Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2013 -
Baca: Kejadian 3:1-24
"Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil." Kejadian 3:23
Citra diri manusia telah menjadi rusak akibat pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa. Mereka terpedaya tipu muslihat Iblis sehingga memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan. "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya." (ayat 6).
Ketidaktaatannya kepada firman Allah membuat manusia jatuh dalam dosa. Sebagai akibatnya, manusia (Adam dan Hawa) bukan hanya telah kehilangan persekutuan yang karib dengan Allah, tapi juga harus hidup dalam kondisi-kondisi akibat dosa yang telah diperbuatnya: mengalami sakit waktu bersalin, bersusah payah dalam mencari rejeki (ayat 16-19). Ada pun manusia yang citra dirinya telah rusak ini disebut sebagai manusia berdosa yang hidup tanpa persekutuan dengan Allah, padahal tujuan Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia dapat bersekutu denganNya dan untuk menyatakan kemuliaanNya. Tapi sayang, dosa telah menjadi penghalang persekutuan tersebut. Namun karena begitu besar kasih Allah kepada manusia, Ia merencanakan pemulihan bagi manusia; dan rencana itu digenapiNya melalui Yesus Kristus. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). (baca Yohanes 3:16).
Melalui Yesus Kristus dosa kita ditebus. Dialah yang membuka jalan baru yang merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan dengan Allah karena dosa dan menyediakan pendamaian melalui penderitaan dan kematianNya di atas kayu salib. Yesus Kristus menjadi terkutuk supaya manusia percaya kepadaNya bebas dari kutuk. Kita telah bersekutu kembali dengan Allah; jurang pemisah itu telah ditutup dan diratakan oleh Yesus Kristus (baca Kolose 1:20).
"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Roma 6:23
Sunday, June 9, 2013
Saturday, June 8, 2013
DAUD: Pilihan Tuhan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2013 -
Baca: Mazmur 78:65-72
"dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;" Mazmur 78:70
Kemampuan Daud memainkan kecapi membawanya ke dalam istana sebagai pelayan Saul. Bukan sekedar mampu, tapi di dalam dirinya ada urapan Tuhan sehingga setiap kali kecapi itu dimainkan Roh Tuhan melawat. "Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya." (1 Samuel 16:23). Tuhanlah yang menjadikan suara kecapi Daud berkuasa atas roh-roh jahat.
Untuk menjadi pribadi yang dipilih Tuhan Daud terlebih dahulu harus melewati proses pembentukan bertahun-tahun. Ia belajar setia, taat dan rendah hati melalui tugas yang dipercayakan kepadanya: penggembala domba dan pelayan Saul. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Keberanian Daud juga terbentuk saat berada di padang, "Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:37).
Pengalaman inilah yang membuatnya punya keberanian menghadapi Goliat. Ia berani bukan karena merasa kuat tapi karena ada keberanian Ilahi di dalamnya, di mana ia percaya bahwa ada Tuhan yang akan menyertainya. Bila manusia memilih seseorang seringkali berdasar atas apa yang terlihat dari luar: penampilan, gagah, tampan, cantik. Padahal penampilan luar itu seringkali menipu dan mengecoh kita, oleh karena itu kita diingatkan: "Don't judge the book from the cover!" Daud dipilih Tuhan bukan karena ia memiliki perawakan yang ideal bak peragawan, tapi karena Tuhan melihat hatinya. FirmanNya kepada Samuel, "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Setia, taat dan rendah hati ada dalam diri Daud, maka Tuhan memilih dan mengurapinya.
"...sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud." 1 Samuel 16:13b
Baca: Mazmur 78:65-72
"dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;" Mazmur 78:70
Kemampuan Daud memainkan kecapi membawanya ke dalam istana sebagai pelayan Saul. Bukan sekedar mampu, tapi di dalam dirinya ada urapan Tuhan sehingga setiap kali kecapi itu dimainkan Roh Tuhan melawat. "Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya." (1 Samuel 16:23). Tuhanlah yang menjadikan suara kecapi Daud berkuasa atas roh-roh jahat.
Untuk menjadi pribadi yang dipilih Tuhan Daud terlebih dahulu harus melewati proses pembentukan bertahun-tahun. Ia belajar setia, taat dan rendah hati melalui tugas yang dipercayakan kepadanya: penggembala domba dan pelayan Saul. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Keberanian Daud juga terbentuk saat berada di padang, "Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:37).
Pengalaman inilah yang membuatnya punya keberanian menghadapi Goliat. Ia berani bukan karena merasa kuat tapi karena ada keberanian Ilahi di dalamnya, di mana ia percaya bahwa ada Tuhan yang akan menyertainya. Bila manusia memilih seseorang seringkali berdasar atas apa yang terlihat dari luar: penampilan, gagah, tampan, cantik. Padahal penampilan luar itu seringkali menipu dan mengecoh kita, oleh karena itu kita diingatkan: "Don't judge the book from the cover!" Daud dipilih Tuhan bukan karena ia memiliki perawakan yang ideal bak peragawan, tapi karena Tuhan melihat hatinya. FirmanNya kepada Samuel, "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Setia, taat dan rendah hati ada dalam diri Daud, maka Tuhan memilih dan mengurapinya.
"...sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud." 1 Samuel 16:13b
Subscribe to:
Posts (Atom)