Monday, June 10, 2013

DALAM PIMPINAN ROH KUDUS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2013 -

Baca:  Mazmur 51:1-21

"Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!"  Mazmur 51:13

Sebagai orang percaya kehidupan kita harus berbeda dari kehidupan orang-orang di luar Tuhan karena di dalam diri kita ada Roh kudus, seperti tertulis:  "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"  (1 Korintus 3:16) dan  "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Kuasa itulah yang senantiasa menyertai perjalanan hidup kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada akhir zaman.  Tanpa Roh Kudus kita tidak akan sanggup melewati tantangan hidup ini karena musuh selalu ada di sekeliling kita.  "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).

     Kekuatan kita sebagai manusia sangat terbatas.  Karena itu firmannya menasihati,  "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"  (Yesaya 2:22), sementara uang, kekayaan, jabatan, tentara atau popularitas juga sama sekali tidak bisa menjadi sandaran dan penolong bagi kita.  Inilah yang disadari Daud meski dia adalah seorang raja, berlimpah harta kekayaan, pemegang kekuasaan tertinggi dan juga ditopang oleh pasukan tentara yang kuat, tapi kesemuanya itu tak ada yang sanggup menolong hidupnya.  Daud pun mengakui,  "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."  (Mazmur 121:2),  "Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku."  (Mazmur 54:6).  Tanpa campur tangan Tuhan ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak punya arti apa-apa.  Itulah sebabnya Daud sangat membutuhkan penyertaan Tuhan melalui kuasa Roh kudus dalam hidupnya.  Ia pun memohon kepada Tuhan,  "...janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!"  (ayat nas).

     Tidak bisa dibayangkan jika kuasa Tuhan (RohNya) meninggalkan kita dan tidak lagi menyertai kita!  Ini yang terjadi dalam diri Saul.  "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu."  (1 Samuel 15:28).  Tanpa kuasa Tuhan menyertai, Saul harus menuai kegagalan dan kehancuran dalam hidupnya!  (Bersambung)

Sunday, June 9, 2013

PEMULIHAN CITRA DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2013 -

Baca:  Kejadian 3:1-24

"Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil."  Kejadian 3:23

Citra diri manusia telah menjadi rusak akibat pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa.  Mereka terpedaya tipu muslihat Iblis sehingga memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan.  "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya."  (ayat 6).

     Ketidaktaatannya kepada firman Allah membuat manusia jatuh dalam dosa.  Sebagai akibatnya, manusia (Adam dan Hawa) bukan hanya telah kehilangan persekutuan yang karib dengan Allah, tapi juga harus hidup dalam kondisi-kondisi akibat dosa yang telah diperbuatnya:  mengalami sakit waktu bersalin, bersusah payah dalam mencari rejeki (ayat 16-19).  Ada pun manusia yang citra dirinya telah rusak ini disebut sebagai manusia berdosa yang hidup tanpa persekutuan dengan Allah, padahal tujuan Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia dapat bersekutu denganNya dan untuk menyatakan kemuliaanNya.  Tapi sayang, dosa telah menjadi penghalang persekutuan tersebut.  Namun karena begitu besar kasih Allah kepada manusia, Ia merencanakan pemulihan bagi manusia;  dan rencana itu digenapiNya melalui Yesus Kristus.  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).  (baca  Yohanes 3:16).

     Melalui Yesus Kristus dosa kita ditebus.  Dialah yang membuka jalan baru yang merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan dengan Allah karena dosa dan menyediakan pendamaian melalui penderitaan dan kematianNya di atas kayu salib.  Yesus Kristus menjadi terkutuk supaya manusia percaya kepadaNya bebas dari kutuk.  Kita telah bersekutu kembali dengan Allah;  jurang pemisah itu telah ditutup dan diratakan oleh Yesus Kristus  (baca  Kolose 1:20).

"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  Roma 6:23