi yang melakukan kehendakNya dan berpegang teguh pada kebenaran firmanNya dengan penuh kesetiaan!