Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2013 -
Baca: Efesus 4:17-32
"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah," Efesus 4:30
Sadar atau tidak sadar banyak orang Kristen yang kurang menghargai dan menghormati keberadaan Roh Kudus di dalam hidupnya. Padahal Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Roh kudus adalah Roh Kebenaran yang diberikan oleh Allah, yang akan menolong dan menyertai setiap orang percaya, "Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26) dan "...akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yohanes 16:13). Jadi Roh Kudus itu bukan sekedar suatu kuasa, tapi Dia adalah satu Pribadi, yaitu Pribadi dari Allah Tritunggal. Karena itu Ia juga layak untuk dihormati dan dihargai sama seperti kita menghormati Allah Bapa dan juga Tuhan Yesus.
Melalui perbuatan dan tindakan yang bagaimana kita tidak menghormati dan tidak menghargai Roh Kudus? Ketika kita tidak percaya, ragu dan bimbang terhadap janji Tuhan, saat itu kita sedang membuat Roh kudus sedih dan berduka. Bukankah kita sering berkata, "Sakitku mana mungkin sembuh? Apakah Tuhan sanggup memulihkan keluargaku? Aku sudah berdoa sekian lama tapi tidak ada pertolongan dari Tuhan dsb." Yang dikehendakiNya ialah kita percaya akan kuasa Tuhan. Saat kita mengutamakan perkara-perkara yang ada di dunia ini dan mengasihinya jauh melebihi kasih kita kepada Tuhan, kita telah membuat Roh Kudus juga berduka, sebab "...persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi
barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah." (Yakobus 4:4). Roh Kudus memandang itu dengan kasih yang cemburu, sebab Ia tidak ingin kita menduakanNya.
Adakah Saudara menyediakan waktu untuk Tuhan secara pribadi (berdoa dan membaca Alkitab) setiap hari? Jika tidak, berarti kita sedang mendukakan Dia. Begitu pula bila di dalam hati kita masih ada kepahitan, kebencian dan segala hal yang jahat, berarti kita belum menyenangkan Roh Kudus, sebaliknya, kita mendukakanNya!
Ketidaktaatan kita adalah bukti nyata bahwa kita telah mendukakan Roh Kudus!
Monday, June 17, 2013
Sunday, June 16, 2013
GOLIAT: Musuh Orang Percaya (3)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juni 2013 -
Baca: 1 Samuel 17:40-58
"Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" 1 Samuel 17:48
Ketika sedang tertimpa masalah berat reaksi orang beraneka ragam: lari dari masalah, 'mati kutu', kalah sebelum bertanding, menyerah pada keadaan, frustasi, menyalahkan orang lain, mengasihani diri sendiri dan sebagainya. Tetapi perhatikan reaksi Daud ketika berhadapan dengan si raksasa itu: "...segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" (ayat nas).
Daud tidak gentar sedikit pun terhadap Goliat. Mungkin orang mengira bahwa tindakan yang dilakukan Daud ini adalah nekat dan bodoh, atau dengan istilah lain 'setor nyawa'. Salah besar! Tindakan Daud adalah bukti kuat bahwa ia memiliki iman yang hidup, iman yang disertai dengan perbuatan. Ia sangat percaya bahwa "...semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita." (1 Yohanes 5:4). Namun bukan hanya Goliat yang harus dihadapi Daud, omongan kakaknya (Eliab) juga begitu meremehkan dan melemahkannya, tapi ia tetap maju. Saul sempat mengenakan baju perang kepada Daud, tapi ditanggalkannya. Daud memilih mengandalkan Tuhan dengan hanya berbekal tongkat, batu licin dan umban. Keberanian Daud bukan tanpa alasan! Daud mengandalkan Tuhan. Inilah yang disebut keberanian Ilahi. "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:37).
Saat ini ada 'Goliat-Goliat' modern yang siap menghancurkan semua impian, cita-cita dan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Bisa berupa masalah, sakit-penyakit, segala sifat kedagingan, orang-orang di sekitar, pikiran kita sendiri yang seringkali berkata: "Tidak mungkin, tidak mampu, mustahil." 'Goliat' membuat kita tidak bisa maksimal, malas dan kehilangan semangat dalam melayani Tuhan, termasuk segala perbuatan daging yang membuat kita berkompromi dengan dosa harus dimatikan! Jika tidak, kita tidak akan mengalami hidup yang berkemenangan di dalam Tuhan. Daud tidak menunggu Goliat mendatanginya, tapi Daud yang berlari menghampiri Goliat!
Jangan biarkan Goliat leluasa menjajah hidup kita! Pilihan hanya satu: kalahkan Goliat atau kita yang dikalahkannya!
Baca: 1 Samuel 17:40-58
"Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" 1 Samuel 17:48
Ketika sedang tertimpa masalah berat reaksi orang beraneka ragam: lari dari masalah, 'mati kutu', kalah sebelum bertanding, menyerah pada keadaan, frustasi, menyalahkan orang lain, mengasihani diri sendiri dan sebagainya. Tetapi perhatikan reaksi Daud ketika berhadapan dengan si raksasa itu: "...segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" (ayat nas).
Daud tidak gentar sedikit pun terhadap Goliat. Mungkin orang mengira bahwa tindakan yang dilakukan Daud ini adalah nekat dan bodoh, atau dengan istilah lain 'setor nyawa'. Salah besar! Tindakan Daud adalah bukti kuat bahwa ia memiliki iman yang hidup, iman yang disertai dengan perbuatan. Ia sangat percaya bahwa "...semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita." (1 Yohanes 5:4). Namun bukan hanya Goliat yang harus dihadapi Daud, omongan kakaknya (Eliab) juga begitu meremehkan dan melemahkannya, tapi ia tetap maju. Saul sempat mengenakan baju perang kepada Daud, tapi ditanggalkannya. Daud memilih mengandalkan Tuhan dengan hanya berbekal tongkat, batu licin dan umban. Keberanian Daud bukan tanpa alasan! Daud mengandalkan Tuhan. Inilah yang disebut keberanian Ilahi. "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:37).
Saat ini ada 'Goliat-Goliat' modern yang siap menghancurkan semua impian, cita-cita dan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Bisa berupa masalah, sakit-penyakit, segala sifat kedagingan, orang-orang di sekitar, pikiran kita sendiri yang seringkali berkata: "Tidak mungkin, tidak mampu, mustahil." 'Goliat' membuat kita tidak bisa maksimal, malas dan kehilangan semangat dalam melayani Tuhan, termasuk segala perbuatan daging yang membuat kita berkompromi dengan dosa harus dimatikan! Jika tidak, kita tidak akan mengalami hidup yang berkemenangan di dalam Tuhan. Daud tidak menunggu Goliat mendatanginya, tapi Daud yang berlari menghampiri Goliat!
Jangan biarkan Goliat leluasa menjajah hidup kita! Pilihan hanya satu: kalahkan Goliat atau kita yang dikalahkannya!
Subscribe to:
Posts (Atom)